Blah - Fikaramandio/korpus-bahasa-Gayo GitHub Wiki
Blah
atau Bĕlah
-
Salabisasi:
- Blah → Bl-ah
- Bĕlah → Bĕ-lah
-
Kelas kata: Nomina
-
Makna:
-
Fisik: Benda yang terbelah, terpecah, atau terbagi menjadi dua bagian; setengah dari sesuatu yang terbelah; sisi atau kantong dari suatu ruang atau kelompok yang terbagi.
-
Sosial/Budaya: Wilayah permukiman tertentu dalam sebuah desa (kampung) yang dihuni oleh kelompok tertentu (misalnya, cabang keluarga besar); juga merujuk pada kelompok kecil dalam masyarakat yang tinggal bersama di satu wilayah tertentu.
-
Anatomi: Digunakan sebagai penanda untuk benda-benda yang berpasangan, seperti tangan, mata, dan sebagainya.
-
-
Fungsi Utama:
- Menggambarkan sesuatu yang terbelah atau terbagi menjadi dua bagian.
- Menunjukkan sisi atau kantong wilayah tertentu dalam konteks geografis atau sosial.
- Merujuk pada kelompok kecil dalam masyarakat atau keluarga besar yang tinggal bersama di satu area.
- Blah n Krambil (Uluh) : Bagian kelapa atau bambu :: saat ini kata kerambil lebih sering terdengar keramil
- Ibuh reje ukumé ukum blah uluh: "Reje memutuskan dengan hukum belah bambu" (saat membelah bambu, satu bagian diinjak ke bawah dengan kaki, sementara bagian lainnya ditarik ke atas dengan tangan).
- Penjelasan: Frasa ini menggambarkan proses fisik pembagian bambu menjadi dua bagian, yang kemudian digunakan sebagai metafora untuk menunjukkan ketidakadilan atau keberpihakan dalam pengambilan keputusan.
- Blah Bubung : Salah satu bagian atap rumah tradisional yang terbelah atau terpisah, sering digunakan untuk merujuk pada struktur fisik rumah dalam arsitektur tradisional Gayo.
- Blah Dede : Salah satu model pakaian (baju) dengan detail desain pada bagian dada terbelah
- Blah Kal : Setengah dari tempurung kelapa
Frasa Blah dalam Konteks Geografis dan Sosial
Kata "blah" dalam bahasa Gayo memiliki makna yang sangat kontekstual, terutama ketika digunakan untuk merujuk pada wilayah atau kelompok sosial tertentu.
-
blah bei Rajim guru-didòngé, blah bĕru Ama n mayak Jaran : "Dari pihak pengantin pria Rajim yang menjadi guru didong, sedangkan dari pihak pengantin wanita Ama n mayak Jaran" Keterangan : Begitu menikah maka sebutan untuk suami adalah Ama n Mayak dan untuk istri inen Mayak, di wilayah Gayo Laut sebutan Ama n Mayak dan Inen Mayak tidak berubah sampai mereka memiliki anak, sebutan berubah sesuai nama anak sulung baik lelaki maupun perempuan. Namun di wilayah lain, sebutan Ama n Mayak dan inen Mayak biasanya di ikuti oleh nama/sebutan tertentu untuk membedakan antara satu pasangan pengantin baru dengan pasangan lainnya, sebutan ini random, ada yang sesuai situasi, misal saat pernikahan ada gelegar petir (dalam bahasa Gayo disebut gegur) makan Ama n mayak dan Inen Mayak akan disebut dengan Ama n Mayak Gegur dan Inen Mayak Gegur nama gegur akan berganti setelah mereka memiliki anak dengan nama anak sulungnya.
-
Blah Cik Kapit Tōa Umahé, Blah Imem Kapit Uken : "keluarga besar cik (sebutan untuk pemimpin) tinggal di hilir sungai, sedangkan keluarga besar Imem tinggal di hulu"
Keterangan : Dalam sistem kepemerintahan Gayo, masyarakat di pimpin secara kolektif oleh Reje/Kejurun/Penghulu, imem dan petue, yang didukung oleh sejumlah suboordinat sesuai kebutuhan masing-masing kampung. Meski disebut Reje, tidak bearti sistem kepemerintahannya adalah sistem monarki. Jaman dahulu dalam satu kampung semua masyarakatnya memiliki pertalian darah, karenanya siapun yang menjadi pemimpin di kampung tersebut adalah keluarga besar (sudere). Domisili keluarga besar sering kali diberi tanda sesuai dengan arah arus sungai/alur Uken untuk hulu dan Toa untuk hilir. Untuk membantu tugas-tugas Reje, jika wilayah terlalu luas maka dalam wilayah Reje ada perwakilan yang disebut dengan Bedel atau cik. Khusus untuk wilayan Bebesen, pimpinan tertinggi disebut Cik
- I Isak blah Reje i Kute Kring, Blah Cik i Krambil Bur : Keluarga besar reje tinggal di Kute Kring, sedangkan keluarga cik di Kerambil bur
Sĕmĕlah
-
Salabisasi: Sĕ-mĕ-lah
-
Kelas kata: Nomina
-
Makna:
- Salah satu bagian dari sesuatu yang telah terbelah menjadi dua, sering digunakan untuk merujuk pada salah satu sisi, kantong, atau bagian tertentu dari suatu benda atau wilayah.
