A - Fikaramandio/korpus-bahasa-Gayo GitHub Wiki
A
A dalam bahasa Gayo dapat berfungsi sebagai kata seru dan engklitik demonstratif
A sebagai kata seru
"A" atau kadang-kadang "e" berfungsi sebagai kata seru (interjeksi) yang digunakan untuk menyatakan persetujuan, kesepakatan, atau penegasan. Penggunaannya mirip dengan kata-kata seperti "e", "bòh", "nòh", dan "nÅ" dalam percakapan sehari-hari.
contoh: Betsi
- beta ke? â A, beta le: "Bukankah begitu? â Ya, benar begitu."
- ku ini ke kam? â A (atau ee): "Apakah kamu datang ke sini? â Ya."
- bloh pe ko ku so kase. â A (atau ee): "Pergilah kamu ke sana nanti. â Ya, baiklah."
Dengan kata lain, "A" atau "e" digunakan sebagai respons afirmatif atau tanda persetujuan dalam bahasa Gayo.
A Sebagai enklitik demonstratif
Dalam bahasa Gayo, "a" dan "e" berfungsi sebagai enklitik demonstratif yang dapat digunakan secara bergantian. Meskipun keduanya terkait dengan kata ganti penunjuk orang kedua "oya" (itu), ada kalanya penggunaan "a" atau "e" dipilih karena alasan eufoni (keindahan bunyi), dan pilihan ini tidak selalu konsisten antara dialek Gayo Lues dan dialek lainnya.
Berikut adalah beberapa poin penting mengenai penggunaan "a" dan "e":
Fungsi sebagai Kata Sandang Lemah:
-
Kekuatan penunjukan dari kedua enklitik ini umumnya sangat lemah.
-
Seringkali, mereka berfungsi lebih sebagai kata sandang penentu yang lemah, meskipun sering digunakan dalam konteks di mana kata sandang mungkin dianggap tidak perlu atau berlebihan dalam bahasa lain.
Penunjukan Kembali yang Lemah:
- Mereka juga dapat merujuk kembali secara lemah ke orang atau benda yang telah disebutkan sebelumnya, mirip dengan versi lemah dari "si".
Contoh Penggunaan
(dalam kalimat ini terdapat 2 buah "si", yang pertama "si nge jema" dan yang kedua "si nebang" meski sama-sama menanyakan orang namun memiliki perbedaan. Si nge; si sebagai katanya tanya menayakan orang, si nebang; si disini sebagai kata ganti relatif )
-
gere ipengedne pri ku o: tidak diindahkan apa yang saya katakan. ; variasi yang lazim digunakan saat ini untuk kata ipengedne adalah ipengene atau ipengen e, pengen = dengar
-
cemul oya i semelah si? â Sisihen, si lah a ke atawa si iwih e ke: ``kotak perhiasan itu disebelah mana? â dimananya ditengah ini atau yang dekat sampingnya ?
-
nge idemu e luju ni ama e a, renjel i mei e ku umah: sudah ketemu pisau ayahnya, lalu di dia membawanya ke rumah
Dalam contoh-contoh ini, "a" dan "e" digunakan untuk menunjuk pada objek atau orang yang telah disebutkan sebelumnya, dan kadang-kadang sebagai pengganti artikel atau kata sandang yang tidak diperlukan secara eksplisit dalam bahasa Indonesia.
Perubahan Vokal A menjadi E dalam Bahasa Gayo
Dalam bahasa Gayo, huruf a diucapkan mirip dengan bahasa Indonesia, baik pada suku kata terbuka (misalnya laba) maupun tertutup (misalnya panas).
A Panjang (aa)
Beberapa kata memiliki a panjang (aa) akibat hilangnya konsonan h, w, atau ng. Contoh:
Vokal E yang Berasal dari A
Bunyi e dalam bahasa Gayo berada di antara a dan e bahasa Indonesia, dan berasal dari perubahan bunyi a. Variasi ini terjadi secara dialek dan individual.
- Ada kata yang selalu a: ama, awal, rawan, mata.
- Ada kata yang selalu e: ine, sebep, wet, edep.
- Ada kata yang bisa a/e: benen/banan, berat/beret.
Aturan Perubahan
- Tidak ada aturan pasti, tetapi e tidak muncul sebelum p dan k.
Sumber :
- Hazeu, GAJ (1907) Gajosch - Nederlandsch Wordenboek, Batavia Landsrukkerij, halaman (1 - 2)