Pe - Fikaramandio/korpus-bahasa-Gayo GitHub Wiki
Pe
Pě
Kategori Gramatikal:
Kata keterangan (adverbia) dan konjungsi.
Definisi Pé (atau pèh, yang dianggap lebih kasar) adalah kata yang digunakan untuk menekankan atau menarik perhatian khusus pada kata sebelumnya. Fungsinya mirip dengan kata-kata seperti "juga," "pun," "bahkan," "apa yang menyangkut," atau "baik... maupun..." dalam bahasa Indonesia. Kata ini sering digunakan untuk menambah penegasan, melunakkan permintaan, atau menghubungkan dua hal dalam kalimat.
Fungsi Utama
1. Penegasan
- Deskripsi:
Pé digunakan untuk menegaskan suatu kondisi, tindakan, atau ketiadaan sesuatu secara mutlak.
2. Perbandingan
- Deskripsi:
Pé dapat digunakan untuk menyatakan kesetaraan atau kontras antara dua hal.- Pé ….., pé …..:
"Baik ….. maupun ….." - Wé pé bloh, aku pé bloh:
"Diapun pergi, akupun pergi." - Ike tue pé ko, těger ilen:
"Meskipun kamu sudah tua, kamu masih kuat." - Barik ku sih pé blohé, mahat kutundung:
"Ke mana pun dia pergi, saya akan mengikutinya." - Ike sanah pé kukundei, mahat tir-tir isautié:
"Apa pun yang saya tanya, dia langsung menjawabnya (cepat-cepat dijawabnya)."
- Pé ….., pé …..:
3. Pelunak dalam Permintaan
- Deskripsi:
Dalam konteks permintaan atau perintah, pé berfungsi sebagai pelunak untuk membuat nada bicara terdengar lebih sopan atau ramah.- Rai pé kějep:
"Ambil/jemputkan sebentar." - Běsilo pé aku kutiro ampun ku reje:
"Saat ini pun saya mohon ampun kepada Anda, Reje."
(Catatan: Kata pé di sini sering digunakan hanya untuk menambah kesopanan atau formalitas.) - Bloh pé ko k' oné kějep:
"Tolong pergi kesana sebentar." - Turun pé ko ku tuyuh 'ni:
"Turunlah kamu kebawah sini." - Ósanko pé ku aku:
"Berikanlah kepada saya." - Si pé (atau pèh) weihé tikik, ètèk! gěrah pědih aku:
"Berilah saya sedikit air, gadis! Saya sangat haus."
- Rai pé kějep:
4. Pilihan atau Kebebasan
- Deskripsi:
Pé digunakan untuk memberikan opsi tanpa memaksa pilihan tertentu.- Kundul pé nguk, sěsuk pé nguk:
"Dudukpun boleh, berdiripun boleh."
- Kundul pé nguk, sěsuk pé nguk:
5. Narasi atau Deskripsi
- Deskripsi:
Pé digunakan untuk menghubungkan dua tindakan atau kejadian dalam narasi.- Iparédné anaké a, wé pé bloh měsangka:
"Dia meletakkan anaknya, lalu dia sendiri berlari cepat menjauh." - Nge kuderet alak-alaké pé:
"Dia berkeringat karena beban berat yang harus dipikulnya." - Si pè(h) kěta kucube:
"Berikanlah biar saya coba." - Si pèh kucube jantarmè a:
"Mana biar saya coba sayur (hidangan) mu."
- Iparédné anaké a, wé pé bloh měsangka:
6. Metafora atau Moralitas
- Deskripsi:
Pé sering digunakan dalam ungkapan metaforis atau moral untuk menekankan makna filosofis atau sosial.- Putih pé kaming ituyuh n kěben, item pé kuren i atan para:
"Meskipun putih kambing ditempatkan di bawah lumbung padi; kuali, meskipun hitam legam, tetap ditempatkan di atas para (tempat yang lebih tinggi)."
(Makna moral: Tidak semua orang diperlakukan sesuai dengan jasa atau kebaikannya.) - Kité pé ara, suyen pé ara:
"tangga ada, tiangpun ada"
(Makna implisit: Segala sesuatu memiliki tempat atau perannya masing-masing.)
