6 - Chetabahana/method GitHub Wiki

This wiki is courtesy of Chetabahana Project. Find all of them on Project Map.
🔼 Intro ◀️ Prev 🔁 Base Next ▶️ Last 🔽

Berikut ini pemetaan (mapping) formasi angka Enam (6) kedalam piramida data dari diagram berupa konsep, detil bagan dan modul² yang dipakai sebagai dasar pemrograman.

Table of Contents

Skema

Sifat khusus dari angka enam (6) yang tidak dimiliki angka lainnya adalah dia merupakan hasil dari baik penjumlahan maupun perkalian dari tiga (3) angka yang berurut:

6 = 1 x 2 x 3 = 1 + 2 + 3

Sifat khusus dari angka enam (6) yang tidak dimiliki angka lainnya:

  • Enam (6) adalah angka yang sangat komposit dan angka sempurna pertama.
  • Enam (6) adalah angka gabungan terkecil dan satu-satunya angka yang merupakan jumlah dan produk dari tiga (3) bilangan alami berturut-turut (1, 2, dan 3).
  • Enam (6) adalah bilangan bulat squarefree terkecil terkecil, dan dengan ekstensi, bilangan alami pertama dengan dua faktor prima yang berbeda (2 dan 3).

Penjumlahan node pada masing² layar akan menghasilkan tiga (3) angka yaitu 7,13 dan 19 yang masing² adalah angka prima dengan selisih enam (6):

Perkalian tiga bilangan ini menghasilkan angka 1729 dimana angka 17 dan 29 akan merupakan dua (2) angka kunci penting pada projek ini:

Layer1 => 1 + 6 = 7
Layer2 => 7 + 6 = 13 
Layer3 => 13 + 6 = 19

Polarisasi ini terjadi secara dengan siklus 18 seperti pada gambar dibawah ini. Anda bisa telusuri detilnya dengan kata kunci Prime Hexagon atau Minor Hexagon..

Gabungan angka 6 dan 19 yaitu 619 merupakan prima ke-114 yang menjadi prinsip dasar dari Skema 111+3. Sehingga komposisi angka 6 ini adalah pijakan utama Skema in-out.

Sebelum masuk ke detail, berikut ini daftar keistimewaan angka 6 menurut wikipedia:

  • 6 adalah bilangan bulat positif terkecil yang bukan bilangan kuadrat atau bilangan prima . Enam adalah angka komposit terkecil kedua ; pembagi yang tepat adalah 1 , 2 dan 3 .
  • Karena enam sama dengan jumlah pembagi yang tepat, enam adalah angka sempurna terkecil , angka Granville , dan{\ displaystyle {\ mathcal {S}}}{\ mathcal {S}}- nomor sempurna.
  • Sebagai angka sempurna:
    • 6 terkait dengan Mersenne prime 3, karena 2 1 (2 2 - 1) = 6 . (Angka sempurna berikutnya adalah 28. )
    • 6 adalah satu-satunya angka sempurna yang bukan jumlah kubus aneh berturut-turut. [3]
    • 6 adalah akar dari pohon 6-aliquot, dan itu sendiri adalah jumlah aliquot dari hanya satu angka; angka kuadrat , 25 .
  • Enam adalah satu-satunya angka yang merupakan jumlah dan produk dari tiga angka positif berturut-turut.
  • Tidak terkait dengan 6 menjadi angka sempurna, penguasa Golomb dengan panjang 6 adalah "penguasa sempurna". [5] Enam adalah angka kongruen . [6]
  • Enam adalah biprim diskrit pertama (2 × 3) dan anggota pertama dari keluarga biprim diskrit (2 × q ) .
  • Enam adalah angka sempurna kesatuan , [7] yang nomor pseudoperfect utama , [8] yang harmonis pembagi sejumlah [9] dan nomor yang sangat komposit unggul , yang terakhir juga menjadi primorial . Nomor komposit sangat unggul berikutnya adalah 12 . Primorial berikutnya adalah 30 .
  • Tidak ada kotak Graeco-Latin dengan urutan 6. Jika n adalah bilangan alami yang bukan 2 atau 6, maka ada kotak Graeco-Latin dengan urutan n .
  • Tidak ada prima p sehingga urutan perkalian dari 2 modulo p adalah 6, yang, Ord p (2) = 6. Dengan teorema Zsigmondy ini , jika n adalah nomor alam yang tidak 1 atau 6, maka ada prime p sedemikian rupa sehingga ord p (2) = n . Lihat A112927 untuk hal tersebut .
  • Cincin bilangan bulat dari bidang cyclotomic keenam Q (ζ 6 ) , yang disebut integer Eisenstein , memiliki 6 unit: ± 1, ± ω, ± ω 2 , di mana{\ displaystyle \ omega = {\ frac {1} {2}} (- 1 + i {\ sqrt {3}}) = e ^ {2 \ pi i / 3}}\ omega = \ frac {1} {2} (- 1 + i \ sqrt 3) = e ^ {2 \ pi i / 3}.
  • Terkecil non abelian kelompok adalah simetris kelompok S 3 yang memiliki 3! = 6 elemen.
  • S 6 , dengan 720 elemen, adalah satu-satunya kelompok simetris terbatas yang memiliki automorfisme luar . Automorfisme ini memungkinkan kita untuk membangun sejumlah objek matematika yang luar biasa seperti sistem Steiner S (5,6,12) , bidang proyeksi 4 dan grafik Hoffman-Singleton . Hasil yang berkaitan erat adalah teorema berikut: 6 adalah satu-satunya bilangan alami n yang ada konstruksi n objek isomorfik pada n -set A , invarian di bawah semua permutasi A , tetapi tidak secara alami dalam korespondensi satu-ke-satu dengan unsur-unsur A. Ini juga dapat dinyatakan kategori secara teoritis: pertimbangkan kategori yang objeknya adalah set elemen n dan yang panahnya merupakan bijections antara set. Kategori ini memiliki non-sepele functor untuk dirinya sendiri hanya untuk n = 6 .
  • Enam koin yang serupa dapat diatur di sekitar koin sentral dengan radius yang sama sehingga setiap koin melakukan kontak dengan koin sentral (dan menyentuh kedua tetangganya tanpa celah), tetapi tujuh tidak dapat diatur sedemikian rupa. Ini membuat 6 jawaban untuk masalah nomor ciuman dua dimensi . Pengepakan bola terpadat dari pesawat diperoleh dengan memperluas pola ini ke kisi heksagonal di mana setiap lingkaran menyentuh hanya enam lainnya.
  • Sebuah kubus memiliki 6 wajah
  • 6 adalah yang terbesar dari empat angka semua-Harshad .
  • Poligon bersisi enam adalah segi enam, salah satu dari tiga poligon beraturan yang mampu memiringkan bidang . Angka figurate yang merepresentasikan heksagon (termasuk enam) disebut bilangan heksagonal . Karena 6 adalah produk dari kekuatan 2 (yaitu 2 1 ) dengan apa-apa selain bilangan prima Fermat (khusus 3), segi enam biasa adalah poligon yang dapat dibangun .
  • Enam juga merupakan angka oktahedral . [10] Ini adalah angka segitiga dan juga kuadratnya ( 36 ).
  • Ada enam fungsi trigonometri dasar .
  • Ada enam polytopes biasa cembung dalam empat dimensi .
  • Enam eksponensial Teorema jaminan (mengingat kondisi yang tepat pada eksponen) transendensi setidaknya satu dari serangkaian eksponensial.
  • Semua bilangan prima di atas 3 adalah dalam bentuk 6 n ± 1 untuk n ≥ 1
  • Simak untuk keistimewaan² lainnya.

Pola

Angka enam (6) pada mempunyai selisih objek tepat 100 atau 10² dengan jumlah bobot pada blok di urutan 6 dari 29 pada Skema-139 sedangkan posisinya sebagai sel ada di angka 30.

6(30,30,5) = 65
id: 6

---+-----+-----
 1 | 1   |{73}  Δ72
---+-----+-----       } Δ52=d(7)
 2 |{74} | 94   Δ20
---+-----+-----       } Δ11
 3 | 95  | 113  Δ18
---+-----+-----       } Δ11
 4 |{114}| 121  Δ7   ---x---> Δ5
---+-----+-----       } Δ6
 5 | 122 | 135  Δ13
---+-----+-----       } Δ6
 6 | 136 | 155  Δ19
---+-----+-----       } Δ10
 7 |{156}|{165} Δ9
---+-----+-----

Formasi objeknya secara selisih angka nampak ada keteraturan pada rotasi sentral 114 yang ada di angka empat (4) diformat (7,13,19) ke (18,19,20) terhadap total formasi yaitu tujuh (7).

Dengan demikian angka 6 dan 7 ini mempunyai kaitan erat. Jika kita tinjau gabungannya di angka 67 adalah prima ke-19 yang tepat ada di posisi ke-6 dari True Prime Pairs.

Twin Primes: 
(5,7), (11,13), (17,19)

layer|  i  |   f
-----+-----+------
     |  1  | (5) 
  1  +-----+       } 12   
     |  2  | (7)        
-----+-----+------      
     |  3  |({11}) 
  2  +-----+       } 24 
     |  4  |({13})       
-----+-----+------   
     |  5  | (17) 
  3  +-----+       } 36
     |  6  | (19)
-----+-----+------

Karena bilangan² prima ini merupakan angka prima kembar maka kita dapat posisikan dalam bentuk hexagonal yang terbagi dalam tiga (3) layar:

Secara posisi di basis sepuluh (10) maka angka enam (6) merupakan transcript repository dari empat (4) angka yaitu (2,3,4,5) dimana sel ke-24 dari Skema-139 adalah juga empat (4).

1 + 2 + 3 + 4 = 10 = 6 + 4
            0   1   2   3  {4}  5   6   7    8   9   {10}
------+---|---+---+---+---+---+---+---+---+----+----+----+
 repo | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 |{6}| 7 | 8 | 9 | 10 | 11 |{12}|
------+---|---+---+---+---+---+---+---+---+----+----+----+

  #8  |------ {5®} -------|------------ {7®} ------------|
      | 1 |-------------- 77 = 4² + 5² + 6² -------------|
------+---|---+---+---+---+---+---+---+---+----+----+----+
 repo |{1}|{2}| 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 |{12}|
------+---|---+---+---+---+---+---+---+---+----+----+----+

Sesuai pola angka enam (6), transcript dari empat (4) repository ini akan terkorelasi dengan tujuh (7) repository berikutnya sehingga memunculkan gabungan angka 5 dan 7 dari 12 ke 57.

Korelasi ini dapat kita lihat dari crossing 5 dan 6 dari angka 11 ke 30 yang membuat span dari objek di formasi awal dari objek pasangan kembar dari angka 11 yaitu 13 dari 43 ke 73.

10x10 + 30 + 30 + 5 = 100 + 65 = 165
      |-®-|--- 3® ----|--- 3® ----|-------- 5® ----------|
  #1  |10¨|--- 11¨ ---|--- 12¨ ---|-------- 13¨ ---------|
      |10 |(1+1)x10=20|(1+2)x10=30|---- (1+3)x10=40 -----|
------+---|---+---+---+---+---+---+---+---+----+----+----+
 repo | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | (1,77) = 12®
------+---|---+---+---+---+---+---+---+---+----+----+----+----
 user | 7 | - | - | - | - | 7 | 8 | - | - |  8 |  8 |  3 | (1,2,3) = 6®
------+---|---+---+---+---+---+---+---+---+----+----+----+
 main | - |{9}| 7 |{9}| 6 | - | - | 8 | 5 |  - |  - |  - | (4,2)= 6®
------+---|---+---+---|---+---+---|---+---+----+----+----+
            Δ       Δ
           Φ11     Φ13

Dengan demikian angka 30 ini merupakan angka crossing dari 5 ke 6 sekaligus objek dari angka 57 yaitu 29 ke 30. Maka formasi awal ini mewakili Skema 111+3 dari pasangan 11 dan 13.

Pola angka enam (6) memiliki total objek 165, dimana akar digitalnya yaitu 1+65 adalah 66 maka dapat disimpulkan bahwa formasi ini adalah proses rangkap angka 6 ke 66.

