ber - Fikaramandio/korpus-bahasa-Gayo GitHub Wiki

Ber

BÈR

atau Bir

Salabisasi: ; bèr

Kelas kata:
Verba (kata kerja) dan Nomina (kata benda, dalam konteks tertentu)

Makna:

  1. Sebagai verba: Membayar atau melunasi sesuatu, seperti utang, barang, atau kewajiban lainnya, baik dalam konteks transaksi keuangan maupun ritual adat.
  2. Sebagai nomina: Pembayaran atau pelunasan, sering digunakan untuk menyebut proses atau hasil dari tindakan membayar.

Fungsi Utama:

  • Digunakan untuk mendeskripsikan tindakan membayar utang, kewajiban, atau biaya tertentu.
  • Dalam konteks budaya Gayo, kata ini juga mencerminkan nilai-nilai tanggung jawab sosial, keadilan, dan solidaritas dalam komunitas.

Contoh Penggunaan:

  • Ibèrié rĕge n kōrōngku: Ia membayar kerbauku (ia mengganti kerugianku berupa kerbau).

  • Mĕmbèri utang: Membayar utang.

  • Ibèrié numen ni ulen tikik-tikik: Ia membayar utangnya setiap bulan (secara cicilan).

  • Bèrenkō pé utangku: Tolong bayarkan utangku, ya.

  • Gere tĕrbèrié utangé: Ia tidak bisa membayar utangnya.

  • Utang berbèr, idō bĕrtunggu: Utang dibayar, kemudian ditagih utang lainnya. (makna: satu utang dilunasi, lalu tagihan lain menyusul)

  • Nge berbèr utangku tĕngahé a: Utangku dari waktu itu sudah dibayar sekarang.

  • Utang bersibèren, idō bĕrsitunggōn, maté bĕrsitanòmen: Saling membayar utang, saling menagih bila perlu, dan saat mati saling menguburkan

→ Biasanya mengacu pada saudara-saudara dekat (saudere), menggambarkan saling tanggung jawab antar anggota keluarga.

  • Ngō muber ke utangmu tĕngahé a?: Apakah utangmu dari dulu sudah dibayar?

  • Kō le si pubèrbèr utangku sabi: Kamulah yang selalu membayar utang-utangku.

  • Pĕmbèr n utangé iosōhé kōrō: Ia memberikan seekor kerbau sebagai pembayaran utangnya.

Catatan Tambahan:

  • Kata ini memiliki variasi penggunaan yang luas, baik dalam konteks harian (seperti membayar utang) maupun dalam ritual adat (seperti membayar denda adat).

BĔR-

Salabisasi: : Bĕr-

Kelas kata: : Prefiks (awalan)

Makna:
Awalan yang digunakan untuk membentuk kata-kata dengan makna "memiliki," "dilengkapi dengan," "sedang melakukan sesuatu," atau "berada dalam keadaan tertentu." Awalan ini sering digunakan sebelum kata dasar yang dimulai dengan huruf r atau mengandung huruf r.

Fungsi Utama:

  1. Adjectiva (kata sifat): Menunjukkan bahwa suatu objek memiliki atribut tertentu, seperti "dilengkapi dengan" atau "memiliki sesuatu."
    • Contoh: bĕrpayung (dilengkapi dengan payung), bĕrbaju (memakai baju).
  2. Partisip Perfektum Passivum: Menunjukkan suatu tindakan yang telah dilakukan tanpa menyebut pelaku (agens).
    • Contoh: bĕrtambak (telah dilengkapi dengan tanggul).
  3. Gerundiva: Menunjukkan kewajiban atau keharusan untuk melakukan sesuatu.
    • Contoh: bĕrniet (harus membuat nazar).
  4. Verba Intransitif/Refleksif/Medial: Menunjukkan tindakan yang dilakukan oleh subjek terhadap dirinya sendiri atau dalam keadaan tertentu.
    • Contoh: bĕrbasuh (mencuci tangan/kaki).
  5. Aproksimatif dalam Konteks Angka/Maan/Ukuran: Dalam konteks permintaan, awalan ini dapat menunjukkan perkiraan jumlah, seperti "sekitar" atau "kurang lebih."
    • Contoh: bĕrsĕpuluh (sekitar sepuluh).