- Dapat juga digunakan untuk menggambarkan pembagian dalam konteks fisik, sosial, atau bahkan metaforis.
-
Fungsi Utama:
- Menggambarkan salah satu bagian dari sesuatu yang terbelah atau terbagi menjadi dua.
- Digunakan untuk menunjukkan pembagian fisik (seperti benda atau tanah), anatomi tubuh (seperti mata atau kaki), atau konsep abstrak (seperti kelompok atau pihak).
-
Contoh Penggunaan:
- Sĕmĕlah ….. sĕmĕlah ….. → "Sisi satu …. sisi lainnya."
- Penjelasan: Kata sĕmĕlah digunakan untuk merujuk pada salah satu bagian dari sesuatu yang terbelah atau terpisah.
- Bĕnang sĕmĕlah [tangkasen] → "Benang setengah gulungan"
- Penjelasan: Kata sĕmĕlah digunakan untuk menunjukkan setengah dari suatu benda yang telah dibagi.
- Pinang sĕmĕlah → "Setengah dari buah pinang yang telah dipotong"
- Sĕmĕlah ….. sĕmĕlah ….. → "Sisi satu …. sisi lainnya."
-
Kró sĕmĕlah pinggen ipadnié → "Dia makan setengah piring nasi."
- Penjelasan: Kata sĕmĕlah digunakan untuk merujuk pada setengah dari suatu benda fisik (piring nasi).
-
Pinang sĕmĕlah → "Setengah dari buah pinang yang telah dipotong."
- Penjelasan: Kata sĕmĕlah digunakan untuk menunjukkan salah satu bagian dari buah pinang yang telah dibelah.
-
Sĕmĕlah kiding (kĕmiring) → "Satu kaki (atau telinga)."
- Penjelasan: Kata sĕmĕlah digunakan untuk merujuk pada salah satu bagian dari anggota tubuh yang berpasangan.
-
Mubóta sĕmĕlah mataé → "salah satu matanya buta"
- Penjelasan: Kata sĕmĕlah digunakan untuk menunjukkan kondisi salah satu bagian dari pasangan organ tubuh.
-
Nyidik urang tue ku sĕmĕlah si mĕnĕngkam kōrō → "Orang tuaku menyelidiki siapa yang mencuri kerbau."
- Penjelasan: Kata sĕmĕlah digunakan untuk merujuk pada salah satu pihak dalam konflik atau investigasi.
-
Ibagén amaé tĕrsĕmĕlahen ume urum mpoes kuanaké → "Ayah memberikan separuh sawah dan kebunnya kepada kedua anaknya."
- Penjelasan: Kata sĕmĕlah digunakan untuk menunjukkan pembagian properti atau aset secara adil antara dua pihak.
-
Sĕmĕlah cenderung lebih spesifik dan sering digunakan dalam konteks formal atau deskriptif.
-
Sĕmĕlah lebih sering digunakan untuk merujuk pada benda fisik atau pembagian konkret.
-
Sĕbĕlah lebih luas dan dapat digunakan dalam konteks abstrak, seperti arah atau posisi relatif.
Mĕmb(ĕ)lah atau (Mĕ)mĕlah**
-
Salabisasi:
- Mĕm-b(ĕ)-lah → Mĕm-bĕ-lah
- (Mĕ)-mĕ-lah → Mĕ-mĕ-lah
-
Kelas kata: Verba (Kata Kerja)
-
Makna:
- Utama: Memotong, membelah, atau memisahkan sesuatu menjadi dua bagian, sering kali digunakan untuk benda seperti bambu, kayu, atau bahkan organ tubuh dalam konteks tertentu.
- Spesifik: Dalam beberapa konteks, kata ini juga digunakan untuk aktivitas perdagangan seperti menjual dalam potongan kecil atau membajak sawah untuk pertama kalinya.