- Putih pé kaming ituyuh n kěben, item pé kuren i atan para:
7. Peminjaman atau Berbagi
- Deskripsi:
Pé digunakan untuk meminta sesuatu dengan sopan, sering kali dalam konteks peminjaman atau berbagi.- Si pé bungkusmu kějep, aku malé mangas:
"Pinjamkan bungkusanmu (tempat sirih) sebentar, saya ingin bersirih." - Si pé lujumu kějep:
"Pinjamkan pisaumu sebentar."
- Si pé bungkusmu kějep, aku malé mangas:
Analisis Budaya
-
Kesopanan dalam Permintaan:
Penggunaan pé dalam konteks permintaan mencerminkan pentingnya kesopanan dalam budaya Gayo. Kata ini membantu menjaga hubungan harmonis antara individu dengan cara melunakkan nada bicara. -
Interaksi Sosial:
Kalimat seperti si pé bungkusmu kějep dan si pé lujumu kějep menunjukkan kebiasaan saling berbagi atau meminjam barang dalam masyarakat Gayo, yang sering kali diiringi dengan sikap hormat. -
Kebersamaan dan Kehidupan Sehari-hari:
Kalimat seperti si pèh kěta kucube dan si pèh kucube jantarmè a mencerminkan nilai-nilai kebersamaan dalam budaya Gayo, di mana orang-orang sering kali berbagi makanan atau barang lainnya. Kata "pé" dalam bahasa Gayo adalah adverbia dan konjungsi yang fleksibel, dengan fungsi utama sebagai penegas, pelunak, atau penghubung dalam kalimat. Penggunaannya mencerminkan nilai-nilai budaya seperti kesopanan, kebersamaan, dan interaksi sosial.
Pé
PÉ/PÈH
Salabisasi: pé/pèh
Kelas kata: Partikel / Adverbia
Makna:
- Penekanan atau Perhatian Khusus: Digunakan untuk menekankan kata sebelumnya atau mengarahkan perhatian khusus pada sesuatu. Dapat diterjemahkan sebagai "juga," "bahkan," atau "mengenai."
- Adverbia Pelunak: Digunakan untuk melunakkan permintaan dalam bentuk imperatif, seperti "tolong," "sekali," atau "mohon."
- Konjungsi: Menghubungkan dua elemen dalam kalimat, sering kali diterjemahkan sebagai "baik... maupun..." atau "juga... juga..."
Variasi dan Makna Spesifik:
-
Pé ... Pé ...
- Makna: Digunakan untuk menyatakan kesetaraan atau hubungan antara dua hal, seperti "baik ... maupun ..." atau "sama dengan ... juga ..."
- Contoh: Pé pĕ....., pé ..... → "Baik ini ... maupun itu ..."
-
Pé + Kata Kerja/Adjektiva
- Makna: Menambahkan penekanan atau pelunakan pada tindakan atau sifat tertentu.
- Contoh: Pé bloh → "Juga pergi" atau "Sama saja pergi."
-
Pé + Konjungsi
- Makna: Digunakan untuk memperluas makna atau memberikan variasi dalam konteks.
- Contoh: Kundul pé nguk, sěsuk pé nguk → "Boleh duduk atau berdiri sesuai pilihan."
-
Pé + Permintaan
- Makna: Melunakkan permintaan dalam bentuk imperatif, sering dikombinasikan dengan kata seperti kějep ("sekali").
- Contoh: Ósanko pé ku aku → "Tolong berikan sekali kepada saya."
-
Pé + Ekspresi Negatif
- Makna: Digunakan untuk menegaskan ketiadaan atau kehampaan.
- Contoh: Gere sanah pé → "Sama sekali tidak ada."
Contoh Penggunaan:
-
Ini pé bèta wé → Juga ini sama saja.
-
Ara běkas-běkasé pé běsilo →Sampai sekarang masih ada sisa bekasnya
-
Putih pé kaming ituyuh n kěben, item pé kuren i atan para → Kambing, meskipun putih bersih, tetap ditempatkan di bawah lumbung padi; panci, meskipun hitam legam, tetap diletakkan di atas para-para
-
Blo pé ko k' oné kějep → Tolong pergi ke sana sebentar.
-
Si pé weihé tikik, ètèk! Gěrah pědih aku → Gadis, tolong beri aku sedikit air, aku sangat haus!
-
Barik ku sih pé blohé, mahat kutundung → Ke mana pun dia pergi, aku akan mengikutinya.