Digunakan untuk membentuk kata kerja dan kata sifat dengan arti:

  • “yang memiliki”
  • “yang memakai”
  • “dilakukan dengan”
  • “dilakukan secara”
  • “sedang dalam keadaan atau kegiatan”

Ciri-ciri penggunaan:

  • Digunakan sebelum kata dasar, terutama yang berawalan atau mengandung huruf R.
  • Bentuk alternatif: bĕ- (misalnya bĕdidong dari didong; berasa dari rasa).
  • Membentuk:
    • Kata sifat: “yang memiliki atau dilengkapi dengan …”
    • Partisip pasif: “yang telah atau sedang dilakukan …”
    • Kata kerja intransitif: tindakan reflektif atau netral (tidak menyatakan objek langsung).

Contoh Penggunaan:

  1. Adjectiva:

    • Bĕrpayung: Dilengkapi dengan payung.
      • Contoh kalimat: Dia tubĕrpayung blōh: Dia pergi dengan membawa payung.
    • Bĕrbaju: Memakai baju.
      • Contoh kalimat: Anaké tubĕrbaju warna merah: Anak itu memakai baju berwarna merah.
  2. Partisip Perfektum Passivum:

    • Bĕrtambak: Telah dilengkapi dengan tanggul.
      • Contoh kalimat: Sawahé tubĕrtambak ku gampang: Sawahnya telah dilengkapi dengan tanggul dengan mudah.
  3. Gerundiva:

    • Bĕrniet: Harus membuat nazar.
      • Contoh kalimat: Dia tubĕrniet ku tuhan: Dia harus membuat nazar kepada Tuhan.
  4. Verba Intransitif/Refleksif/Medial:

    • Bĕrbasuh: Mencuci tangan/kaki.
      • Contoh kalimat: Ia tubĕrbasuh tangané ken masuk rumah: Dia mencuci tangannya sebelum masuk rumah.
  5. Aproksimatif dalam Angka/Maan/Ukuran:

    • Bĕrsĕpuluh: Sekitar sepuluh.
      • Contoh kalimat: Si pé ringgitmu bĕrsĕpuluh e: Berikan aku sekitar sepuluh dolar.

Catatan Tambahan:

  • Awalan bĕr- sangat produktif dalam bahasa Gayo dan sering digunakan untuk membentuk kata-kata baru dengan variasi makna yang luas.
  • Secara metaforis, awalan ini dapat digunakan untuk menggambarkan "keadaan" atau "status" tertentu, seperti dalam frasa bĕrguril (batu yang telah digulingkan).

Nilai Moral dan Filosofi
Awalan ini juga mencerminkan nilai-nilai moral dan filosofi masyarakat Gayo, seperti tanggung jawab, kesiapan, dan kepatuhan terhadap norma sosial. Misalnya:

  • Bĕrniet mencerminkan pentingnya komitmen spiritual melalui nazar.
  • Bĕrbagi wé tĕnaring menunjukkan nilai solidaritas dalam pembagian warisan.

Hubungan dengan Alam dan Lingkungan
Dalam konteks alam, awalan ini sering digunakan untuk mendeskripsikan interaksi manusia dengan lingkungan, seperti:

  • Bĕrgĕtah (mencari getah rotan) mencerminkan ketergantungan pada sumber daya alam.
  • Bĕrbasuh (mencuci tangan/kaki) mencerminkan pentingnya kebersihan dalam kehidupan sehari-hari.

Penggunaan dalam Ritual Adat
Dalam ritual adat, awalan ini sering digunakan untuk mendeskripsikan atribut atau tindakan yang berkaitan dengan upacara tertentu. Misalnya:

  • Bĕrundeun (melakukan ritual pembersihan) mencerminkan pentingnya ritual dalam menjaga harmoni sosial.
  • Bĕrpaut (menggunakan kata-kata manis untuk meyakinkan) mencerminkan nilai diplomasi dan komunikasi halus dalam masyarakat.