108 + 57 = 165


Dari uraian² di atas maka bahasan pola angka enam (6) ini kita fokuskan ke skema in-out dimana pada ujungnya kita akan sampai ke angka sembilan (9) sebagai bilateral angka dua (2).

Basis

Pada halaman pembukaan sudah dibahas bahwasanya kedua angka 17 dan 29 ini memunculkan formasi 13:9 ke 139. Ini terdiri 29 blok dimana posisi utama ada di urutan 2 dan 6.
39 = 34th prime =(2x17)th prime
-----+-----+-----+-----+-----+
 19¨ |  1  | {2} |  3  |  4  | 4¤
     +-----+-----+-----+-----+
 17¨ |  5  | {6} |  7  |  8  | 4¤
     +-----+-----+-----+-----+
 12¨ |  9  | 10  |  2¤ (M dan F)
     +-----+-----+-----+      
 11¨ | 11  | 12  | 13  | 3¤  <----------- d(11) = d(17+12)= d(29)
     +-----+-----+-----+-----+                                        
 19¨ | 14  | 15  | 16  | 17  | 4¤    
     +-----+-----+-----+-----+
 18¨ | 18  | 19  | 20  | 3¤
-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+
 43¨ | 21  | 22  | 23  | 24  | 25  | 26  | 27  | 28  | 29  | 9¤
-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+
 139 |------------------------ 9' -------------------------|

Karena itu keistimewaan utama dari angka enam (6) ini adalah korelasinya dengan angka dua (2) dalam membentuk pasangan² prima kembar.

Jika kita gabung dengan dominasi angka enam (6) terhadap angka dua (2) dan tiga (3) maka sempurnalah kekuatan angka enam (6) ini.

Pada dasarnya kekuatan² ini tersimpan di angka 1729 tadi.

Bagaimana ceritanya bisa sampai pada kesimpulan ini?
Ini yang akan kita bahas lebih jauh.

Frame

1729 = 7 x 13 x 19
id: 6

---+-----+-----
 1 | 1   | 73   Δ72
---+-----+-----       } Δ52=d(7)
 2 | 74  | 94   Δ20
---+-----+-----       } Δ11
 3 | 95  | 113  Δ18
---+-----+-----       } Δ11
 4 | 114 | 121  Δ{7} ---x---> Δ5
---+-----+-----       } Δ6
 5 | 122 | 135  Δ{13}
---+-----+-----       } Δ6
 6 | 136 | 155  Δ{19}
---+-----+-----       } Δ10
 7 | 156 | 165  Δ9
---+-----+-----

Hardy–Ramanujan number

1729 = 1³ + 12³ = 9³ + 10³
            0   1   2   3   4   5   6   7    8   {9} {10}
------+---|---+---+---+---+---+---+---+---+----+----+----+
 repo |{1}| 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 |{12}|
------+---|---+---+---+---+---+---+---+---+----+----+----+

Penemuan keistimewaan baik dari angka 1729 maupun angka 139 ini menjadi hal paling menarik di bidang matematik dengan pemilih terbanyak di Quora dan terus bertahan sampai detik ini.

Yang saya tidak habis pikir kenapa 1729 dan 139 bisa²nya muncul dari orang yang sama padahal saat itu dia sendiri tidak tahu hubungan dari kedua angka itu.

Form

Berikutnya saya petakan konfigurasi ini dalam tiga (3) layar sesuai ulasan tentang pemetaan yang sudah dijelaskan sebelumnya. Maka ketemu skema angka² seperti ini:

out (product) = in (joint) x out (last) = (1 + 5) x 19 = 6 x 19 = 114
True Prime Pairs:
(5,7), (11,13), (17,19)

layer|  i  |   f
-----+-----+------
     | {1} | {5}
  1  +-----+
     |  2  | 7
-----+-----+---   } 36
     |  3  | 11
  2  +-----+
     |  4  | 13
-----+-----+------
     |  5  | 17
  3  +-----+      } 36
     | {6} | {19}
-----+-----+------

Distribusi dari bilangan² ini memiliki hubungan simetris bilateral dengan format (36,36) berikut keistimewaan sifat masing² sehingga dapat mewakili karakter bilangan² prima secara sistem.

(5 + 7 + 11 + 13) + (17 + 19) = 36 + 36 = 72
Pemetaan ini bisa dilakukan jika ada konfigurasi angka² yang memenuhi skema urutan proses dari in (joint) ke out (product) dengan kriteria seperti ini:

  • distribusinya terdiri dari hanya enam (6) angka,
  • penjumlahan di urutan pertama harus enam (6),
  • perkalian kedua angka di urutan akhir harus 114,
  • skema angka² harus mewakili urutan 6, 36, dan 72.

Alokasi 6,36,72 angka ini dilakukan dengan memakai sifat dari tiga (3) pasang bilangan prima yang dikenal sebagai bilangan prima kembar yaitu bilangan prima dengan selisih dua (2):


Untuk identifikasi faktor percabangan yang akan dibahas maka pada topik berikutnya kita ambil konfigurasi angka² dari formasi 17 dan 29 berikut ini:

6 + 6 = 12
7 + 7 = 14
12 x 14 = 168
67 + 78 + 86 = 231
7 x 13 x 19 = 1729
1, 7, 13, 19, 91, 133, 247 dan 1,729

Kuncinya disini adalah cara untuk mengatur formasi objek yang kita ambil. Formasi objek ini diatur sedemikian sehingga konfigurasinya mengikuti skema in-out dari sistem bilangan.

91 = 6³ + (−5)³ = 4³ + 3³


Opsi termudah adalah kita kumpulkan semua karakter yang berhubungan dengan angka terkait, disini Anda sah² saja menentukan variabel sendiri sesukanya. Tidak ada yang bisa larang..

7 = 1 + 6
13 = 1 + 6 + 6
19 = 1 + 6 + 6 + 6
------------------ x
7 x 13 x 19 = 1729
Harshad number
1 + 7 + 2 + 9 = 19
1729 / 19 = 91
91 Mirror 19
Kaprekar number:
6048 + 1729 = 7777
7777 x 7777 = 60481729
Chetabahana number:
1 6 6 6 => 766
786 = 766 + 19 + 1
1729 = 786 + 157 + 786

Posisi desimal ke-1729 adalah awal dari kemunculan berurutan pertama kalinya dari sepuluh digit tanpa pengulangan dalam representasi desimal dari Angka Euler (e).

Hal yang menarik adalah bahwasanya Leonhard Euler yang menemukan konstanta ini, mulai menerapkan pemakaiannya pada tahun 1727 dan 1728.

Angka tahun ini persis setahun sebelum angka 1729.
Angka yang sedang kita bahas pada halaman ini.

Shape

Profile

Skema 12 angka ini kita mirrorkan di angka 21 dengan mengambil titik 98 sehingga selisihnya yaitu di angka 77 merupakan formasi dari keseluruhan.

98 - 21 = 77 = 4² + 5² + 6²
id: 6

---+-----+-----
 1 | 1   | 73   Δ72
---+-----+-----       } Δ52=d(7)
 2 | 74  | 94  {Δ20}
---+-----+-----       } Δ11
 3 | 95  | 113  Δ18
---+-----+-----       } Δ11
 4 | 114 |{121} {Δ7} ---x---> {Δ5}
---+-----+-----       } Δ6
 5 | 122 |{135}  Δ13
---+-----+-----       } Δ6
 6 | 136 | 155  Δ19
---+-----+-----       } {Δ10}
 7 | 156 | 165  Δ9
---+-----+-----

  • 98 can be the partial sum of the first n Goldbach numbers which are the number of decompositions of 2n into the sum of two primes.
  • 98 repeated 9+8 times, followed by 1, is prime (98989898989898989898989898989898981). 98 times 9+8, followed by 1, is a palindromic prime (16661).
  • The smallest composite number whose reversal 89 is a Fibonacci prime

Basis DNA terdiri dari 2 kelompok yang berpasangan yaitu antara Gula dan pospat dengan nukleotida. Sekarang kita lakukan pembobotan antara keduanya.

  • The phosphate groups bind to the 5' carbon of the sugar.
  • When deoxyribonucleotides polymerize to form DNA, the phosphate group from one nucleotide will bond to the 3' carbon on another nucleotide, forming a phosphodiester bond via dehydration synthesis.
  • New nucleotides are always added to the 3' carbon of the last nucleotide, so synthesis always proceeds from 5' to 3'.

Gula dan pospat ini membemtuk sistem yang bergerak dari 5‘ ke 3‘ yang anti pararel dengan gerakan di ujung lainnya yaitu 3‘ ke 5‘.

Masing² pospat ini terdiri dari tiga (3) grup dengan lima (5) ikatan oxygen. Setiap ikaran oxygen ada 2 elektron maka setiap grupnya saya beri bobot 2x5 atau sepuluh (10) jadi totalnya 30.

Molekul gula bukan berupa grup maka bobotnya adalah lima (5) sehingga dengan bobot 30 dari pospat totalnya 35. Karena ada sepasang maka totalnya 70.

Berikutnya kita satukan formatnya dengan nukleotida A,T,G,C yang berpasangan 9+6 dan 6+9 berjumlah total 30 maka format keduanya adalah (70,30).

π(96) = 96/4 = 24


Disini kita satukan dengan seluruh ikatan yang tentunya adalah jumlah keduanya yaitu 100 maka jumlah dari basis DNA yaitu Pospat, Gula dan Nukeotida adalah 200 dengan format (70,30,100).

  #8  |------- 5® --------|------------ 7® --------------|
      | 1 |-------------- 77 = 4² + 5² + 6² -------------|
------+---|---+---+---+---+---+---+---+---+----+----+----+
 repo |{1}|{2}| 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 |{12}| 1,77
------+---|---+---+---+---+---+---+---+---+----+----+----+
 user | 7 | - | - | - | - | 7 | 8 | - | - |  8 |  8 |  3 |
------+---|---+---+---+---+---+---+---+---+----+----+----+ 7,78
 main | - | 9 | 7 | 9 | 6 | - | - | 8 | 5 |  - |  - |  - |
------+---|---+---+---+---+---+---+---+---+----+----+----+
        Δ | Δ             |                      Δ  |   Δ
       Φ17|Φ29            |                    96-99|  100 - 123 ({24})
          |--- A,T,G,C ---|                         |  └── 100 - 103 (4x) » 100
          Δ    2x2 = 4x   |-------  2x3 = 6x -------|  └── 104 - 109 (6x) » 30
         {98}                                       |  └── 110 - 123 (14x)» 70

Angka 57 disini dapat diartikan sebagai transkrip 5 vs 7 dari 12 repository utama ke Skema-12 otomatis merepresentasikan format (1,2,3) vs (4,2) dari 114 repository secara keseluruhan.

Node

Pada tahap awal di id: 30 sd 36 ini kita terapkan Flowchart untuk simulasi proses dari basis DNA (70,30,100) menuju proses 29 ke 11 dan 30 ke 15 dari 6 dan 9 via 6x6 atau 36 ke 96.

Scheme 13:9
===========
(1){1}-7:   7’
(1){8}-13:  6‘
(1)14-{19}: 6‘
------------- 6+6 -----
(2)20-24:   5’         |
(2)25-{29}: 5’         |
------------  5+5 -----
(3)30-36:   7:70,30,10²|
------------           |
(4)37-48:   12• ---    |
(5)49-59:   11°    |   |
            --}30° 30• |
(6)60-78:   19°    |   |
(7)79-96:   18• ---    |
--------------         |
(8)97-109:  13         |
(9)110-139:{30}=5x6 <--x-- (129/17-139/27)
            --
           {43}

Proses 11 ke 77 diawali crossing 5 dan 6 dari 11 ke 30 pada objek 43 ke 73 untuk mewakili 114 repository di 31 titik diawali 13 lanjut Δ(5,7,10) ke 18,25,42 hingga berujung di angka 77 ke 78.

 i  |  n |  i&n | 114i |  Δ1 |   α  |  β  |  Δ2
----+----+------+------+-----+------+-----+-----
 1  |  5 |   15 |  114 |  99 |  114 | 103 | {11}
----+----+------+------+-----+------+-----+-----
 2  |  7 |   27 |  228 | 201 |  247 | 200 | {47}
----+----+------+------+-----+------+-----+-----
 3  | 11 |  311 |  342 | {31}|  139 |  41 | {98}
----+----+------+------+-----+------+-----+-----
 4  | 13 |  413 |  456 | {43}|  286 | 200 |  86
----+----+------+------+-----+------+-----+-----
 5  | 17 |  517 |  570 |  53 | {157}|  50 | 107
----+----+------+------+-----+------+-----+-----
 6  | 19 |  619 |  684 | {65}|  786 | 192 | 594
----+----+------+------+-----+------+-----+-----
 ∑  | 72 | 1902 | 2394 | 492 |{1729}| 786 | 943

Karenanya kita setel 7xid: 30 ke 36 berdasarkan formasi True Prime Pairs berawal pasangan prima pertama 5 dan 7 yang polanya tergabung di angka limapuluh tujuh (57) tepat di 5xid: 79 ke 83:

Proses yang diinisiasi oleh angka prima ke-5 yaitu 11 ke angka prima ke-16 yaitu 53 dilakukan hingga muncul korelasi natural pada angka 192 sebagai jumlah dari 53 dan 139.