-
Ike sanah pé kukundei, mahat tir-tir isautié → Apa pun yang aku minta, dia langsung menjawab.
-
Gere sanah pé ipadnié → Dia tidak makan apa pun
Penjelasan Tambahan:
Partikel pé mencerminkan integrasi antara fungsi linguistik dan nilai-nilai budaya dalam masyarakat Gayo. Misalnya, penggunaannya dalam permintaan (pé + kějep) menunjukkan bagaimana bahasa digunakan untuk menciptakan interaksi yang harmonis dan saling menghormati. Sementara itu, penggunaannya dalam konteks penekanan atau kesetaraan mencerminkan fleksibilitas bahasa dalam menggambarkan realitas sosial.
Lihat juga: kějep (untuk referensi lebih lanjut tentang adverbia pelunak), sanah (untuk referensi tentang ketiadaan atau kehampaan).
Tabel Ringkasan
Kategori | Prefiks | Fungsi Utama | Makna Umum | Contoh |
---|---|---|---|---|
A | Pě- atau Pu- | Membentuk kata sifat keadaan/partisip | Keadaan terus-menerus, berkelanjutan, atau sudah lama berlangsung | Pulintang (melintang terus), Putèngkang (duduk mengangkang) |
B | Pě- atau Pu- | Membentuk frequentatifs | Tindakan berulang atau berkelanjutan | Pèsèsapu (terus-menerus menggosok), Pupěputer gumisé (memutar kumis terus-menerus) |
C | Pě- atau Poe- | Membentuk kata kerja transitif | Tindakan terus-menerus terhadap objek atau membiarkan sesuatu dalam kondisi tertentu | Ipějujungé němbahé (menjunjung beban), Ipèsohé kěbedné (mengosongkan lumbung) |
D | Pěr-, Pě-, Pu- | Membentuk kata sifat | Sifat yang sangat menonjol, superlatif, atau komparatif | Pěrkunde (penasaran), Pĕ(r)teik (ahli memanjat) |
E | Pě- (jarang Pěr-) | Membentuk nomina actionis | Tindakan itu sendiri, alat, atau pelaku | Pěmbèr (pembayaran), Pěnggues (alat untuk memukul) |
*F | Pě- (jarang Pěr-) | Membentuk kata kerja transitif | Kausatif, faktitif, atau intensif | Pěkěmèl (membuat malu), Pěringet (memperingatkan) |
G | Pě- (jarang Pěr-) | Membentuk kata benda dengan sufiks -en | Objek, hasil, tempat, atau konsep abstrak terkait tindakan | Pěrutangen (kreditur), Blang pěnjèmuren (ladang pengeringan padi) |
A
1. Definisi dan Karakteristik Prefiks Pě- atau Pu- (tidak pernah Pěr-) digunakan untuk membentuk kata sifat keadaan (toestandswoorden) atau partisip (deelwoorden). Kata-kata ini memiliki makna yang menunjukkan keadaan terus-menerus, berkelanjutan, atau sudah lama berlangsung sesuai dengan kondisi yang diungkapkan oleh kata dasar.
2. Makna Umum Kata-kata yang dibentuk dengan Pě- atau Pu- menunjukkan:
- Keadaan terus-menerus : Sesuatu yang terjadi tanpa henti.
- Berkelanjutan : Sesuatu yang terus berlangsung selama periode tertentu.
- Sudah lama berlangsung : Sesuatu yang telah berada dalam kondisi tertentu untuk waktu yang lama.