Contoh :

Kata Arti
bĕrpayung memakai payung
bĕrbaju memakai baju
bĕrpeger dikelilingi pagar
bĕrtambak memiliki tanggul
bĕrbĕdil membawa senjata api
berasal-berusul memiliki sebab atau asal
berisi berisi, memiliki isi
berutang memiliki utang
beribu-ribu ribuan
bĕrderet berjejer, berjajar
bĕrgues membawa cambuk
bĕrboh habis (misalnya beras yang sudah digunakan)
bĕrtós penyakit buatan atau pura-pura
bĕrayak tersebar, berserakan
bĕrniet bernazar
bĕrampōn meminta maaf
bĕrbagi berbagi (misalnya warisan)
bĕrgĕtah mencari getah
bĕrdĕsō mengeluarkan suara "sō!"
bĕrsĕpuluh sekitar sepuluh
bĕrsĕger seteguk (air)
berduapuluh sekitar dua puluh
  • Mas bĕr-purō, kōrō bĕrwer
    Uang seharusnya ada di dalam dompet, kerbau seharusnya ada di kandang.
    → Makna: setiap benda pada tempatnya.

  • Gere bĕrgues, bĕrbarul ibōhé kōrō-é
    Bukan dengan cambuk, tapi dengan tongkat ia memukul kerbaunya.

  • Si ringgit-mu bĕrsĕpuluh e
    Berikan aku kira-kira sepuluh ringgit.

Bĕrsi-en

Salabisasi: : bĕr-en

Kelas kata: : Prefiks (awalan)

Makna:
Awalan yang digunakan untuk membentuk kata kerja atau predikat yang menunjukkan tindakan dilakukan secara bersama-sama, berkelompok, atau oleh banyak orang. Awalan ini mencerminkan aktivitas kolektif atau partisipasi bersama dalam suatu kegiatan.

Fungsi Utama:

  1. Verba Kolektif: Menunjukkan bahwa suatu tindakan dilakukan secara bersama-sama oleh sekelompok orang.
    • Contoh: bĕr-abang-en (bersama-sama mengatakan "abang" kepada seseorang), bĕr-angas-en (bersama-sama mengunyah sirih).
  2. Predikat Kolektif: Menunjukkan bahwa suatu keadaan atau aktivitas melibatkan banyak orang dalam konteks tertentu.
    • Contoh: bĕrèngòdnen (semua orang melihat bersama-sama), bĕrsangkan (semua orang bersama-sama melarikan diri).

Contoh Penggunaan:

Kata Arti
Bĕrabangen Bersama-sama memanggil “abang” kepada seseorang.
Bĕrayòn Masuk ke dalam bersama-sama.
Bĕrangasen Mengunyah sirih secara beramai-ramai.
Bĕrèngòdnen Melihat bersama-sama (berkumpul untuk menonton sesuatu).
Bĕrguron Bersama-sama menuntut ilmu atau belajar pada seorang guru.
Bĕrunggeren Bersama-sama menyampaikan kabar atau membuat pengumuman.
Bĕrsangkan Melarikan diri secara serempak, bersama-sama.

Catatan Tambahan:
Bentuk ini tidak termasuk dalam beberapa ungkapan lama seperti:

  • berbèlan tété, berbèlan kĕrĕpé (lihat entri bèla)
  • bĕrsupōn langit, bĕrtètèn bumi (lihat bumi)
  • bĕrĕringen mbōn (lihat rĕring)
  • bĕrnyawan kuyu (lihat nyawa)

Ungkapan-ungkapan itu lebih idiomatis atau kiasan dan tidak mengikuti pola ber-en secara literal.

“Ber-en” dalam bahasa Gayo atau bentuk klasik Melayu adalah konstruksi untuk menyatakan aktivitas kolektif — cocok diterapkan untuk kegiatan sosial atau budaya yang dilakukan bersama-sama. Ini mencerminkan nilai komunalitas dalam budaya lisan.