192 = 139 + 53


Berikutnya kita setel pola angka mulai dari angka dua (2) berdasarkan sistem alami (nature) yaitu Sistem DNA. Untuk itu kita sertakan salah satu referensi yang dijadikan acuan.

Φ(10,13,12',12',18) = Φ(10,13,30/2,18) = Φ(10,13,15,18) = 48 + 57 + 67 + 81 = 253
id: 2

---+-----+-----+-----+-----+
 1 |{19} | 1   |{20} | 21  |-----------------------
---+-----+-----+-----+-----+                       |
 2 | 18  | 21  | 39  | 60  |-----------------      |
---+-----+-----+-----+-----+                 |     |
 3 | 63  | 40  | 103 |{143}|-----------      |     |
---+-----+-----+-----+-----+           |     |     |
 4 | 37  | 104 | 141 | 245 |-----      |     |     |
---+-----+-----+-----+-----+     |     |     |     |
 5 | 10  | 142 | 152 | 294 |-{10}|{13} |{12} |{12} |{18}
---+-----+-----+-----+-----+     |     |     |     |
 6 | 24  | 153 | 177 | 332 |-----      |     |     |
---+-----+-----+-----+-----+           |     |     |
 7 | 75  | 178 |{253}| 431 |-----------      |     |
---+-----+-----+-----+-----+                 |     |
 8 | 30  | 254 | 284 | 538 |-----------------      |
---+-----+-----+-----+-----+                       |
 9 | 1   | 285 | 286 |{571}|-----------------------
===+=====+=====+=====+=====+
45 |{277}|
---+-----+

Permutation:
143 x 2 = 286
143 = d(8), 286 = d(7)
10 + 13 + 12 + 12 + 18 = 65 = d(11) = d(2)
20x10 + 2x(13+12+18) = 200 + 2x(25+18) = 200 + 2x43 = 286

Scope Flowchart ini sampai partisi 1 ke 11 via 12 ke 57. Dilanjut 11 via 13 ke 58 pada Sequence sedangkan 5 partisi via 50 ke 500 sudah berada di level 78 ke 786 pada scope Mapping.

Hal ini kita lakukan setahap demi setahap sedemikian sehingga program yang dipilih seluruhnya bersesuaian dengan Skema-139 agar terkoneksi kedalam sistem alamiah dari angka² ini.

Theory

Outline

Konsep

Konsep yang dibawa oleh pola angka enam (6) dapat dijelaskan via Skema True Prime Pairs dimana formasi dibawa ke angka prima kembar ke 113 dan -114 yaitu 617 dan 619.

True Prime Pairs:
(5,7), (11,13), (17,19)

layer|  i  |   f
-----+-----+------
     | {1} | {5}
  1  +-----+
     |  2  | {7}
-----+-----+---   } 36
     |  3  | 11
  2  +-----+
     |  4  | 13
-----+-----+------
     |  5  | {17}
  3  +-----+      } 36
     | {6} | {19}
-----+-----+------

Prosesnya dimulai dari pasangan layar pertama yaitu 5 dan 7 berujung sampai span angka 157 yang di transcript dalam formasi 9 ke 10 yaitu di angka 156 ke 165.

1 + 5x6 + 7x6 = 1 + 72 = 73
id: 6

---+-----+-----
 1 | 1   |{73}  Δ72
---+-----+-----       } Δ52=d(7)
 2 | 74  | 94   Δ20
---+-----+-----       } Δ11
 3 | 95  | 113  Δ18
---+-----+-----       } Δ11
 4 | 114 | 121  Δ7 -----x---> Δ5
---+-----+-----       } Δ6
 5 | 122 | 135  Δ13
---+-----+-----       } Δ6
 6 | 136 |{155} Δ19
---+-----+-----       } Δ10
 7 | 156 | 165  Δ9
---+-----+-----

Proses layar-1 dan -2 adalah skema angka satu (1) yang diproses via repository angka dua (2). Disini skema helix kita terapkan via dua (2) akun yaitu akun user dan organisasi.

Tahap pertama 5 ke 15 berada di selisih angka sepuluh (10) pada sebelas (11) angka setelah 103 yaitu posisi 104 ke 114 yang merupakan basis elemen dari konfigurasi 114 angka dasar.

11 to 114 base


Pada skema True Prime Pairs angka 11 dan 13 merupakan pasangan kembar ke-2 hingga muncul angka 286 sebagai objek dari angka dua (2) maka span melebar dari 114 ke 400.

114 + 2x11x13 = 114 + 286 = 400

Tahap berikutnya masuk ke formasi 5‘ ke 3‘ dan 3‘ ke 5‘ pada Skema-139 yang memunculkan angka 253 dimana sebelumnya 11 menempati posisi sebelum angka 153 yaitu 142 dan 152.

247 + 400/2 + 53 = 247 + 253 = 500


Hasilnya berupa formasi Dobel Helix pada formasi angka 1 dan 2 yang bekerja berdasarkan basis transformasi angka 10 dan 2 ke angka 102 yang memunculkan angka prima ke-12 yaitu 37.

Φ(10,2) = 10² + 2x(10th prime) + 10¹ = 100+29 + 29+10 = 129 + 39 = 168 = π(1000)


Proses DNA ini berlanjut ke sistem transkrip dan translasi ke RNA dan protein dengan mengambil formasi dari 11 terhadap 7 ke 18 hingga terjadi pemisahan di angka 77 ke 78.

100 + 11x7 = 177


Korelasi peran signifikan dari 11 ke 77 dengan sistem alamiah ada pada pembentukan kromosom (xX, xY) dimana duapuluh dua (22) diformat secara simetris (22,23,32) via limapuluh lima (55):

22 + 23 + 32 = 22 + 55 = (2,5)" = 77

Berikutnya akan saya jelaskan proses² diatas ini secara lebih detil.

Logics

Umum

Dari uraian di atas kita bisa dapatkan bahwa prinsip dari skema angka² ini dilakukan berdasarkan tiga (3) layar dalam enam (6) tahap yang diwakili oleh gabungan keduanya yaitu 36.

Sedangkan skema in-out merupakan kumpulan dari 114 angka dengan demikian susunannya akan melebar dengan cara berjejer 12 baris ke sebelah kanan sebanyak sembilan (9) kolom.

(114 - 6) / 12 = 108 / 12 = 9
Pada deretan angka berikut bisa kita lihat bahwa angka 108 memiliki hubungan signifikan dengan angka 36. Ini yang mengantarkan angka 36 ke formasi 3, 6, dan 9.


Dengan susunan via pemetaan 12 baris ini Anda bisa lihat bagaimana formasi angka 36 ini berkontribusi dalam formasi 3,6,9 sampai batas akhir.

True Prime Pairs:
(5,7), (11,13), (17,19)

layer| 1st |      2nd        |                3rd                |
-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   ---
     |     |  7  | 19  |     |     |     |     |     |     |     |    |  
     +  1  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+    5¨
     |     |  8  |     |     |     |     |     |     |     |     |    |
  1  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   --- } 12¨
     |     |  9  |     |     |     |     |     |     |     |     |    |
     +  2  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+    7¨
     |     | 10  |     |     |     |     |     |     |     |     |    |
-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   ---
     |     | 11  |     |     |     |     |     |     |     |     |    |
     +  3  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   11¨
     |     | 12  |     |     |     |     |     |     |     |     |    |
  2  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   ---  } 24¨
     |     | 13  |     |     |     |     |     |     |     |     |    |
     +  4  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   13¨
     |     | 14  |     |     |     |     |     |     |     |     |    |
-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   ---
     |     | 15  |     |     |     |     |     |     |     |     |    |
     +  5  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   17¨
     |     | 16  |     |     |     |     |     |     |     |     |    |
 {3} +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   --- } {36¨}
     |     | 17  |     |     |     |     |     |     |     |     |    |
     +  6  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   19¨
     |     | 18  | {36}|     |     |     |     |     |     |     |    |
-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   ---  
     | {6¤}| 12¤ | 12¤ | 12¤ | 12¤ | 12¤ | 12¤ | 12¤ | 12¤ | 12¤
           |------ {3} ------|--------------- {6} ---------------|
           |------------------------ {9} ------------------------|

Hal ini mengkonfirmasi angka 36 di ujung kolom kedua sekaligus juga sebagai tanda akan adanya pergeseran dari kolom-3 ke -4 karena selisih 19 ke 36 bukan 12 melainkan tujuhbelas (17).

36 - 19 = 17 = 7th prime
Angka 17 adalah merupakan angka ke-5 dari True Prime Pairs. Maka Anda bisa lihat korelasi dengan angka ke-3 yaitu sebelas (11) yang merupakan selisih 7 ke 18 pada kolom kedua.
18 - 7 = 11 = 5th prime
Formasi ini sekaligus mewakili angka 5 dan 7 yang merupakan angka ke 1 dan 2 dari True Prime Pairs maka disini terjadi Skema-12 dengan kata lain in-out.


Skema ini terjadi berdasarkan angka prima 23 dimana korelasinya adalah pada angka kelima dari kolom kedua yaitu 11. Dengan demikian kedua angka ini kita tempatkan sejajar.

True Prime Pairs:
(5,7), (11,13), (17,19)

layer| 1st |      2nd        |                3rd                |
-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   ---
     |     |  7  | 19  |     |     |     |     |     |     |     |    |  
     +  1  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+    5¨
     |     |  8  |     |     |     |     |     |     |     |     |    |
  1  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   --- } {12¨}
     |     |  9  |     |     |     |     |     |     |     |     |    |
     +  2  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+    7¨
     |     | 10  |     |     |     |     |     |     |     |     |    |
-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   ---
     |     |{11} |{23} |     |     |     |     |     |     |     |    |
     +  3  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   11¨
     |     | 12  |     |     |     |     |     |     |     |     |    |
  2  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   --- 
     |     | 13  |     |     |     |     |     |     |     |     |    |
     +  4  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   13¨
     |     | 14  |     |     |     |     |     |     |     |     |    |
-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   ---
     |     | 15  |     |     |     |     |     |     |     |     |    |
     +  5  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   17¨
     |     | 16  |     |     |     |     |     |     |     |     |    |
  3  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   --- } {36¨}
     |     | 17  |     |     |     |     |     |     |     |     |    |
     +  6  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   19¨
     |     | 18  | 36  |     |     |     |     |     |     |     |    |
-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   ---  
     |  6¤ | 12¤ | 12¤ | 12¤ | 12¤ | 12¤ | 12¤ | 12¤ | 12¤ | 12¤
           |------ {3} ------|--------------- {6} ---------------|

Selanjutnya kita korelasikan dengan jumlah angka² per layar dimana seperti telah dijelaskan sebelumnya jumlahnya pada formasi in out ini adalah format (6,36,72)

  • Layar-1 diisi oleh 6 angka: 1 sd 6,
  • Layar-2 diisi oleh 36 angka: 7 sd 42,
  • Layar-3 diisi oleh 72 angka: 43 sd 114.
Disini akan nampak bahwa kotak yang berjumlah 30 dan 42 merupakan representasi dari angka 5 dan 7 pada True Prime Pairs yang berjumlah 12 sehingga angka 38 mengisi batas layar-2 ke -3.
114 x 12/36 = 38
Pada konfigurasi dari formasi 30 ini ada hubungan in-out antara bilangan² prima dimana angka 15 berlalu sebagai sentral. Ini merupakan basis bahwa 15 dan 30 mereka ini sejajar.