3. Contoh
Kata | Arti | Deskripsi |
---|---|---|
Pulintang | "Terus-menerus melintang [di jalan]." | Menunjukkan posisi benda atau orang yang terus-menerus melintang. |
Putèngkang | "Duduk dengan kaki terbuka lebar-lebar." | Menggambarkan cara duduk yang spesifik, yaitu dengan kaki mengangkang. |
Pěròpa | "Berbaring telungkup di atas perut." | Menggambarkan posisi tubuh yang sedang berbaring telungkup. |
Péwé | "Terus-menerus menunggu." | Menunjukkan tindakan menunggu yang dilakukan secara terus-menerus. |
Putěntang | "Terus-menerus mengarah lurus ke (dari mata)." | Menggambarkan pandangan mata yang terus-menerus fokus pada satu arah. |
Pěikot / Puikot | "Terus-menerus terikat [siap digunakan]." | Menunjukkan bahwa sesuatu sudah lama terikat atau siap digunakan. |
Pějěmur / Pujěmur | "Terus-menerus dikeringkan." | Menggambarkan proses pengeringan yang berlangsung terus-menerus. |
Pějěrang / Pujěrang | "Terus-menerus berada di atas api (periuk nasi)." | Menunjukkan bahwa sesuatu (seperti periuk nasi) terus-menerus di atas api. |
4. Fungsi Gramatikal
-
Kata Sifat Keadaan :
Kata-kata ini mendeskripsikan keadaan tertentu yang dialami oleh subjek atau objek. Misalnya, putèngkang menggambarkan cara duduk seseorang. -
Partisip :
Kata-kata ini dapat berfungsi sebagai partisip, yaitu bagian dari kalimat yang menjelaskan tindakan atau keadaan yang sedang berlangsung. Misalnya, péwé menunjukkan tindakan menunggu yang terus-menerus.
B
1. Definisi dan Karakteristik Prefiks Pě- atau Pu- yang digabungkan dengan pengulangan kata dasar digunakan untuk membentuk frequentatif, yaitu kata-kata yang menunjukkan tindakan berulang, terus-menerus, atau dilakukan secara intensif.
2. Makna Umum Kata-kata yang dibentuk dengan pola ini memiliki makna:
- Tindakan berulang: Sesuatu yang dilakukan secara berulang-ulang.
- Terus-menerus: Tindakan yang dilakukan tanpa henti atau dalam jangka waktu tertentu.
- Intensitas tinggi: Tindakan yang dilakukan dengan frekuensi atau intensitas tinggi.
3. Contoh dan Penjelasan
Kata | Arti | Deskripsi |
---|---|---|
Pěkěkede | "Berjalan-jalan santai, membuat perjalanan menyenangkan." | Menggambarkan aktivitas berjalan-jalan santai sebagai bentuk rekreasi. |
Purěralan | "Berjalan santai, berkeliling." | Menunjukkan tindakan berjalan-jalan tanpa tujuan khusus. |
Pèsèsapu | "Terus-menerus menggosok." | Menggambarkan tindakan menggosok yang dilakukan secara berulang atau terus-menerus. |
Posop-osop | "Menghilang secara berulang-ulang." | Menunjukkan seseorang atau sesuatu yang sering menghilang dan muncul lagi. |
Puama-ama | "Terus-menerus mengatakan 'ayah!'" | Menggambarkan seseorang yang sering memanggil atau menyebut kata "ayah." |
Pukěkěrès | "Bersuara gemerisik." | Menunjukkan suara gemerisik yang terus-menerus atau berulang. |
Pugěgělam | "Berjalan dengan langkah terseret-seret." | Menggambarkan cara berjalan dengan langkah yang terseret-seret. |
Puděděring | "Mendengung atau bergumam." | Menunjukkan suara mendengung atau bergumam yang terus-menerus. |
Pupěputer tukengku | "Perutku terus berputar di dalam tubuhku (saat sakit perut)." | Menggambarkan sensasi mulas yang terus-menerus saat sakit perut. |
Pupěputer gumisé | "Terus-menerus memutar kumisnya." | Menunjukkan kebiasaan seseorang yang sering memainkan atau memutar kumisnya. |
4 Fungsi Gramatikal
-
Frequentatifs:
Kata-kata ini berfungsi sebagai alat derivasi untuk mengekspresikan tindakan yang dilakukan secara berulang, terus-menerus, atau dengan intensitas tinggi. Misalnya, pèsèsapu menunjukkan tindakan menggosok yang tidak hanya sekali, tetapi berulang kali. -
Pengulangan Kata Dasar:
Pengulangan kata dasar menciptakan nuansa repetisi atau intensitas dalam tindakan tersebut. Misalnya, posop-osop menekankan bahwa tindakan "menghilang" terjadi berkali-kali.
C
1. Definisi dan Karakteristik Prefiks Pě- atau Pu- digunakan untuk membentuk kata kerja transitif, yaitu kata kerja yang memerlukan objek langsung. Kata-kata ini sering kali menunjukkan tindakan yang dilakukan secara terus-menerus, berkelanjutan, atau sudah lama berlangsung terhadap suatu objek.