Bĕrsi-en

Salabisasi: : bĕr-si-en

Kelas kata: : Prefiks (awalan)

Bentuk: bĕr– + si + [kata dasar (sering diulang)] + –en

Makna:
Awalan yang digunakan untuk membentuk kata kerja atau predikat yang menunjukkan tindakan timbal balik (reciprocal), yaitu suatu aktivitas yang dilakukan oleh dua pihak secara saling berbalas-balasan, bergantian, atau bersaing. Awalan ini sering kali melibatkan pengulangan (reduplikasi) kata dasar untuk memperkuat makna timbal baliknya.

Fungsi Utama:

  1. Verba Timbal Balik: Menunjukkan bahwa suatu tindakan dilakukan secara saling berbalas-balasan antara dua pihak.
    • Contoh: bĕrsiangasen (saling memberikan sirih), bĕrsibèren utang (saling membayar utang).
  2. Predikat Kompetitif: Menunjukkan bahwa dua pihak bersaing atau berlomba dalam melakukan sesuatu.
    • Contoh: bĕrsitirtiren (berlomba kecepatan), bĕrsipĕpandèn (bersaing dalam keterampilan).
  3. Tindakan Simultan Berdasarkan Peran Masing-Masing: Menunjukkan bahwa masing-masing pihak melakukan tindakan tertentu sesuai perannya dalam konteks tertentu.
    • Contoh: bĕrsibōhen krō (saling memberikan nasi).

Contoh Penggunaan:

Bentuk Arti dalam Bahasa Indonesia
bĕrsianggòn Saling mengundang.
bĕrsiangasen / bĕrsiangas-angasen Saling menawarkan sirih.
bĕrsiasalen Saling bertanya tentang asal-usul.
bĕrsibĕtihen Saling mengenal (aturan, adat, dsb.).
bĕrsibōhen krō Saling menyajikan nasi.
bĕrsiblōhen pèng Saling memberi kontribusi untuk biaya perang.
bĕrsiampèn Saling menunggu.
bĕrsibèren utang Saling membayar utang satu sama lain.
bĕrsiblahen labu Saling memecahkan tempayan air (konflik).
bĕrsidĕdiken Saling kejar-kejaran.
bĕrsitĕntangen mata Saling menatap tajam.
bĕrsiòngòten anaké pĕlelō Masing-masing menenangkan anaknya yang bertengkar.
bĕrsikèdèken Saling menggelitik.
bĕrsiaròken Saling jatuh cinta (atau dua orang menyukai gadis yang sama).
bērsipegeren Saling memperkuat kampung (biasanya dalam konflik).
bĕrsigah-gahen kekayadné Saling menyombongkan kekayaan.
bĕrsipĕpōken ku sõ ku ini Saling memukul, bolak-balik.
bĕrsitĕnahen Saling mengirim pesan/titipan.
bĕrsipikiren pri Saling memikirkan atau masing-masing memikirkan sesuatu.
bĕrsitĕtirōn Saling berlomba lari.
bĕrsipĕpandèn Saling berlomba dalam keahlian (misalnya pandai besi).

Catatan Tambahan:

  • Awalan bĕr-si-en sangat produktif dalam bahasa Gayo dan sering digunakan untuk mendeskripsikan interaksi sosial, hubungan interpersonal, atau persaingan antarindividu atau kelompok.

  • Sinonim: Tergantung konteks, bisa berupa frasa lain yang menunjukkan tindakan timbal balik, seperti saling atau berbalas-balasan.

  • Dalam budaya Gayo, konsep ini mencerminkan nilai-nilai gotong royong, solidaritas, dan kompetisi yang sehat, yang merupakan inti dari kehidupan sosial masyarakat tradisional.

  • Secara metaforis, awalan ini dapat digunakan untuk menggambarkan "keseimbangan" atau "hubungan timbal balik" dalam interaksi manusia.

  • bĕrsi–en membentuk kata kerja timbal balik.