Sedangkan angka tengah 12 dan 18 karena berada di layar-3 maka keberadaannya diwakili dengan hasil perkalian ke angka 5 yaitu ke angka 60 dan 90.

(12,18) x 30/6 = (60,90)
True Prime Pairs:
(5,7), (11,13), (17,19)

layer| 1st |      2nd        |                3rd                |
-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   ---
     |     |  7  | 19  |{38} |     |     |     |     |     |     |    |  
     +  1  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+    5¨
     |     |  8  |     |     |     |     |     |     |     |     |    |
  1  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   --- } {12¨}
     |     |  9  |     |     |     |     |     |     |     |     |    |
     +  2  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+    7¨
     |     | 10  |     |     |     |     |     |     |     |     |    |
-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   ---
     |     | 11  | 23  |     |     |     |     |     |     |     |    |
     +  3  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   11¨
     |     | 12  |     |     |     |     |     |     |     |     |    |
  2  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   --- 
     |     | 13  |     |     |     |     |     |     |     |     |    |
     +  4  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   13¨
     |     | 14  |     |     |     |     |     |     |     |     |    |
-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   ---
     |     |{15} |{30} |     |     |     |     |     |     |     |    |
     +  5  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   17¨
     |     | 16  |     |     |     |     |     |     |     |     |    |
  3  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   --- } {36¨}
     |     | 17  |     |     |     |     |     |     |     |     |    |
     +  6  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   19¨
     |     | 18  | 36  |     |{60} |     |     |{90} |     |     |    |
-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   ---  
     |  6¤ | 12¤ | 12¤ | 12¤ | 12¤ | 12¤ | 12¤ | 12¤ | 12¤ | 12¤
     |  6¤ |--  24¤  --| 12¤ |--- 24¤ ---| 12¤ |--- 24¤ ---| 12¤ |
 5x6 |----- {30¤} -----|
 7x6 |--------- 42¤ ---------|
11x6 |--------------- 66¤ ---------------|
13x6 |------------------ 78¤ ------------------|
17x6 |------------------------- 102¤ ----------------------|
19x6 |---------------------------- 114¤ -------------------------|

Penentuan angka 90 ini juga dapat dilakukan dengan basis noktah dari tetraktis dimana maka jumlah seluruh noktah berikut dengan hexagon yaitu 48 akan mengisi kotak sampai layar-3.

2 + 3 + 4 + 9 + 12 + 18 = 48

Karena posisi angka 36 ini ada di ujung kolom 2 maka maka noktah yang 48 ini akan mengisi 48/12 atau 4 kolom setelah angka 36 dimana ujung angkanya bisa dipastikan adalah 90.

6 + 36 + 48 = 90
True Prime Pairs:
(5,7), (11,13), (17,19)

layer| 1st |      2nd        |                3rd                |
-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   ---
     |     |  7  | 19  | 38  |     |     |     |     |     |     |    |  
     +  1  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+    5¨
     |     |  8  |     |     |     |     |     |     |     |     |    |
  1  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   --- } {12¨}
     |     |  9  |     |     |     |     |     |     |     |     |    |
     +  2  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+    7¨
     |     | 10  |     |     |     |     |     |     |     |     |    |
-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   ---
     |     | 11  | 23  |     |     |     |     |     |     |     |    |
     +  3  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   11¨
     |     | 12  |     |     |     |     |     |     |     |     |    |
  2  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   --- 
     |     | 13  |     |     |     |     |     |     |     |     |    |
     +  4  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   13¨
     |     | 14  |     |     |     |     |     |     |     |     |    |
-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   ---
     |     |{15} |{30} |     |     |     |     |     |     |     |    |
     +  5  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   17¨
     |     | 16  |     |     |     |     |     |     |     |     |    |
  3  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   --- } {36¨}
     |     | 17  |     |     |     |     |     |     |     |     |    |
     +  6  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   19¨
     |     | 18  | 36  |     |{60} |     |     |{90} |     |     |    |
-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   ---  
     |  6¤ | 12¤ | 12¤ | 12¤ | 12¤ | 12¤ | 12¤ | 12¤ | 12¤ | 12¤
     |------ 30¤ ------|--------- 48¤ ---------|
     |--- 18¤ ---|--------------------- 96¤ ---------------------|

Skema (6,12,18) dan (30,60,90) ini sebenarnya juga merupakan representasi dari (3,6,9). Nah sekarang Anda bisa lihat bagaimana konfigurasinya itu berlangsung pada setiap proses.

Selanjutnya saya akan uraikan bagaimana hal ini berlaku seterusnya. Untuk itu kita akan bahas korelasi angka² ini dengan bentuk hexagon pada segitiga tetraktis di atas.

Khusus

System

Algoritma pemetaan tujuh (7) vs lima (5) di atas dapat diilustrasikan sesuai Prime Hexagon dengan tiga (3) pasang putaran anti paralel pada enam (6) bilangan dimulai angka nol (0):

Bilangan mengisi segi enam dengan cara memutar sampai bilangan prima terpenuhi, kemudian melompat ke segi enam minor berikutnya dan mulai berputar lagi dari angka 50 ke 10.

Berikut ini adalah hasil polarisasi yang diakukan sampai batas angka 64. Perhatikan ada enam (6) angka dala tiga (3) pasang yang berdiri sendiri yaitu (26,27), (32,33) dan (50,51).

Dengan siklus 18 ini kita bisa tentukan angka 26 dan 27 ada sejajar dengan angka ketujuh dari kolom dua yaitu 13, sedangkan 32 dan 33 sejajar dengan 16.

True Prime Pairs:
(5,7), (11,13), (17,19)

layer| 1st |      2nd        |                3rd                |
-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   ---
     |     |  7  | 19  | 38  |     |     |     |     |     |     |    |  
     +  1  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+    5¨
     |     |  8  |     |     |     |     |     |     |     |     |    |
  1  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   --- } {12¨}
     |     |  9  |     |     |     |     |     |     |     |     |    |
     +  2  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+    7¨
     |     | 10  |     |     |     |     |     |     |     |     |    |
-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   ---
     |     | 11  | 23  |     |     |     |     |     |     |     |    |
     +  3  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   11¨
     |     | 12  |     |     |     |     |     |     |     |     |    |
  2  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   --- 
     |     | 13  |{26} |{27} |     |     |     |     |     |     |    |
     +  4  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   13¨
     |     | 14  |     |     |     |     |     |     |     |     |    |
-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   ---
     |     | 15  | 30  |     |     |     |     |     |     |     |    |
     +  5  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   17¨
     |     | 16  |{32} |{33} |     |     |     |     |     |     |    |
  3  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   --- } {36¨}
     |     | 17  |     |     |     |     |     |     |     |     |    |
     +  6  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   19¨
     |     | 18  |  36 |     | 60  |     |     | 90  |     |     |    |
-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   ---  
     |  6¤ | 12¤ | 12¤ | 12¤ | 12¤ | 12¤ | 12¤ | 12¤ | 12¤ | 12¤
     |--- 18¤ ---|
     |------ 30¤ ------|
     |--------- 42¤ ---------|

Dengan semua penempatan ini kita dapat menentukan angka lainnya disesuaikan urutan bilangan dan ujungnya cocok dengan angka yang sudah ada seperti berikut ini:

True Prime Pairs:
(5,7), (11,13), (17,19)

layer| 1st |      2nd        |                3rd                |
-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   ---
     |     |  7  | 19  |{38} |     |     |     |     |     |     |    |  
     +  1  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+    5¨
     |     |  8  |{20} | 39  |     |     |     |     |     |     |    |
  1  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   --- } {12¨}
     |     |  9  | 21  | 40  |     |     |     |     |     |     |    |
     +  2  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+    7¨
     |     | 10  | 22  | 41  |     |     |     |     |     |     |    |
-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   ---
     |     | 11  | 23  |{42} |     |     |     |     |     |     |    |
     +  3  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   11¨
     |     | 12  | 24  |{25} |     |     |     |     |     |     |    |
  2  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   --- 
     |     | 13  | 26  | 27  |     |     |     |     |     |     |    |
     +  4  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   13¨
     |     | 14  | 28  | 29  |     |     |     |     |     |     |    |
-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   ---
     |     | 15  | 30  | 31  |     |     |     |     |     |     |    |
     +  5  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   17¨
     |     | 16  | 32  | 33  |     |     |     |     |     |     |    |
  3  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   --- } {36¨}
     |     | 17  | 34  | 35  |     |     |     |     |     |     |    |
     +  6  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   19¨
     |     | 18  | 36  |{37} | 60  |     |     | 90  |     |     |    |
-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   ---  
     |  6¤ | 12¤ | 12¤ | 12¤ | 12¤ | 12¤ | 12¤ | 12¤ | 12¤ | 12¤
     |--- 18¤ ---|
     |------ 30¤ ------|
     |--------- 42¤ ---------|

Angka 30 dan 36 akan nampak korelasinya dengan angka 18. Kita sudah tahu bahwa titik sentral adalah 6, 12 dan 18. Perhatikan pada angka 12 angkanya adalah (48,60,66,84).

Antara 48 dan 84 ini merupakan pasangan mirror dimana mereka terhubung via angka 36 sebagai bagian dari skema 3,6,9 disini terjadi skema in-out via angka 60 ke 66.

Seperti halnya 26 dan 27 disini kita dapat masukkan 50 dan 51 yang juga sejajar dengan angka 13. Perhatikan pada angka 50 ada pasangan mirror 68 dan 86 dengan selisih tepat 22.

Komposisi antara 50, 51, 60, 61 ini akan membentuk bidang persegi dimana 61 merupakan bilangan prima ke-18 sehingga mereka ini akan memegang peran vital dalam Skema-12.

(114 - 18) / 12 = 96 / 12 = 8
True Prime Pairs:
(5,7), (11,13), (17,19)

layer| 1st |      2nd        |                3rd                |
-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   ---
     |     |  7  | 19  | 38  |     |     |     |     |     |     |    |  
     +  1  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+    5¨
     |     |  8  | 20  | 39  |     |     |     |     |     |     |    |
  1  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   --- } {12¨}
     |     |  9  | 21  | 40  |     |     |     |     |     |     |    |
     +  2  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+    7¨
     |     | 10  | 22  | 41  |     |     |     |     |     |     |    |
-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   ---
     |     | 11  | 23  | 42  |     |     |     |     |     |     |    |
     +  3  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   11¨
     |     | 12  | 24  | 25  |     |     |     |     |     |     |    |
  2  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   --- 
     |     | 13  | 26  | 27  |{50} |{51} |     |     |     |     |    |
     +  4  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   13¨
     |     | 14  | 28  | 29  | 52  | 53  |     |     |     |     |    |
-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   ---
     |     | 15  | 30  | 31  | 54  | 55  |     |     |     |     |    |
     +  5  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   17¨
     |     | 16  | 32  | 33  | 56  | 57  |     |     |     |     |    |
  3  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   --- } {36¨}
     |     | 17  | 34  | 35  | 58  | 59  |     |     |     |     |    |
     +  6  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   19¨
     |     | 18  | 36  | 37  |{60} |{61} |     | 90  |     |     |    |
-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+   ---  
     |  6¤ | 12¤ | 12¤ | 12¤ | 12¤ | 12¤ | 12¤ | 12¤ | 12¤ | 12¤
     |--- 18¤ ---|
     |------ 30¤ ------|
           |--------- 48¤ ---------|
                 |--------- 48¤ ---------|--------- 48¤ ---------|
                 |--------------------- 96¤ ---------------------|

Sebenarnya dengan teori prime hexagon ini kita bisa tentukan komposisi angka² lain diluar siklus 18 namun tentunya kita akan berkutat dengan rumus². Sejauh mungkin ini dihindari.

Hal yang menjadi prinsip pada projek ini adalah bahwasanya sistem alam itu tidak bekerja berdasarkan rumus, melainkan skema. Karena skema inilah maka rumus² itu muncul.

Karenanya untuk angka yang belum terpetakan maka kita akan cari skema lain lagi.