Dalam bentuk tak baku atau tidak diubah, awalan m- ditambahkan ke kata kerja, sementara bunyi p- dari prefiks tetap dipertahankan.
2. Makna Umum Kata-kata yang dibentuk dengan Pě- atau Pu- memiliki makna:
- Terus-menerus : Tindakan yang dilakukan tanpa henti terhadap objek.
- Berkelanjutan : Tindakan yang berlangsung selama periode tertentu.
- Sudah lama berlangsung : Tindakan yang telah dilakukan atau dialami oleh objek untuk waktu yang lama.
3. Contoh
Kata | Arti | Deskripsi |
---|---|---|
Ipějujungé němbahé | "Dia terus-menerus memikul bebannya di kepala." | Menunjukkan bahwa subjek terus-menerus menjunjung beban di atas kepalanya. |
Nge ipuèdangé (atau ipèdangé) kro n amaé | "Sudah disajikannya nasi (hidangan) untuk ayahnya " | Menggambarkan bahwa subjek telah menyiapkan makanan untuk seseorang yang belum tiba. |
Ipěgaralé lujué | "Dia memembiarkan pisaunya sebagai jaminan (tidak menebusnya)" | Menunjukkan bahwa subjek tidak/belum mengambil kembali barang yang dijadikan jaminan. |
Ipèsohé (atau ipusohé) kěbedné | "Dikosongkannya lumbung padinya" | Menggambarkan tindakan membiarkan sesuatu dalam kondisi tertentu untuk tujuan tertentu. |
Ipětumpit ineé anaké maté | "Ibu memangku anaknya yang sudah meninggal." | Menunjukkan bahwa subjek terus-menerus melakukan tindakan tertentu (memangku) meskipun situasinya berubah. |
4 Fungsi Gramatikal
-
Kata Kerja Transitif:
Kata-kata ini memerlukan objek langsung karena tindakan tersebut dilakukan terhadap sesuatu atau seseorang. Misalnya, ipějujungé němbahé memiliki objek "bebannya" (němbahé). -
Tindakan Terus-Menerus atau Berkelanjutan:
Makna "terus-menerus" atau "sudah lama" mencerminkan intensitas atau durasi tindakan tersebut. Misalnya, ipèsohé kěbedné menunjukkan bahwa subjek membiarkan tempat penyimpanan padinya kosong untuk waktu yang lama.
D
1. Definisi dan Karakteristik Prefiks Pěr-, Pě-, atau Pu- digunakan untuk membentuk kata sifat dengan makna intensitas tinggi, superlatif, atau komparatif. Kata-kata ini sering kali menunjukkan sifat yang sangat menonjol, keahlian tertentu, atau kondisi ekstrem dari kata dasar.
Dalam beberapa kasus, kata-kata ini diikuti oleh sufiks seperti pědih ("sangat") atau awalan lain seperti bet untuk menambah intensitas maknanya.
2. Makna Umum Kata-kata yang dibentuk dengan Pěr-, Pě-, atau Pu- memiliki makna:
- Intensitas tinggi : Menunjukkan sifat yang sangat menonjol.
- Keahlian atau kepakaran : Menunjukkan bahwa subjek adalah ahli dalam sesuatu.
- Superlatif: Paling atau maksimal dalam suatu kualitas.
- Komparatif: Lebih besar atau lebih baik dibandingkan dengan yang lain.
