Lah - Fikaramandio/korpus-bahasa-Gayo GitHub Wiki
1
LAH
Salabisasi: LAH
Kelas kata: Nomina
Makna:
- Tengah; bagian tengah atau pusat dari suatu objek, lokasi, atau kelompok.
- Yang berada di posisi tengah (orang atau benda).
Fungsi Utama:
- Menunjukkan posisi tengah dalam ruang, waktu, atau urutan tertentu.
- Digunakan untuk menandai elemen-elemen yang secara kultural atau sosial dianggap sebagai "penyeimbang" atau "pusat".
Contoh:
- "I lah ni ume Canè Uken" → "Di tengah sawah Cane Uken"
- "Anakku si lah ara opat" → "Anak tengah ku ada empat" - (antara anak sulung dan bungsu)
- "Jějari lah" → "Jari tengah."
- "Ama lah" → "Paman tengah" (saudara laki-laki ayah, selain yang tertua dan termuda, tidak bearti tiga bersaudara, bisa lebih)
- "Umah lah" → "Rumah yang di tengah"
- "Èsòtenkō pé karung e ku lahan" → "Geserlah karung itu lebih ke tengah"
Catatan Tambahan:
- Variasi: Kata ini sering digunakan dalam konteks kekerabatan (anak lah, ama lah), lokasi (lah kedie, lah ni ume), dan anatomi (jějari lah).
- Konteks Budaya: Dalam masyarakat Gayo, konsep "tengah" (lah) memiliki nilai penting, terutama dalam hubungan keluarga. Anak tengah (anak lah) sering dipandang sebagai penyeimbang antara anak sulung dan bungsu. Begitu pula dengan rumah tengah (umah lah), yang menjadi simbol pusat komunitas.
2
LAH
Salabisasi: LAH
Kelas kata: Konjungsi / Partikel
Makna:
- Digunakan sebagai pengganti kata le dalam beberapa konteks, dengan arti "juga", "sekarang", atau "cukup".
- Menunjukkan penegasan, kesimpulan, atau batasan dalam percakapan.
Fungsi Utama:
- Sebagai konjungsi untuk menandai transisi dalam pembicaraan, seperti menyatakan cukup, menegaskan keputusan, atau memberikan alasan.
- Digunakan untuk menunjukkan akhir dari suatu tindakan atau diskusi, sering kali dengan nada penegasan atau keputusan final.
Contoh:
- "Nge lah (le òya)" → "sudahlah" - sudah cukup
- "Lah daripede nge itirōkam utang, gere k' ósah, gere těmas" → "Baiklah, karena kamu meminta pinjaman uang padaku, kalau tidak kuberikan tidak enak" - Karena sudah diminta berhutang, meskipun sebenarnya aku tidak bisa memberikannya"
- "Hingge lah nge ikundeikō, òya le asalé" → "Baiklah, karena kamu sudah memintanya, itulah sumbernya (asalnya)"
- "Ta lah nge kundeikō, glah k' unggern asalé ku kō" → "Baiklah, karena kamu sudah bertanya, aku akan memberitahumu asalnya (sumbernya) kapada kamu "
Catatan Tambahan:
- Variasi: Kata ini sering digunakan dalam kombinasi dengan partikel lain seperti nge atau le, tergantung pada konteks percakapan.
- Konteks Budaya: Penggunaan lah dalam konteks seperti mencerminkan nilai-nilai lokal yang mengutamakan kesopanan dan penegasan tanpa terkesan kasar. Ungkapan ini sering digunakan untuk mengakhiri diskusi atau tindakan secara halus namun tegas.
Penjelasan Khusus:
- Frasa seperti "lah daripede nge itirōkam utang" menunjukkan bagaimana lah digunakan untuk merespons permintaan dengan nada bijaksana dan penuh pertimbangan, mencerminkan nilai-nilai kerja sama dan empati dalam masyarakat Gayo.
- Dalam percakapan sehari-hari, lah sering digunakan untuk menunjukkan bahwa pembicara telah mencapai kesimpulan atau keputusan setelah mendengarkan argumen atau permintaan dari pihak lain.