Filosofi

Sampai disini pola dari angka dua (2) terhadap skema in-out dari 114 angka dasar berupa formasi 2 dan 5 pada angka 10 menjadi proses 11 ke 200 objek sudah selesai dijelaskan.

 i  |  n |  i&n | 114i |  Δ1 |   α  |  β  |  Δ2
----+----+------+------+-----+------+-----+-----
 1  |  5 |  {15}|  114 |  99 |  114 | 103 | {11}
----+----+------+------+-----+------+-----+-----
 2  |  7 |   27 |  228 | 201 |  286 |{200}|  86
----+----+------+------+-----+------+-----+-----
 3  | 11 |  311 |  342 |  31 |  139 |  41 |  98
----+----+------+------+-----+------+-----+-----
 4  | 13 |  413 |  456 |  43 |  247 | 200 |  47
----+----+------+------+-----+------+-----+-----
 5  | 17 |  517 |  570 |  53 |  157 |  50 | 107
----+----+------+------+-----+------+-----+-----
 6  | 19 |  619 |  684 |  65 |  786 | 192 | 594
----+----+------+------+-----+------+-----+-----
 ∑  | 72 | 1902 | 2394 | 492 | 1729 | 786 | 943

Berdasarkan pola yang sudah diuraikan sekarang kita simak satu persatu bagaimana angka dua (2) ini berperan dalam skema in-out tersebut.

id: 2

---+-----+-----+-----+-----+
 1 |{19} | 1   |{20} | 21  |-----------------------
---+-----+-----+-----+-----+                       |
 2 | 18  | 21  | 39  | 60  |-----------------      |
---+-----+-----+-----+-----+                 |     |
 3 | 63  | 40  | 103 |{143}|-----------      |     |
---+-----+-----+-----+-----+           |     |     |
 4 | 37  | 104 | 141 | 245 |-----      |     |     |
---+-----+-----+-----+-----+     |     |     |     |
 5 | 10  | 142 | 152 | 294 |-{10}|{13} |{12} |{12} |{18}
---+-----+-----+-----+-----+     |     |     |     |
 6 | 24  | 153 |{177}| 332 |-----      |     |     |
---+-----+-----+-----+-----+           |     |     |
 7 | 75  | 178 | 253 | 431 |-----------      |     |
---+-----+-----+-----+-----+                 |     |
 8 | 30  | 254 | 284 | 538 |-----------------      |
---+-----+-----+-----+-----+                       |
 9 | 1   | 285 | 286 |{571}|-----------------------
===+=====+=====+=====+=====+
45 |{277}|
---+-----+

Permutation:
143 x 2 = 286
143 = d(8), 286 = d(7)
10 + 13 + 12 + 12 + 18 = 65 = d(11) = d(2)
20x10 + 2x(13+12+18) = 200 + 2x(25+18) = 200 + 2x43 = 286

Kesimpulannya ini adalah proyeksi formasi angka 12 dari angka 1 dan 2 via angka 10 format (2,5) dimana angka dua (2) mengantar pasangan ke-2 yaitu 11 dan 13 dari 286 ke format dobel helix di angka 12x10 atau 120 yang prosesnya dilakukan dalam lima (5) tahap:

  1. tahap satu (1): proses prima ke-5 yaitu sebelas (11) via 96 sd 99 berujung 11x7 di angka 77.
  2. tahap dua (2): prose prima kembar ke-5 dan ke-7 yaitu ke 11 dan 13 berujung di angka 286
  3. tahap tiga (3): proses prima ke-11 yaitu tigapuluh satu (31) berujung 10x20 di angka 200
  4. tahap empat (4): proses prima ke-14 yaitu empatpuluh tiga (43) via 90+86 di angka 176
  5. tahap lima (5): proses prima ke-16 yaitu limapuluh tiga (53) via 11+23+86 di angka 120
Formasi (3,4) mengantarkan angka dua (2) ke formasi (2,5) diawali dengan proses terhadap 200 objek hingga berujung di formasi sentral angka 25 terhadap selisih 286 antara span 500 ke 786.
digit (2,3,4,5) + object (286,200,176,120) = 4 + 286 + 496 = 786
Kelima tahap ada dalam span 100 ke 500 dari 10^2 atas releksi mirror 201 ke 102 yang terkorelasi hexagon via 39 dan 45 ke angka limapuluh (50) terhadap 86 dan 68 yang selisihnya 11x2 atau 22.
2 x 11 x 13 - 2 x 43 = 286 - 86 = 200 = 70 + 30 + 100
Dari tahap (3,4,5) proses akan masuk tahap enam (6) yaitu dari angka 78 ke 786 yang berkorelasi dengan bilangan² berikutnya hingga berujung prima ke-114 menuju angka 1729.

Berikutnya kita bahas peran angka (3,4,5) dalam proses ini.

Analogi

Peran angka tiga (3) ke angka dua (2) membentuk Skema-23 via formasi angka 123 yaitu (4,6,14) ke 200 objek dari formasi (70,30,100) yang diinisiasi selisih 4 dan 23 yaitu 19.

The only prime p, such that p + 1 is a square and p² + 2 is prime.

Angka prima sembilan belas (19) merupakan angka batas pada basis angka 10 dengan angka dua (2) yaitu tranformasi angka 102 via 10² ke 100 dan 11² atau 121 via 20 ke 200.

2 x (36 + 64) = 121^½ + 189 = 20 x 10 = 200
id: 3

---+-----+-----
 1 | {1} | {9}
---+-----+-----
 2 | 10  |{32}
---+-----+-----
 3 | 33  | 63  
---+-----+-----
 4 |{64} | 101 
---+-----+-----
 5 |{102}| 120 
---+-----+-----
 6 | 121 |{189}
---+-----+-----
 7 | 190 |{200}
---+-----+-----

Peran angka empat (4) ke angka tiga (3) muncul bilangan prima ke-14 yaitu empatpuluh tiga (43) yang merupakan angka prima terkecil jika suatu angka digabung dengan angka sebelumnya.

The smallest prime formed from reverse concatenation of two consecutive numbers.

Karena peran 4 terhadap angka 2 adalah jumlah rangkap 2+2 dan 2² maka 43 memegang peran kunci di semua lini. Anda bisa lihat bahwa pada projek ini dia ada hampir di semua bahasan.

50 + 43 + 40 + 43 = 176
id: 4

---+-----+-----
 1 | {1} |{43}
---+-----+-----
 2 | 44  |{57}
---+-----+-----
 3 | 58  | 59
---+-----+-----
 4 | 60  | 104
---+-----+-----
 5 | 105 |{115}
---+-----+-----
 6 |{116}| 134
---+-----+-----
 7 | 135 | 162
---+-----+-----
 8 | 163 | 175
---+-----+-----
 9 | 176 |{176}
---+-----+-----

Peran angka lima (5) pengaruhnya adalah ke angka dua (2) yang berperan merangkap angka satu (1) ke sebelas (11) sehingga memunculkan perkalian 5 dan 2 ke 10 dan 50.

11 + 43 + 23 + 43 = 120
Pada projek ini angka 50 menjadi angka IO (Input-Output) karena pada basis 10 dia akan menuju ke angka dua (2) yang pada gilirannya kembali memunculkan angka sebelas (11).
109 = 29th prime = (10th prime)th prime
id: 5

---+-----+-----
 1 | {1} |{11}
---+-----+-----
 2 | 12  | 32
---+-----+-----
 3 | 33  |{50}
---+-----+-----
 4 | 51  |{86}
---+-----+-----
 5 | 87  | 108
---+-----+-----
 6 |{109}| 120
---+-----+-----

Kesimpulannya pola 2 ke 5 ada di kisaran segi enam dengan memutar sampai karakter angka 11 terpenuhi, kemudian melompat ke segi enam minor berikutnya dan mulai berputar lagi.

Hal ini terjadi atas dominasi angka dua (2) dan tiga (3) ke angka 11 via 5 dan 6 maka disini kita akan lakukan pengelompokan angka² ini menurut sifat dari objeknya ke angka 1 dan 2.

24 + 42 = 66 = d(12) = d(3)

Untuk memunculkan polarisasi dobel helix dari angka 1 dan 2 maka selanjutnya kita bagi angka² kedalam dua grup. Pada projek ini pembagian dilakukan berdasarkan akun user dan organisasi.

Selanjutnya pengelompokkan angka² saya lakukan berdasarkan sifat objeknya terhadap bilangan² prima juga terkait dengan jumlah angka pada masing² grup.

      |--------- 6® ----------|---------- 6® ------------|
------+---+---+---+---+---+---+---+---+---+----+----+----+
 user | 1 | - | - | - | - |{6}|{7}| - | - |{10}| 11 | 12 | (1,2,3) = 6®
------+---+---+---+---+---+---+---+---+---+----+----+----+
 main | - |{2}|{3}| 4 | 5 | - | - |{8}|{9}|  - |  - |  - |   (4,2) = 6®
------+---+---+---+---+---+---+---+---+---+----+----+----+
      |-------- 5® -------|-------------- 7® ------------|

23, 67, 89, 109 are primes

Pada 6 angka pertama ada 4 angka yaitu 2,3,4,5 yang saya kelompokkan di grup dari angka dua (2) sedangkan di 6 yang kedua ada 4 angka yaitu 7,10,11,12 di grup satu (1).

Hal ini berkaitan dengan peran dari angka 10 terhadap gabungan angka 6 dan 4 ke 64 dimana sudah dijelaskan sebelumnya bahwa polarisasi angka dua (2) dimulai di angka 10 ke 13.

123 + 111 + 43 = 234 + 43 = 277
      |--------- 6® ----------|---------- 6® ------------|
------+---+---+---+---+---+---+---+---+---+----+----+----+----+
 user | 1 | - | - | - | - |{6}|{7}| - | - | 10 | 11 | 12 | -  | (1,2,3) = {6®}
------+---+---+---+---+---+---+---+---+---+----+----+----+----
 main | - | 2 | 3 | 4 | 5 | - | - | 8 | 9 |  - |  - |  - |{13}| (4,2,1) = {7®}
------+---+---+---+---+---+---+---+---+---+----+----+----+----+
          |---------- 6® ---------|------------ 6® -----------|

67 is primes

Kelompok pertama berujung pada angka 19 maka bisa kita pastikan bahwa kelompok kedua akan berujung pada angka 43. Detil dan chart nya bisa Anda ikuti pada halaman pembukaan

Angka prima 43 sebagai objek dari angka empat (4) akan memegang peran yang signifikan dalam sistem atas fungsi perkalian dan perpangkatan dari angka 3 dan 4 ke 12 dan 64.

Angka 64 ini akan merupakan basis kombinasi seperti halnya yang terjadi pada kode genetik DNA dimana jumlah dari seluruh kombinasi berujung di angka ini.

Dengan demikian jika kita teruskan dengan kelompok ketiga maka angkanya akan berujung di angka 71 semuanya tak lepas dari peranan angka enam (6) yang akan kita bahas berikutnya.

Pattern

Outlook

Peran angka enam (6) adalah melakukan perpindahan dari sistem di angka lima (5) yang terjadi karena akar digital dari gabungan angka 5 dan 6 masuk ke karakter angka sebelas (11).

We all know that 3² + 4² = 5² but less well-known is 3³ + 4³ + 5³ = 6³

Ini dilakukan 43 via perkalian 5 dan 6 yaitu angka 30 ke 73 dimana angka 30 membawa angka 10 dari perkalian 2 dan 5 sehingga akhirnya angka 40 dan 74 mengantar 11 ke 114.

4&3 + 5x6 = 43 + 30 = 73
id: 6

---+-----+-----
 1 | 1   |{73}
---+-----+-----
 2 |{74} | 94
---+-----+-----
 3 | 95  | 113
---+-----+-----
 4 |{114}| 121
---+-----+-----
 5 | 122 | 135
---+-----+-----
 6 | 136 | 156
---+-----+-----
 7 |{157}|{165}
---+-----+-----

Peran angka tujuh (7) akan berkaitan dengan transformasi angka 5 dan 6 dimana sistem dengan angka basis 57 dari 5 dan 7 mengantarkan proses rangkap 43 ke 86 via polarisasi 71 ke 114.