3. Contoh dan Penjelasan
Kata | Arti | Deskripsi |
---|---|---|
Pěrkunde (pěkunde atau pukunde) | "Penasaran, suka bertanya." | Menggambarkan seseorang yang sangat ingin tahu atau sering bertanya. |
Pěrikot | "Sangat rajin dalam mengikat." | Menunjukkan seseorang yang sangat tekun atau rajin dalam melakukan pekerjaan tertentu. |
Pěrkedik (pěkědik atau pukědik) | "Suka tertawa, mudah tertawa." | Menggambarkan seseorang yang sering tertawa atau memiliki sifat humoris. |
Pěrkèt (pěkèt atau pukèt) | "Suka menggigit." | Menunjukkan seseorang yang cenderung agresif atau suka menggigit (baik secara literal maupun metaforis). |
Pěrangkap (puangkap atau pěangkap) | "Suka menikahkan anak perempuan dalam sistem angkap." | Menggambarkan preferensi budaya dalam pernikahan tradisional. |
Pugěrěle | "Kagetan, latah, mudah takut, atau selali membuat orang lain terkejut | Menunjukkan sifat latah atau ketidakstabilan emosional yang memengaruhi perilaku. |
Pěrusuh | "Bersifat pencuri." | Menggambarkan seseorang yang sering mencuri atau memiliki sifat kriminal. |
Pĕ(r)teik | "Ahli memanjat, seorang pendaki ulung." | Menunjukkan keahlian atau kepakaran dalam memanjat. |
Pěgěson | "Seorang pengecut." | Menggambarkan seseorang yang penakut atau tidak berani. |
Pěrungger | "Seorang penggosip, pembicara fitnah." | Menunjukkan seseorang yang suka menyebarkan gosip atau fitnah. |
Pěrutang | "Sering berhutang, seorang penghutang." | Menggambarkan seseorang yang sering berhutang atau memiliki banyak utang. |
4. Superlatif dan Komparatif Selain membentuk kata sifat dengan intensitas tinggi, prefiks ini juga dapat digunakan untuk mengekspresikan superlatif (paling) atau komparatif (lebih).
Contoh Superlatif dan Komparatif:
- Kol:
"Besar." - Kolen (mukol(en) atau pukolen):
"Lebih besar." - Si mbèh pěkolé ([si mbèh] pěkolné):
"Yang paling besar." - Kol pědih (pékol pédih):
"Sangat besar." - Si pěkolné pědih:
"yang paling besar saja"
5 Fungsi Gramatikal
-
Kata Sifat dengan Intensitas Tinggi:
Kata-kata ini mendeskripsikan karakteristik manusia, benda, atau situasi tertentu dengan intensitas tinggi. Misalnya, pěrusuh menggambarkan seseorang yang sering mencuri. -
Superlatif dan Komparatif:
Penggunaan sufiks seperti pědih atau awalan seperti bet memperkuat makna superlatif atau komparatif. Misalnya, kol pědih menunjukkan "sangat besar," sedangkan si pěkolné pědih menunjukkan "yang paling besar."
E
1. Definisi dan Karakteristik
Prefiks Pě- (dan jarang Pěr-) digunakan untuk membentuk nomina actionis, yaitu kata benda (substantief) yang menunjukkan:
- Tindakan atau keadaan itu sendiri,
- Alat atau sarana yang digunakan untuk melakukan tindakan tersebut,
- Pelaku yang menjadikan tindakan tersebut sebagai pekerjaannya.
Nasalasi hampir tidak pernah muncul setelah Pě-, meskipun ada beberapa pengecualian. Dalam beberapa kasus, bentuk ini dapat bergantian dengan Pě-en (lihat subkategori g).
2. Makna Umum
Kata-kata yang dibentuk dengan Pě- memiliki makna:
- Tindakan atau keadaan itu sendiri: Menunjukkan aktivitas atau kondisi yang disebutkan oleh kata dasar.
- Alat atau sarana: Menunjukkan alat, instrumen, atau cara yang digunakan untuk melakukan tindakan tersebut.
- Pelaku: Menunjukkan orang yang melakukan tindakan tertentu sebagai pekerjaannya.
3. Contoh
Kata | Arti | Deskripsi |
---|---|---|
Pěmbèr | "Pembayaran, alat pembayaran." | Menunjukkan tindakan membayar atau alat yang digunakan untuk membayar. |
Pěmbětih | "Pengetahuan, keterampilan." | Mengacu pada tindakan mengetahui atau memahami sesuatu. |
Pěnèngón | "Penglihatan, indra atau tanpa indra penglihatan." | Menunjukkan tindakan melihat baik cdengan atau tanpa indra organ tubuh yang digunakan untuk melihat. |
Pěnyakit | "Penyakit." | Mengacu pada kondisi sakit atau keadaan penyakit. |
Pěnawar | "Alat untuk melemahkan, pendingin/penawar" | Menunjukkan sarana atau metode untuk mencapai tujuan tertentu (melemahkan, mendinginkan atau menawarkan racun). |
Pěnlalé | "Pengalihan perhatian." | Mengacu pada tindakan mengalihkan perhatian. |
Pěnggues | "(Stok) untuk memukul." | Menunjukkan alat yang digunakan untuk memukul. |
Pěněrang | "Cara untuk menjelaskan." | Mengacu pada metode atau sarana untuk menjelaskan sesuatu. |
Pěn(t)ěnah | "Pengantar pesan." | Menunjukkan pelaku yang bertugas menyampaikan pesan. |
Pěnayo | "petugas yang memasukan" | Menunjukkan pelaku yang menjadikan pekerjaan mengupas padi sebagai tugasnya. |
Pěngangku | "Penjamin, jaminan." | Mengacu pada seseorang yang menjadi penjamin atau alat yang digunakan sebagai jaminan. |
Pěnéwé / Pěnèwèn | "Penjaga, pengawas." | Menunjukkan pelaku yang bertugas menjaga atau mengawasi sesuatu. |
4 Fungsi Gramatikal
-
Nomina Actionis:
Kata-kata ini berfungsi sebagai kata benda yang menunjukkan tindakan, alat, atau pelaku. Misalnya, pěnggues adalah alat untuk memukul, sementara pěnayo adalah pelaku yang memasukan misalnya padi. -
Hubungan dengan Konteks Budaya:
Beberapa kata seperti pěngangku (penjamin) dan pěnéwé (penjaga) mencerminkan nilai-nilai sosial dalam masyarakat, seperti tanggung jawab dan peran individu dalam komunitas.