3
LAH
Salabisasi: LAH
Kelas kata: Interjeksi
Makna:
- Ungkapan yang menunjukkan rasa kagum, takjub, terkejut, atau ketakutan.
- Digunakan untuk mengekspresikan emosi kuat seperti keheranan, kekhawatiran, atau kegembiraan dalam situasi tertentu.
Fungsi Utama:
- Sebagai interjeksi untuk mengekspresikan reaksi spontan terhadap suatu peristiwa atau situasi.
- Digunakan untuk menarik perhatian orang lain pada sesuatu yang sedang terjadi, sering kali dengan nada emosional.
Contoh Penggunaan:
- "Lah uren lō ‘ni" → "Untung hujan turun"
- "Lah nge gèh musuh" → "untung musuh sudah datang!"
- "Lah nge mětauh anak ku" → "Aduh! Anakku jatuh!"
- "Lah nge gèh anak ku" → "Wah, Anakku sudah datang"
Catatan Tambahan:
- Variasi: Kata ini dapat digunakan dalam berbagai konteks emosional, baik positif maupun negatif, tergantung pada situasi.
- Konteks Budaya: Dalam masyarakat Gayo, ungkapan seperti lah sering digunakan untuk mengekspresikan emosi secara langsung dan spontan, mencerminkan kebiasaan komunikasi yang penuh ekspresi dan empati.
Berikut adalah tabel kesimpulan untuk ketiga jenis LAH dalam bahasa Gayo, yang memberikan gambaran jelas tentang penggunaannya berdasarkan konteks, makna, dan fungsi:
Jenis LAH | Kelas Kata | Makna Utama | Fungsi Utama | Contoh Penggunaan | Catatan Tambahan |
---|---|---|---|---|---|
LAH 1 | Nomina | Tengah; bagian tengah atau sesuatu yang berada di posisi tengah. | Menunjukkan posisi tengah dalam ruang, urutan, atau kelompok (misalnya: anak tengah, rumah tengah). | - Lah kedie → "Di tengah desa." - Anakku si lah ara opat → "Aku memiliki empat anak tengah." | - Penting dalam konsep keseimbangan sosial dan budaya. - Digunakan dalam kekerabatan, lokasi, anatomi. |
LAH 2 | Konjungsi / Partikel | Juga, sekarang, cukup; digunakan untuk menegaskan, mengakhiri, atau memberikan alasan. | Menandai transisi dalam percakapan, penegasan, atau akhir dari suatu tindakan/diskusi. | - Agilah → "Sudah cukup, hentikan!" - Lah daripede nge itirōkam utang → "Baiklah, karena kamu meminta pinjaman..." | - Digunakan untuk menunjukkan kesopanan dan penegasan. - Sering digunakan dalam diskusi atau permintaan. |
LAH 3 | Interjeksi | Ungkapan rasa kagum, terkejut, takut, atau heran. | Menyampaikan reaksi spontan terhadap peristiwa atau situasi tertentu. | - Lah uren lō ‘ni → "Lihat! Hujan turun!" - Lah nge gèh musuh → "Astaga! Musuh sudah datang!" | - Ekspresi emosional kuat, baik positif maupun negatif. - Refleksi komunikasi penuh ekspresi. |
Kesimpulan Umum
- LAH 1 (Nomina): Digunakan untuk menunjukkan posisi tengah secara fisik, sosial, atau urutan. Penting dalam konteks budaya sebagai simbol keseimbangan dan harmoni.
- LAH 2 (Konjungsi/Partikel): Berfungsi sebagai penegas atau penutup dalam percakapan, sering digunakan untuk menyatakan cukup, memberikan alasan, atau mengambil keputusan.
- LAH 3 (Interjeksi): Digunakan untuk mengekspresikan emosi spontan seperti kagum, takut, atau terkejut, mencerminkan dinamika emosional dalam komunikasi sehari-hari.
Dengan memahami ketiga jenis LAH, pengguna dapat lebih mudah memilih bentuk yang tepat berdasarkan konteks, baik itu untuk menunjukkan posisi, menegaskan pernyataan, atau mengekspresikan emosi.