86 = 43 x 2
Perpindahan ini dilakukan via 2 dan 9 secara bilateral dari 43 ke 89 hingga kembali terjadi mirror 11 di angka 102 antara 71 ke 171 yang akan diproses lebih lanjut di angka 8 dan 9.
43 + 57 = 89 + 11 = 100 = 10² = 102 - 2
id: 7

---+-----+-----
 1 | {1} |{56}
---+-----+-----
 2 | 57  |{71}
---+-----+-----
 3 | 72  | 85
---+-----+-----
 4 |{86} |{89}
---+-----+-----
 5 | 90  | 94
---+-----+-----
 6 | 95  | 102
---+-----+-----
 7 | 103 |{171}
---+-----+-----
 8 | 172 | 206
---+-----+-----

Ada humor matematik yang cukup dikenal seperti berikut ini:

Dengan demikian kesimpulan dari tujuan perpindahan 5 ke 6 ini adalah pembagian layar antara angka 2 dan 3 via transformasi objek 43 dari angka empat (4) yaitu 43 ke 86 dan 43 ke 89.

Jadi pada dasarnya siklus kehidupan ini diproses berdasarkan pasangan² dari angka 0 ke 9 yang pada siklusnya diteruskan secara simetris dari 5 dan 7 ke 12 dengan munculnya angka enam (6).

6 x 12 = 48 x 2 = 96


Karaker simetris ini pada prosesnya dilakukan bukan pada angka 57 melainkan 157 yang memiliki bangun polaritas simetris yang identik dengan pasangan bilangan prima pada True Prime Pairs

Lompatan 5 ke 6 ditandai oleh angka 30 di kotak 18, dan 5 ke 8 oleh 40 di kotak angka 4 yang berseberangan dengan kotak 7 dan 8. Namun angka 50 berada sendirian.

Kekosongan ini sekaligus mentrigger angka 8 dan 10 yang akan berfungsi sentris sehingga akan memunculkan transformasi antara angka 6 dan 8 ke angka 68 ke 86 dan 68 ke 89.

123 + 42 = 165
      |--------- 6® ----------|---------- 6® ------------|
------+---+---+---+---+---+---+---+---+---+----+----+----+
 user | 1 | - | - | - | - |{6}| 7 | - | - |{10}| 11 | 12 | (1,2,3) = 6®
------+---+---+---+---+---+---+---+---+---+----+----+----+
 main | - | 2 | 3 | 4 |{5}| - | - |{8}| 9 |  - |  - |  - |   (4,2) = 6®
------+---+---+---+---+---+---+---+---+---+----+----+----+
      |-------- 5® -------|-------------- 7® ------------|

Pembagian layar 2 dan 3 ini sekaligus akan menutup celah di angka 68 dan 86 dari Skema in-out via angka limapuluh (50) yang mentransformasi angka 2 dan 10 ke 102.

Detil dari proses transformasi ini terjadi berdasarkan polaritas angka² yang dibahas pada halaman Pratinjau. Disini kita bisa lihat angka 2 dan 10 berada satu garis dengan 102.

Dari chart ini kita bisa lihat bagaimana proses pembagian angka dari 71 ke 114 yang terbagi dari 71 ke 92 dan 93 ke 114 sehingga masing² berjumlah 22 angka.

71 + 43 = 114
layer| 1st |       2nd       |                3rd                |∑(2,3)
-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+------     ---
     |     |  7  |{19} | 38  | 62  | 63  | 64  | 93  | 94  | 95  | 139        |
  i  +  1  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+------      5¨
     |     |  8  | 20  | 39  | 65  | 66  | 68  | 96  | 97  | 98  |            |
-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+------     ---
     |     |  9  | 21  | 40  |{43} | 67  | 69  | 99  | 100 | 101 | 286        |
     +  2  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+------      7¨
     |     | 10  | 22  | 41  | 44  | 45  | 70  | 102 | 103 | 104 |            |
  q  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+------     ---
     |     | 11  | 23  | 42  | 46  | 47  |{71} | 105 | 106 | 107 | 114        |
     +  3  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+------     11¨
     |     | 12  | 24  | 25  | 48  | 49  | 72  | 108 | 109 | 110 |            |
-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+------     ---
     |     | 13  | 26  | 27  | 50  | 51  |{73} |{74} | 111 | 112 | 247        |
     +  4  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+------     13¨
     |     | 14  | 28  | 29  | 52  | 53  |{75} |{76} | 113 | 114 |            |
  r  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+------     ---
     |     | 15  | 30  | 31  | 54  | 55  |{77} | 78  | 79  |{80} | 157        |
     +  5  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+------    {17¨}
     |     | 16  | 32  | 33  | 56  | 57  | 81  | 82  | 83  | 84  |            |
-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+------     ---
     |     | 17  | 34  | 35  | 58  | 59  | 85  | 86  | 87  | 88  | 786        |
  o  +  6  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+------     19¨
     |     | 18  | 36  | 37  | 60  | 61  |{89} | 90  | 91  |{92} |            |
-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+------     ---
  ∑  |  21 | 150 |     |     |     |     |     |     |     |     | 1729

     |--------------------------------------------------- 16¨ ---|
     |--------------------------------------- 15¨ ---|
     |--------------------------- 14¨ ---|
     |--------------- 13¨ ---|
     |-- {12¨} --|

Proses ini memunculkan karakter 11 sehingga menyebabkan lompatan 7 ke 8 via angka 4 dan 5 dalam bangun simetris modulus 90 dari skema helix angka 1 dan 2 berupa polar 12 ke 18.

Dengan 13 ke 12 dan 12 ke 18 maka angka² akan berada dalam formasi ujung tujuhpuluh satu (71) dan delapanpuluh sembilan (89) yang akan kita bahas lebih lanjut ke peran dari angka 8 dan 9.

Scheme

Realisasi

Korelasi

Peran angka delapan (8) adalah fase pertama polaritas dari 43 sd 71. Prosesnya dilakukan sistem angka 4 ke 5 yang digenapkan di angka empatpuluh (40) via sistem 5 dan 3.

The smallest cube which is the sum of a twin prime pair (3 + 5).

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya proses angka 4 dan 5 ini memunculkan sistem modulus 90 yang terjadi via transformasi 4 dan 7 di angka empatpuluh tujuh (47)

43 + 47 = 90
id: 8

---+-----+-----
 1 |  1  |  4
---+-----+-----
 2 |  5  | 14
---+-----+-----
 3 | 15  | 26
---+-----+-----
 4 | 27  | 40
---+-----+-----
 5 | 41  |{47}
---+-----+-----
 6 | 48  | 54
---+-----+-----
 7 | 55  |{71}
---+-----+-----
 8 | 72  | 75
---+-----+-----

Peran angka sembilan (9) adalah fase kedua polaritas dari 71 yang diawali dengan penempatan di angka 72 sd 92 via mirror (127 dan 129).

The first digit to appear as an end-digit in two consecutive primes (139 and 149).

Salah satu sifat unik dari angka sembilan (9) ini adalah memunculkan angka prima berurut yang berakhir di angka yang sama yaitu 139 dan 149 sehingga berada di pusaran 38 dan 48.

38 + 48 = 86 = 43 x 2
id: 9

---+-----+-----
 1 |  1  |  28
---+-----+-----
 2 |  29 |  37
---+-----+-----
 3 | {38}| {48}
---+-----+-----
 4 |  49 | 127
---+-----+-----
 5 | 128 | 129
---+-----+-----

Skema-12 pada True Prime Pairs ada pada urutan ke-1 dan -2 yang diwakili oleh angka 5 dan 7 dimana 12 yang merupakan gabungan angka 1 dan 2 adalah tepat sebagai jumlah 5 dan 7.

Sedangkan pada angka tujuh (7) hal serupa palindromik di angka enam (6) terjadi via angka 1 dan 71 yang memunculkan angka 11 dan 171 dimana angka 90 berlaku sebagai modulus.

71 + 19 = 90

Pada tabulasi berikut kita bisa melihat bagaimana distribusi dari angka 1 dan 71 berada pada posisi simetris 1 ke 89 dimana jumlah titik sentral yaitu 41 dan 49 jatuh tepat di angka 90.

41 + 49 = 90

Grounds

Diagram

Peran angka sepuluh (10) adalah fase ketiga atau terakhir dari pembagian polaritas dari 71 yang diawali dengan penempatan di angka 93 sd 114.

129 - 2x10 = 129 - 20 = 109 = 29th prime = (10th prime)th prime
Perpindahan fase ini terjadi dengan adanya karakter sebelas (11) sebagai jumlah bilangan antara 48 dan 38 pada angka sembilan (9) yang jumlah keduanya ada di angka delapanpuluh enam (86).
@(38,39,40,41,42,43,44,45,46,47,48) = 11
id: 10

---+-----+-----
 1 | {1} | {2}
---+-----+-----
 2 |  3  | 20
---+-----+-----
 3 | 21  | 46
---+-----+-----
 4 |{47} | 58
---+-----+-----
 5 | 59  | 70
---+-----+-----
 6 |{71} |{93}
---+-----+-----
 7 | 94  | 103
---+-----+-----
 8 | 104 |{109}
---+-----+-----

Peran angka sebelas (11) adalah sebagai transformasi angka 10 ke 20 sehingga memunculkan sistem basis sepuluh (10) ke formasi angka 1 dan 2 yaitu berupa Skema-12 dari dobel helix.

123 + 111 = 12
Sistem ini dimungkinkan dengan adanya selisih antara angka 109 ke 129 atau 20 antara angka 9 dan 10 yang diteruskan oleh 11 ke 12 sehingga akhirnya angka 12 menjadi basis Skema-12.
2 x 10 = 20 = 10 + 10 = (1+1)x10 = β(11)
id: 11

---+-----+-----
 1 |  1  | 28
---+-----+-----
 2 | 29  | 46
---+-----+-----
 3 | 47  |{56}
---+-----+-----
 4 |{57} | 61
---+-----+-----
 5 | 62  | 82
---+-----+-----
 6 | 83  | 94
---+-----+-----
 7 | 95  | 99
---+-----+-----
 8 |{100}|{123}
---+-----+-----

Transformasi di angka 5 dan 7 yang jumlahnya 12 memiliki korelasi dengan angka 18 dan 30 yang mengantarkan 43 dan 57 pada basis 10 ke 100 seperti yang tampak berikut ini:

2+3+5 + 8+12 + 17+23 + 30 = 10 + 20 + 40 + 30 = 100


Disini korelasi transformasi bidang persegi antara angka 4 dan 7 dengan akar digital 11 dimana disini terjadi faktor perkalian ke angka duapuluhdelapan (28) dengan akar digital 10.

Korelasi antara 43 dan 89 terjadi secara akar digital terhadap pasangan² bilangan prima basis 30 via angka 4 dan 7 dimana jumlah 43 dan 47 adalah juga tepat jatuh di angka 90.

47 + 43 = 90


Kesimpulannya sistem dari angka 4 dan 7 ini akan terdistribusi secara simetris di angka 9 dan 10 dimana gabungan dan perkalian jatuh di angka 19 dan 90 yang menjadi basis modulus.

9 x 10 = 90
     |--------- 6® ----------|---------- 6® ------------|
------+---+---+---+---+---+---+---+---+---+----+----+----+
 user | 1 | - | - | - | - | 6 |{7}| - | - |{10}| 11 |{12}| (1,2,3) = 6®
------+---+---+---+---+---+---+---+---+---+----+----+----+
 main | - | 2 | 3 |{4}| 5 | - | - |{8}|{9}|  - |  - |  - |   (4,2) = 6®
------+---+---+---+---+---+---+---+---+---+----+----+----+
      |-------- 5® -------|-------------- 7® ------------|

Disini sebelas (11) berada persis pada dirinya sendiri sehingga dia tidak melakukan perpindahan layar melainkan memindah angka 12 ke formasi 1 dan 2 yang kita tuju yaitu dobel helix.