B. Makna Budaya
-
Nilai Spesifik dalam Kosakata:
Kata-kata seperti pěnawar (pendingin) dan pěněrang (cara menjelaskan) mencerminkan praktik budaya atau teknologi lokal yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. -
Peran Sosial:
Pelaku seperti pěn(t)ěnah (pengantar pesan) dan pěnayo (petugas pengupas padi) menunjukkan pentingnya peran individu dalam sistem sosial dan ekonomi masyarakat Gayo.
F
1. Definisi dan Karakteristik
Prefiks Pě- (dan jarang Pěr-) digunakan untuk membentuk kata kerja transitif, yaitu kata kerja yang memerlukan objek langsung. Kata-kata ini sering kali memiliki makna:
- Kausatif: Menyebabkan sesuatu terjadi pada objek.
- Faktitif: Melakukan tindakan untuk mencapai tujuan tertentu.
- Intensif: Tindakan yang dilakukan dengan intensitas tinggi atau berulang.
Dalam beberapa kasus, sufiks tambahan seperti -i atau -en dapat digunakan untuk memperkuat makna. Nasalasi jarang terjadi, tetapi ada beberapa pengecualian.
2. Makna Umum
Kata-kata yang dibentuk dengan Pě- memiliki makna:
- Kausatif: Menyebabkan sesuatu terjadi pada objek. Contoh: pěkěmèl ("membuat malu").
- Faktitif: Melakukan tindakan untuk menciptakan hasil tertentu. Contoh: pě(r)kotèk ("mengotorkan - misal nama seseorang").
- Intensif: Tindakan yang dilakukan dengan kekuatan besar atau berulang. Contoh: pěkěkarón ("terus-menerus membuat keributan").
Beberapa kata kerja yang dibentuk dengan Pě- memiliki makna yang praktis tidak berbeda dengan kata kerja yang menggunakan sufiks -en.
3. Contoh
Kata | Arti | Deskripsi |
---|---|---|
Pěkěmèl (= pěkenyel, = pèsot, pěrèsót of pèsot-èst) | "Membuat malu." | Menunjukkan tindakan yang menyebabkan seseorang merasa malu. |
Pěgah-(pě)gah | "Membanggakan - Membuat sesuatu dikenal secara umum." | Mengacu pada tindakan menyebarkan informasi kepada publik. |
Pě(r)kotèk | "mengotorkan- misal nama seseorang." | Menunjukkan tindakan yang merusak reputasi orang lain. |
Pěringet | "Memperingatkan." | Mengacu pada tindakan memberikan peringatan atau nasihat. |
Pěsangkan / Pěnyangkan (= sangkan) | "Menculik, membawa lari." | Menunjukkan tindakan membawa seseorang atau sesuatu dengan cara melarikan diri. |
Pěkěkarón / Pěngěngaron | "Terus-menerus membuat keributan" | Menggambarkan tindakan yang dilakukan dengan intensitas tinggi atau berulang. |
4. Fungsi Gramatikal
-
Kata Kerja Transitif:
Kata-kata ini memerlukan objek langsung karena tindakan tersebut dilakukan terhadap sesuatu atau seseorang. Misalnya, pěkěmèl memiliki objek "seseorang" yang menjadi malu. -
Makna Kausatif, Faktitif, dan Intensif:
- Kausatif: Kata seperti pěkěmèl menunjukkan bahwa subjek menyebabkan objek mengalami perubahan (dalam hal ini, rasa malu).