  • Menyatakan aksi dua arah, seperti “saling mencintai”, “saling bantu”, “saling serang”, dll.

  • Banyak digunakan dalam konteks sosial dan adat.

Perbandingan

Aspek bĕr- bĕr-en bĕr-si-en bĕr-an
Fungsi Utama Atribut/status/tindakan Tindakan kolektif Tindakan timbal balik Tindakan massal/kolektif
Konteks Penggunaan Praktis/harian Gotong royong/solidaritas Hubungan interpersonal Aktivitas komunal
Reduplikasi Tidak selalu Tidak selalu Sering digunakan Tidak selalu
Fokus Utama Individu/objek Kelompok Dua pihak saling berinteraksi Massa/kelompok besar
Contoh Bĕrpayung, bĕrbaju Bĕrabangen, bĕrangasen Bĕrsiangasen, bĕrsibèren Bĕrabangen, bĕrunggeren
Bentuk Fungsi Umum Ciri Khusus Contoh Keterangan Tambahan
1. bĕr- (dasar) Menyatakan “memiliki”, “dengan”, “mengandung”, atau sedang dalam suatu keadaan. Sering membentuk kata sifat atau kerja intransitif. Umum digunakan. bĕrbaju (memakai baju), bĕrtambak (berdinding tambak) Makna netral, tidak menyiratkan siapa yang melakukan aksi. Bisa menunjukkan keadaan, kelengkapan, alat, atau atribut.
2. ber– (gabungan) Menyatakan aksi bersama-sama (kolektif/plural). Kata kerja aktif kolektif – dilakukan bersama oleh banyak orang. bĕrguron (belajar bersama), bĕrsangkan (lari bersama) Menunjukkan kegiatan dilakukan oleh banyak orang secara bersamaan. Biasanya tanpa objek langsung.
3. bĕrsi–en Menyatakan aksi timbal balik atau saling. Sering diikuti reduplikasi dan akhiran –en. Menunjukkan interaksi antar pihak. bĕrsibèren utang (saling membayar utang), bĕrsikèdèken (saling menggelitik) Menunjukkan dua arah: dua orang/pihak saling melakukan hal terhadap satu sama lain. Ada nuansa keterlibatan emosional atau sosial.
4. bĕrsi– (tanpa –en) Serupa dengan no. 3, tapi bisa bersifat lebih ringan atau tidak penuh timbal balik. Sering muncul dalam bentuk dasar atau sebagai bentuk idiomatik/puisi. bĕrsiaròken (saling jatuh cinta), bĕrsipikiren pri (masing-masing memikirkan) Dalam beberapa kasus lebih fleksibel/idiomatis dan kadang menunjukkan perasaan yang tidak eksplisit dibalas (seperti cinta sepihak).
Bentuk Fokus Makna Subjek Interaksi Contoh Sederhana
bĕr- Keadaan, atribut, atau alat Tunggal Tidak "berbaju" → memakai baju
ber- (kolektif) Aksi bersama Jamak Tidak harus saling "belajar bersama"
bĕrsi–en Timbal balik (saling) Dua pihak Ya (dua arah) "saling pukul"
bĕrsi– (lemah) Saling atau masing-masing Dua atau lebih Bisa satu arah "saling suka" (belum tentu dibalas)

Keempat bentuk awalan "ber-" ini mencerminkan aspek-aspek penting dalam bahasa Gayo yang terkait dengan hubungan sosial, interaksi manusia, dan dinamika kelompok:

  1. bĕr- fokus pada atribut individu atau objek.
  2. bĕr-en menekankan tindakan kolektif dalam kelompok kecil.
  3. bĕr-si-en menunjukkan interaksi timbal balik antara dua pihak.
  4. bĕr-an digunakan untuk aktivitas massal atau kolektif dalam skala besar.

Secara budaya, keempatnya mencerminkan nilai-nilai masyarakat Gayo, seperti gotong royong, solidaritas, harmoni sosial, dan keseimbangan dalam interaksi manusia.

⚠️ **GitHub.com Fallback** ⚠️