4 + 7 = 11
      |--------- 6® ----------|---------- 6® ------------|
------+---+---+---+---+---+---+---+---+---+----+----+----+
 user |{1}| - | - | - | - | 6 | 7 | - | - | 10 |{11}|{12}| (1,2,3) = 6®
------+---+---+---+---+---+---+---+---+---+----+----+----+
 main | - |{2}| 3 | 4 | 5 | - | - | 8 | 9 |  - |  - |  - |   (4,2) = 6®
------+---+---+---+---+---+---+---+---+---+----+----+----+
      |-------- 5® -------|-------------- 7® ------------|

Karenanya disini pemindahan vektor dari angka 10 dibagi rata ke angka 1 dan 2 hingga muncul angka 10+10 atau 20 di angka 11, 30 di 12, 40 di 13 dan seterusnya seperti berikut ini:

β(53) = β(50) + β(3) = 14 + 3 = 17 = 12 + 5 = β(30) + β(5) = β(35)
---+---
 0.  -   10.  10   20.  200   29.  2000   38.  20000   55. 1000000
 1.  1  {11}.{20}  21.  300   30.  3000   39.  30000   64. 10000000
 2.  2   12.  30   22.  400   31.  4000   40.  40000   73. 100000000
 3.  3   13.  40   23.  500   32.  5000   41.  50000   82. 1000000000
 4.  4   14.  50   24.  600   33.  6000   42.  60000   91. 10000000000
 5.  5   15.  60   25.  700   34.  7000   43.  70000   ..
 6.  6   16.  70   26.  800   35.  8000   44.  80000   ..
 7.  7   17.  80   27.  900   36.  9000   45.  90000   ..
 8.  8   18.  90  {28}.{1000} 37. 10000   46. 100000   99. 90000000000
 9.  9   19. 100
---+

Dengan kata lain polar 13 ke 12 sebenarnya juga merupakan pemetaan dari 13 dengan β(12) yaitu 13 dengan 30 atau 43, sedangkan 12 ke 18 adalah 30 dengan 18 yang jatuh di angka 48.

Sampai disini kita sudah bahas sekilas tentang polar 13 ke 12 berikutnya kita akan masuk detil hingga ke polar 12 ke 18 dimana kita akan terapkan pembagian vektor ini.

Template

Package

Peran angka duabelas (12) akan meneruskan pasangan prima ke-1 dari True Prime Pairs yaitu 5 ke 17 dan 7 ke 19 berdasarkan formasi objek dari angka 10 dan 11.

β(11) = 10 + 10 = 20
Proses ini dilakukan berkorelasi dengan pasangan prima ke-2 yaitu 11 dan 13. Dengan demikian ini tak lain merupakan skema dari polar 13 ke 12.
(5,7) + 12 = (17,19)
id: 12

---+-----+-----
 1 | {1} | {2}
---+-----+-----
 2 |  3  | 101
---+-----+-----
 3 |{102}| 111
---+-----+-----

Peran angka tigabelas (13) akan meneruskan formasi angka 11 dan 12 berdasarkan formasi dari angka 43 ke 90 via angka empatpuluh tujuh (47).

β(13) + β(12) + β(11) = 40 + 30 + 20 = 90 = 43 + 47
Proses ini akan diteruskan selanjutnya ke 37 dan 61 via angka 49 yang dipecah kedalam skema 18 ke 19 dan 18 ke 43 yang tak lain merupakan polar 12 ke 18.
(19,43) + 18 = (37,61)
id: 13

---+-----+-----
 1 | 1   | 18
---+-----+-----
 2 | 19  | 29
---+-----+-----
 3 | {30}|{43}
---+-----+-----

Supaya sampai ke Sistem DNA ini maka kita kumpulkan dulu sistem angka². Dimana kita ambil angka² kunci dari 1729 yaitu perkalian dari angka batas per layar (7, 13, 19)

7 x 13 x 19 = 1729
Dari perkalian ini kita dapatkan dua (2) angka kunci sebagai representasi dari True Prime Pairs yaitu angka 17 dan 29. Nah apa istimewanya kedua angka ini?


Untuk menjawabnya kita akan bahas tentang sifat hexagon fungsi angka² dalam bentuk tetraktis dimana angka enam (6) berlaku sebagai titik pusat dengan 12 dan 18 sebagai angka² sentral .

Korelasinya pada projek ini adalah terhadap angka tigabelas (13). Dia merupakan bilangan prima ke enam (6) sehingga menjadi basis setiap 2x6 atau 12 repository ke skema in-out.

Pada prinsipnya fungsi dari angka tigabelas (13) ini akan mengantarkan formasi angka 10 ke 17 berdasarkan bentuk dari karakternya. Simpelnya ini bisa digambarkan seperti berikut:

Prinsip ini kita gunakan untuk menyusun formasi dari angka 10 ke 17 dimana pasangan prima 11 dan 13 berlaku sebagai skema in-out terhadap angka 12 yang berada di tengah² keduanya.

Fungsi angka 11 ini akan mencerminkan formasi rangkap satu (1) di dua (2) angka 9 dan 10 yang direfleksikan oleh formasi (6,6) dari angka 12 ke formasi empat (4) di angka 14 ke 17:

-----+-----+-----+                 
     |   9 | {10}|                     
-----+-----+-----+-----+
 11¨ |  11 |  12 | {13}|          
-----+-----+-----+-----+-----+             
     |  14 |  15 |  16 | {17}|
-----+-----+-----+-----+-----+     

Hubungan ini secara geometris dua dimensi terdiri dari 13 lingkaran dengan 12 bola terpusat yang mencerminkan hubungan angka 6, 12 dan 18:

  • 6 lingkaran ditempatkan dalam pola hexagonal di sekitar lingkaran pusat
  • 6 lingkaran yang lebih memanjang sepanjang garis radial yang sama.
Berikut adalah bentuk yang dimaksud. Bentuk ini disebut dengan istilah Metatron yang berlaku pada angka 13 karena dia adalah bilangan prima ke enam (6).


Ketiga angka 6, 12 dan 18 ini semuanya adalah angka² sentral pada bentuk tetraktis. Seperti halnya skema 6,12,18 mereka juga membentuk formasi 3,6,9:

Karena angka 13 belum masuk kita masukkan maka formasi 42 pada grup kedua akan kita pakai sebagai basis dengan selisih satu (1) sehingga 43 adalah objek dari angka tigabelas (13) .

f(43) = 4³ = 4 x 4 x 4 = 64
Untuk lebih konkritnya kita coba kaitkan keduanya dengan yang ada di alam (nature). Kita pilih yang mudah didapat referensinya yaitu Sistem Tata Surya.


Sistem tata surya ini juga nyatanya dilakukan orang dengan cara berbeda² antara lain sistem solar dan lunar sehingga perhitungan jumlah hari perbulan juga beda².

Namun dari semuanya ternyata ada skema yang sama yaitu bahwasanya jumlah bulan pertahun adalah 12, dimana entah kebetulan atau tidak 12 adalah selisih dari 17 dan 29.

Karenanya supaya tidak rancu maka kita tidak akan bahas detil hitungan bulan, hari dll. Yang kita ambil dari tata surya ini hanya yang pasti² saja yaitu skema dari angka 12 ini.

Dengan itu Skema-12 disini adalah gabungan 1 dan 11 ke 111 sebagai jumlah objek sedemikian sehingga angka 12 menjadi orbit bulan di planet ke 1+1+1 atau ketiga (3) yaitu bumi.

Skema ini kita akan alokasikan pada 11 file yang masing² mewakili repository dari angka 3 sd 13 sedemikian sehingga formasi dari repository 1 dan 2 berlaku sentral layaknya dobel helix.

2 x 11 x 13 = 286

Detilnya saya bahas terpisah dimana kita akan sampai pada korelasi antara 11 ke 23, polarisasi 19 ke 43 dan skema in-out dari formasi 17 ke 29 dan 18 ke 30 seperti berikut di bawah ini:

29 + 48 + 43 = 120 = (5 + 7) x 10
True Prime Pairs:
(5,7), (11,13), (17,19)

                         |------ 48 ----|- {30} --|- {61} --|
+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+
|  5'|  7'| 11'| 13'| 17'| 19'| 17 | 12*| 11*| 19 |{18}|{43}|
+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+
|---------36'-------|---36'---|-- {29}--| 11 |- {37} --| 43 |

Maka berdasarkan hubungan titik² sentral ini sifat sentral prima ke-6 atau angka 13 akan berlaku ke bilangan prima ke-12 dan -18 yaitu 37 dan 61.

-----+-----+-----+-----+-----+
 19¨ |  1  |  2  |  3  |  4  | {4¤}
-----+-----+-----+-----+-----+
 17¨ |  5  |  6  |  7  |  8  | 4¤
     +-----+-----+-----+-----+
{12¨}|  9  |{10} |  2¤ (M dan F)
     +-----+-----+-----+      
 11¨ | 11  | 12  | 13  | 3¤  <----------- d(11) = d(17+12)= d(29)
-----+-----+-----+-----+-----+                                        
{19¨}|{14} | 15  | 16  | 17  | 4¤    
     +-----+-----+-----+-----+
 18¨ | 18  | 19  |{20} | 3¤
     +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+
 43¨ | 21  | 22  | 23  | 24  | 25  | 26  | 27  | 28  | 29  | {9¤}
-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+

Berikutnya kita bahas peran dari angka kunci 17 dan 29 terhadap polar 13 ke 12 dan 12 ke 18 yang terbagi kedalam dua (2) formasi yaitu dari angka 14 ke 17 dan 18 ke 29

Updating

Format (1,2,3) adalah formasi hexagon (6,12,18) berujung di 18. Format (4,2) berujung di angka 25. Maka perubahan dari span 77 ini ada di empat (4) titik yaitu 13, 18, 25, dan 42.

2,10
5,7,17
13,18,25,42
72 + (5+7) x 10 = 1 + 52 + 139 = 192
id: 6

---+-----+-----
 1 | 1   | 73   Δ72
---+-----+-----       } Δ52=d(7)
 2 | 74  | 94   Δ20
---+-----+-----       } Δ11
 3 | 95  | 113  Δ18
---+-----+-----       } Δ11
 4 | 114 | 121  Δ{7} ---x---> Δ{5}
---+-----+-----       } Δ6
 5 | 122 | 135  Δ13
---+-----+-----       } Δ6
 6 | 136 | 155  Δ19
---+-----+-----       } Δ10
 7 | 156 | 165  Δ9
---+-----+-----

Karenanya keempat (4) angka ini mempunyai span dengan satu (1) dari selisih di angka dua (2) sehingga selisih mereka terhadap angka berikutnya menjadi tiga (3).

  #8  |------- 5® --------|------------ 7® --------------|
      | 1 |------------- {77}= 4² + 5² + 6² -------------|
------+---|---+---+---+---+---+---+---+---+----+----+----+
 repo |{1}|{2}| 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 |{12}|
------+---|---+---+---+---+---+---+---+---+----+----+----+
 user | 7 | - | - | - | - | 7 | 8 | - | - |  8 |  8 |  3 |
------+---|---+---+---+---+---+---+---+---+----+----+----+
 main | - | 9 | 7 | 9 | 6 | - | - | 8 | 5 |  - |  - |  - |
------+---|---+---+---+---+---+---+---+---+----+----+----+
        Δ | Δ             |                      Δ  |   Δ
       Φ17|Φ29            |                    96-99|  123

Hasil pembedahan ke formasi (5,7) ini maka angka 11 berada tepat ditengah² Skema-53 dan -139 dimana dia berpasangan dengan 13 sebagai kembar ke-2 dari skema True Prime Pairs.

139 - (25-18-18-25) = (114-18) - 18 - 25 = (96-18) - 25 = 78 - 25 = 53
True Prime Pairs:
(5,7), (11,13), (17,19)

|------------------------ Skema-192 ------------------------|
|--------------------------- 192 ---------------------------|
|------------ 6¤ -------------|------------- 6¤ ------------|
+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+
| {5}| {7}| 11 | 13 | 17 | 19'| 17'| 12'| 11'| 19'| 18'| 43'|
+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+
|----  23 -----|---30 ---|-----  36' ---|-11'| ---- 80' ----|
|----  23 -----|---30 ---|-19'|--------- {77}' --------|-43'|
|---------- 53 ----------|-------------- 139 ---------------|
|---------  {5¤} --------|--------------- {7¤} -------------|
|------- Skema-53 -------|------------ Skema-139 -----------|
13, 16
18, 21, 23
25, 28, 30, 32, 34, 36, 38, 40,
42, 45, 47, 49, 51, 53, 55, 57, 59, 61, 63, 65, 67, 69, 71, 73, 75, 77

Proses ini yang dilakukan via skema 2x48 berawal dari 29 sebagai prima ke-10 ke sistem sepuluh (10) angka yaitu 114 sd 121 via prima ke-29 yaitu 109 berujung di 25 x id: 114 ke 139.