- Faktitif: Kata seperti pě(r)kotèk menunjukkan bahwa subjek melakukan tindakan untuk mencapai hasil tertentu (merusak reputasi).
- Intensif: Kata seperti pěkěkarón menunjukkan bahwa tindakan dilakukan dengan kekuatan besar atau berulang.
-
Hubungan dengan Sufiks -en:
Beberapa kata kerja yang dibentuk dengan Pě- memiliki makna yang hampir sama dengan kata kerja yang menggunakan sufiks -en. Misalnya, pěkěmèl memiliki makna serupa dengan bentuk lain yang menggunakan sufiks -en.
G
1. Definisi dan Karakteristik
Prefiks Pě- (atau jarang Pěr-) yang diikuti oleh sufiks -en digunakan untuk membentuk kata benda dalam bahasa Gayo. Kata-kata ini memiliki makna yang beragam, termasuk:
- Objek atau hasil dari tindakan yang disebutkan oleh kata dasar,
- Tempat di mana tindakan dilakukan atau tempat di mana sekelompok objek terkait dengan tindakan tersebut,
- Konsep abstrak yang terkait dengan tindakan atau keadaan itu sendiri.
Nasalasi dapat muncul, tetapi tidak selalu wajib. Dalam beberapa kasus, bentuk tanpa sufiks -en memiliki makna serupa dengan bentuk yang menggunakan sufiks -en.
2. Makna Umum
Kata-kata yang dibentuk dengan Pě- memiliki makna:
- Objek atau hasil: Menunjukkan sesuatu yang menjadi target tindakan tertentu atau hasil dari tindakan tersebut.
- Tempat: Menunjukkan lokasi atau tempat di mana tindakan tertentu biasanya dilakukan.
- Konsep abstrak: Mengacu pada konsep abstrak yang terkait dengan tindakan atau keadaan tertentu.
3. Contoh
Kata | Arti | Deskripsi |
---|---|---|
Pěrutangen | "Kreditur." | Menunjukkan seseorang yang memberikan utang (objek dari tindakan). |
Pěridon | "Debitur." | Menunjukkan seseorang yang menerima utang (objek dari tindakan). |
Pěnggaralanku luju ini | "Pisau ini telah saya jadikan jaminan." | Mengacu pada objek (pisau) yang menjadi hasil dari tindakan menjadikan jaminan. |
Ini róm pěnayónku manè | "Ini adalah padi yang saya gosok kemarin." | Menunjukkan hasil dari tindakan menggosok padi. |
Ini kurik pěnjanggutenkoe manè | "Ini adalah ayam yang saya cabuti bulunya" | Menunjukkan hasil dari tindakan mencabut bulu ayam. |
Pěnggěralen | "Pemberian nama" | Mengacu pada seseorang yang menjadi hasil dari tindakan memberikan nama kepada seorang anak misalnya. |
Pěn(g)hukumen | "Vonis." | Menunjukkan hasil dari proses hukum. |
Blang pěnjèmuren | "Lapangan tempat menjemur padi " | Menunjukkan tempat di mana tindakan tertentu (pengeringan padi) biasa dilakukan. |
Pěninumen ni korongku | "Tempat kerbau saya minum." | Menunjukkan lokasi berdasarkan jejak aktivitas (minum). |
Pěndepeten | "Pendapat atau penilaian." | Menunjukkan konsep abstrak yang terkait dengan tindakan menilai. |
Pěruntungen | "Nasib atau takdir." | Mengacu pada konsep abstrak yang terkait dengan keadaan hidup seseorang. |
4. Fungsi Gramatikal
- Kata Benda (Substantieven):
Kata-kata ini berfungsi sebagai alat derivasi untuk membentuk kata benda yang menunjukkan objek, hasil, tempat, atau konsep abstrak terkait tindakan atau keadaan.
B. Makna Budaya
- Nilai Spesifik dalam Kosakata:
Kata-kata seperti pěrutangen (kreditur) dan pěridon (debitur) mencerminkan sistem keuangan tradisional dalam masyarakat.