-
Fungsi Utama:
- Menggambarkan tindakan fisik membelah atau memisahkan suatu benda.
- Digunakan dalam konteks praktis (seperti membelah bambu), simbolis, atau agraris (seperti membajak sawah).
-
Contoh Penggunaan:
- Tuke n iken iblahié → "Dia membelah perut ikan."
- Penjelasan: Kata iblahié menunjukkan tindakan membelah sesuatu secara fisik (perut ikan).
- Iblahné pinggenkoe → "Dia telah memecahkan piringku."
- Penjelasan: Kata iblahné digunakan untuk menggambarkan tindakan memecahkan atau membelah sebuah objek (piring).
- Tuke n iken iblahié → "Dia membelah perut ikan."
Perbandingan dengan Kata Serupa
Kata "mĕmb(ĕ)lah" memiliki makna yang mirip dengan kata-kata lain seperti "blah" atau "sĕmĕlah", tetapi ada beberapa perbedaan halus dalam penggunaannya:
-
Tingkat Aksi:
- Mĕmb(ĕ)lah adalah kata kerja yang menunjukkan tindakan aktif membelah atau memisahkan.
- Blah atau sĕmĕlah adalah kata benda yang merujuk pada hasil pemisahan atau salah satu bagian dari sesuatu yang telah terbelah.
-
Konteks Penggunaan:
- Mĕmb(ĕ)lah lebih umum digunakan dalam konteks tindakan fisik atau aktivitas praktis.
- Blah atau sĕmĕlah lebih sering digunakan untuk merujuk pada hasil atau bagian dari sesuatu yang telah terbelah.
Kata "blah" dan variasinya (seperti ipublah-blahé, mublah, pĕmblah, dll.) memiliki makna yang sangat kontekstual, terutama ketika digunakan dalam bentuk verbal atau deskriptif.
I(pu)blah-blahé
-
Salabisasi: I-pu-blah-blahé
-
Kelas kata: Verba
-
Makna: Menyebabkan perpecahan, pertengkaran, atau konflik antara dua pihak.
-
Fungsi Utama:
- Menggambarkan tindakan seseorang yang memicu perselisihan atau konflik.
- Digunakan untuk merujuk pada situasi di mana hubungan antar-keluarga, kelompok, atau individu menjadi retak atau terganggu.
-
Contoh Penggunaan:
- I(pu)blah-blahé kite urum sauderente → "Dia menyebabkan perpecahan antara kita dan saudara kita."
- Penjelasan: Kata ipublah-blahé digunakan untuk menggambarkan tindakan seseorang yang memicu konflik antara dua kelompok.
- I(pu)blah-blahé kite → "Dia mencela keluarga kami."
- Penjelasan: Kata ipublah-blahé digunakan untuk merujuk pada tindakan mencela atau menyerang reputasi keluarga secara verbal.
- I(pu)blah-blahé kite urum sauderente → "Dia menyebabkan perpecahan antara kita dan saudara kita."
- Uluh bérblah tĕróroh aku, luke kiding ku → "Saya tidak sengaja menginjak bambu yang terbelah, sehingga kakiku terluka."
- Bêrsiblahen labu i waudnön ku sō ku ini → "(Para wanita yang bertengkar) di tempat mencuci membuat kendi air satu sama lain pecah."
- Penjelasan: Kata bêrsiblahen digunakan untuk menggambarkan tindakan merusak barang milik orang lain dalam situasi konflik.
- Tĕlkah publahblah kayu buete → "Beruang terus-menerus membelah pohon."
- Penjelasan: Kata publahblah digunakan untuk menggambarkan tindakan beruang yang membelah pohon secara berulang.
- Bliung kĕn pĕmblah ni kayu → "Kampak untuk membelah kayu."
- Penjelasan: Kata pĕmblah digunakan untuk merujuk pada fungsi alat yang digunakan untuk membelah kayu.
- Ini kayu pĕmblahenku manè → "Saya telah membelah pohon ini kemarin."
- Penjelasan: Kata pĕmblahen digunakan untuk menggambarkan tindakan membelah pohon yang telah dilakukan.
Mublah
- Salabisasi: Mu-blah
- Kelas kata: Adjektiva
- Makna: Terbelah, terpecah, atau terkoyak, sering kali digunakan untuk merujuk pada kondisi fisik suatu benda atau makhluk hidup.
- Fungsi Utama:
- Menggambarkan kondisi suatu benda atau makhluk hidup yang telah terbelah atau rusak.
- Digunakan untuk merujuk pada hasil dari tindakan pemotongan atau kerusakan.