Iwih - Fikaramandio/korpus-bahasa-Gayo GitHub Wiki
IWIH
Salabisasi: I-WIH
Kelas kata: Nomina / Adjektiva
Makna:
- Bagian luar, tepi, atau pinggiran (berlawanan dengan lah, yang berarti tengah).
- Sesuatu yang berada di posisi terluar atau sisi ekstrem, baik secara fisik maupun metaforis.
Fungsi Utama:
- Menunjukkan lokasi atau posisi yang berada di bagian luar, tepi, atau pinggir dari suatu objek, area, atau situasi.
- Digunakan untuk menggambarkan kondisi yang mendekati batas kekalahan, kerugian, atau ketidakberuntungan dalam konteks konflik, hukum, atau sosial.
Contoh Penggunaan:
- "Iwih n ume" → "Bagian luar sawah."
- "Aku mělipé, nge dêkat ku iwih [n weih], aku musĕntat, renjel manut pěrawisenku" → "Aku menyeberangi sungai, ketika dekat dengan tepi, aku tersandung dan tas sandanganku hanyut dibawa arus."
- "Umah iwih" → "Rumah yang terletak di pinggir"
- "Nge iwih prié (atau nge iwih jamburé)" → arti harfiah : Sudah diakhir pembicaraan (sudah dipingir gubuk arti metafora: Perkara (hukum)nya sudah hampir kalah (seperti rumah pertemuan yang terletak di pinggir hutan, rawan dimangsa harimau)
- "Prang nge iwih sěmělah" → "Satu pihak dalam peperangan sudah hampir kalah."
- "Aku těriwih-iwih padi nomé" → "Biarkan aku tidur di bagian paling pinggir (biasanya karena lebih nyaman bagi orang Gayo untuk tidur sendiri)."
IWIHEN (měniwihen)
Kelas kata: Verba
Makna:
- Meletakkan, menempatkan, atau menyebabkan sesuatu/seseorang berada di posisi luar, tepi, atau pinggir.
- Menggambarkan tindakan yang menyebabkan seseorang atau sesuatu mendekati kekalahan, kerugian, atau situasi tidak menguntungkan.
Fungsi Utama:
- Menunjukkan tindakan fisik atau metaforis untuk menempatkan seseorang/sesuatu di posisi terluar atau dalam kondisi yang rentan.
- Digunakan untuk menggambarkan upaya seseorang untuk melemahkan pihak lain, baik secara langsung maupun melalui strategi seperti tipu daya atau sihir.
Contoh Penggunaan:
- "Ku iwihen anakku nomé" → "Ku geser kepinggir anakku tidur" - di bagian luar agar tidak tertimpa masalah
- "Gere těriwihen reje nòmé" → Arti harfiah : tidak boleh reje tidur di(posisi) paling pinggir Arti metafora : Seorang reje tidak boleh direndahkan)
- "Iiwihné pring ku" → Arti harfiah : dia sudah mengesampingkan ucapan ku Arti Metafora : Dia membuat urusanku goyah (menuju kekalahan)
- "Bĕrsiiwihen kěn pri" → "Mereka berusaha saling menjatuhkan dengan tipu daya atau sihir."
- "Nge muiwih póra prié" → "Perkaranya mulai berubah menjadi tidak menguntungkan."
Catatan Tambahan:
-
Variasi: Kata ini sering digunakan dalam kombinasi dengan kata lain seperti těriwih (lebih ke tepi), iwih prié (sudah di ambang kekalahan), atau iwih jamburé (gubuk di pinggir). sedangkan Kata měniwihen (meletakkan di luar) atau bĕrsiiwihen (saling menjatuhkan).
-
Konteks Budaya:
-
Dalam masyarakat Gayo, konsep iwih mencerminkan pemahaman tentang batas-batas fisik, sosial, dan metaforis. Misalnya, posisi rumah (umah iwih) di pinggir kampung sering kali memiliki makna simbolis, seperti status keluarga yang kurang dominan dibandingkan mereka yang tinggal di tengah (lah).
-
Penempatan seseorang di posisi iwih (luar) sering kali memiliki makna simbolis, seperti perlindungan (anakku nomé) atau status sosial (gere těriwihen reje)
-
Ungkapan seperti "bĕrsiiwihen kěn pri" mencerminkan praktik budaya yang melibatkan strategi kompetitif, baik dalam konteks hukum, pertikaian, atau seni tradisional seperti didòng
-
Frasa seperti "Reje Bukit Iwih" dan "Reje Bukit Lah" menunjukkan bagaimana posisi geografis
-
Ungkapan seperti "nge iwih prié" atau "prang nge iwih sěmělah" mencerminkan penggunaan metaforis dari iwih untuk menggambarkan situasi genting atau mendekati kekalahan, yang sering dikaitkan dengan risiko atau bahaya.
-
Dalam konteks tidur, iwih mencerminkan preferensi budaya untuk menjaga privasi atau hierarki sosial, terutama di antara kaum muda yang tidur bersama di tempat tertentu seperti měrěsah atau sěrambi.
-
Penggunaan kata bĕrsiiwihen dalam konteks persaingan, seperti dalam didòng, menunjukkan bagaimana seni tradisional dapat menjadi ajang kompetisi intelektual dan strategis antara kelompok