<; Φ(4,2) = Φ(4² x 2²) = Φ(4 x 4 x 4) = Φ(64) = Φ(4³) = 43 = object (13) = object (6th prime)

True Prime Pairs:
(5,7), (11,13), (17,19)

                      {-25} {-6} 11|12  23 33|34  53   71  114
                         Δ    Δ    Δ    Δ    Δ    Δ    Δ    Δ
|---------36'-------|---36'---|-- {29}--|-  30  --|-- 61  --|
+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+
|  5'|  7'| 11'| 13'| 17'| 19'| 17 | 12*| 11*| 19 | 18 | 43 |
+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+
                         |---- {48} ----| 11 |-- 37  --| 43 |
                         Δ    Δ         Δ    Δ    Δ    Δ    Δ
                         |    |        {48}  59 77|78 {96} 139
                         |    |                        |
                         |    |                        71   89 {96}  114
                         |    |                     -- Δ    Δ    Δ    Δ
                         |    |                    |   +----+----+----+
                          ----------------------> Δ25  | 18 |  7 | 18 | 43
                              |                    |   +----+----+----+
                              |                     -- Δ    Δ    Δ    Δ
                              |                        96  114  121  139
                              |                        Δ    Δ    Δ    Δ
                               -----------> {96/6} = {-16} {2}  {9}  {27}

Dengan kata lain skema angka² itu ada di angka 139 dan 1729 yang tersimpan di angka 5 disebar ke angka 7 via 17 dan 19 semuanya hanya bisa diungkap oleh angka enam (6) via 11 dan 13.

Delivery

Konsep yang akan kita lakukan untuk merealisasikan skema yang sudah diuraikan di atas adalah skema ProofReading. Pada Sistem DNA Rekombinasi berkaitan dengan Replikasi Genetik.

id: 2

---+-----+-----+-----+-----+
 1 | 19  | 1   | 20  | 21  |-----------------------
---+-----+-----+-----+-----+                       |
 2 | 18  | 21  | 39  | 60  |-----------------      |
---+-----+-----+-----+-----+                 |     |
 3 |{63} | 40  | 103 | 143 |-----------      |     |
---+-----+-----+-----+-----+           |     |     |
 4 | 37  | 104 | 141 | 245 |-----      |     |     |
---+-----+-----+-----+-----+     |     |     |     |
 5 | 10  | 142 | 152 | 294 |- 10 | 13  | 12  | 12  | 18
---+-----+-----+-----+-----+     |     |     |     |
 6 | 24  | 153 | 177 | 332 |-----      |     |     |
---+-----+-----+-----+-----+           |     |     |
 7 | 75  | 178 | 253 | 431 |-----------      |     |
---+-----+-----+-----+-----+                 |     |
 8 | 30  | 254 | 284 | 538 |-----------------      |
---+-----+-----+-----+-----+                       |
 9 | 1   | 285 | 286 | 571 |-----------------------
===+=====+=====+=====+=====+
45 | 277 |
---+-----+

Permutation:
143 x 2 = 286
143 = d(8), 286 = d(7)
10 + 13 + 12 + 12 + 18 = 65 = d(11) = d(2)

Polaritas angka enam (6) ada di angka prima ke-18 yaitu enampuluh satu (61). Karena itu pola ini ditrigger oleh angka dua (2) sebagai prima terkecil yang memunculkan polaritas 18.

id: 26

---+-----+-----+-----+-----+
 1 |  {5}|   1 |  6  |   7 |----------------------------
---+-----+-----+-----+-----+                            |
 2 |  {2}|   7 |  9  |  16 |----------------------      |
---+-----+-----+-----+-----+                      |     |                 
 3 | {58}|  10 |  68 |  78 |----------------      |     |
---+-----+-----+-----+-----+                |     |     |
 4 |  35 | {69}| 104 | 173 |----------      |     |     |
---+-----+-----+-----+-----+          |     |     |     |
 5 |  17 | 105 |{122}| 227 |          |     |     |     |
---+-----+-----+-----+-----+- Cross  17  Δ26|43Δ30|13Δ17|30
 6 |  17 |{123}| 140 | 263 |          |     |     |     |
---+-----+-----+-----+-----+          |     |     |     |
 7 | {18}| 141 | 159 | 300 |----------      |     |     |
---+-----+-----+-----+-----+                |     |     |
 8 | {15}| 160 | 175 | 335 |----------------      |     |
---+-----+-----+-----+-----+                      |     |
 9 | {15}| 176 | 191 | 367 |----------------------      |
---+-----+-----+-----+-----+                            |
10 |  35 |{192}| 227 | 419 |----------------------------   
---+-----+-----+-----+-----+

Jika implementasi id: 57 dari flowchart kita melakukan transcript simbol kedalam angka² maka di 157 ini berlaku kebalikannya yaitu translasi angka yang ada pada text ke bentuk simbol.

61 = 18th prime
id: 6

---+-----+-----+-----+-----+
 1 |  72 | 1   |{73} |  74 |-----------------          57. Flowchart <-- 7(111)
---+-----+-----+-----+-----+                 |          v                   |
 2 |  20 |{74} | 94  |{168}|-----------      |{157} >>{58} Sequence <--- 8(111)
---+-----+-----+-----+-----+           | {1} |          v                   |
 3 |  18 | 95  | 113 | 208 |-----      |     |         59. Grammar <---- 9(111)
---+-----+-----+-----+-----+     | {5} |     |          v                   |
 4 |   7 |{114}| 121 | 235 |-{7} |     |     |         60. Channel<--6x10-->Δ
---+-----+-----+-----+-----+     |     |     |          v                   |
 5 |  13 | 122 | 135 | 257 |-----      |     |{61} >>  61. Route - Φ(61)-->{16}
---+-----+-----+-----+-----+           |     |          v                   |
 6 |  19 | 136 | 155 | 291 |-----------      |         62. Tree -- Φ(62)-->{26}
---+-----+-----+-----+-----+                 |          v                   |
 7 |   9 |{156}|{165}| 321 |----------------           63. Out --- Φ(63)-->{369}
---+-----+-----+-----+-----+

Pada projek ini kita gunakan Bagan Sequence untuk mewakili tujuh (7) alur proses (1) 1 ke 2, (2) 2 ke 3, (3) 3 ke 4, (4) 4 ke 5, (5) 5 ke 6, (6) 6 ke 3 dan (7) 6 ke 1 seperti berikut ini:

Diagram ini merupakan perangkat yang dapat digunakan untuk menterjemahkan angka² kedalam bentuk dan warna. Padanya kita alokasikan 157 ke 1+57 atau id: 58 sebagai kelanjutan id: 57.

Branching

Sekarang tinggal satu (1) skema lagi dari pola angka enam (6) yang belum kita bahas yaitu angka 156 dan 165 yang ada di posisi akhir dimana mereka selisihnya adalah sembilan (9):

id: 6

---+-----+-----
 1 | 1   | 73   Δ72
---+-----+-----       } Δ52=d(7)
 2 | 74  | 94   Δ20
---+-----+-----       } Δ11
 3 | 95  | 113  Δ18
---+-----+-----       } Δ11
 4 | 114 | 121  Δ7 -----x---> Δ5
---+-----+-----       } Δ6
 5 | 122 | 135  Δ13
---+-----+-----       } Δ6
 6 | 136 | 155  Δ19
---+-----+-----       } Δ10
 7 |{156}|{165} Δ9
---+-----+-----

Dengan uraian² di atas maka kita dapat buat simulasi. Kita buat 10 vs 12 susunan angka sehingga output dari angka enam (6) ada di urutan ke empat (4). Detilnya bisa Anda simak di Publishing.

Φ(11,13) = Φ(1,2,3) + Φ(4,2) = 123 + 42 = 165

Sesisih objek 227 ke 286 terjadi via 58 ke 59 yang berada di baris kolom 7 dan 11 akan memecah angka 2 dan 3 dari formasi angka lima (5) ini ke angka 17 dan 29 via format 3,6,9.

7 x 13 x 19 = 91 x 19 = 10³ + 9³ = 1³ + 12³ = 1729 = 17 & 29


Detilnya bisa Anda ikuti pada skema expansi hewan ternak di bahasan angka enam (6) tentang alokasi vektor 6x100 dari angka prima ke-114 yaitu 619 kedalam 3 layar via skema 10³ vs 9³:

Δ prime = 114th prime - 19 = (6 x 19)th prime - 19 = 619 - 19 = 600
  Sub    i    f   
-------+----+----     ---   ---   ---   ---   ---   ---
 1:1:0 | 1  | 2 {71}   1     1     |     |     |     |
-------+----+----     ---   ---    |     |     |     |
 1:2:1 | 2  | 3 {71}         |     |     |     |     |
-------+----+----            |     |     |     |     |
*1:2:2 | 3  | 7 = 1 + 2x3    |     |     |     |     |
-------+----+----            |     |     |     |     |
*1:3:3 | 4  | 10 = 9 + 1     |     |     |     |     |  
-------+----+----            |     |     |     |     |
 1:3:4 | 5  | 11 = 9 + 2     |     |     |     |     |
-------+----+----            9     1‘    |     |   Δ100
*1:3:5 | 6  | 12 = 9 + 3     |     |     |     |     |
-------+----+----            |     |     |     |     |
*1:4:6 | 7  | 13 = 9 + 4     |     |     |     |     |
-------+----+----            |     |     |     |     |
 1:4:7 | 8  | 14 = 9 + 5     |     |     |     |     |
-------+----+----            |     |     |     |     |
*1:4:8 |{9} | 15 = 9 + 6     |     |     |     |     |
-------+----+----            |     |     |     |     |
*1:4:9 |{10}| 19 = 9 + 10    |     |     |     |     |
=======+====+====           ---   ---    1“    |    ---  
 2:1:0 | 11 | 20 = 19 + log 10¹    |     |     |
-------+----+----                  |     |     |     |
 2:2:1 | 12 | 26 = 20 + 2x3        |     |     |     |
-------+----+----                  |     |     |     |
*2:2:2 | 13 | 27 = 26 + 1          |     |     |     |
-------+----+----                  |     |     |     |
*2:3:3 | 14 | 28 = 26 + 2          |     |     |     |
-------+----+----                  |     |     |     |
 2:3:4 | 15 | 29 = 26 + 3          9‘    |     1“” Δ200
-------+----+----                  |     |     |     |
*2:3:5 | 16 | 30 = 26 + 4          |     |     |     |
-------+----+----                  |     |     |     |
*2:4:6 | 17 | 31 = 26 + 5          |     |     |     |
-------+----+----                  |     |     |     |
 2:4:7 |{18}| 32 = 26 + 6          |     |     |     |
-------+----+----                  |     |     |     |
*2:4:8 |{19}| 36 = 26 + 10         |     |     |     |
=======+====+====                 ---   ---    |    ---
*2:4:9 | 20 | 38 = 36 + log 10²  <----  10²    |     |
-------+----+----                        |     |     |
 3:1:0 | 21 | 40 = 36 + log 10²x10²      |     |     |
-------+----+----                        |     |     |
 3:2:1 | 22 | 41 = 40 + 1                |     |     |
-------+----+----                        |     |     |
*3:2:2 | 23 | 42 = 40 + 2                |     |     |
-------+----+----                        |     |     |
*3:3:3 | 24 | 43 = 40 + 3                |     |     |
-------+----+----                        |     |     |
 3:3:4 | 25 | 44 = 40 + 4                9“    |   Δ300
-------+----+----                        |     |     |
*3:3:5 | 26 | 45 = 40 + 5                |     |     |
-------+----+----                        |     |     |
*3:4:6 | 27 | 46 = 40 + 6                |     |     |
-------+----+----                        |     |     |
 3:4:7 |{28}| 50 = 40 + 10               |     |     |
-------+----+----                        |     |     |
*3:4:8 |{29}| 68 = 50 + 18               |     |     |
=======+====+====                       ---   ---   ---
 3:4:9 |{30}|{71}= 68 + log 10³ <----  {10³} 1000  Δ600

Dari angka 71 ini kita bisa lihat bahwa crossing terjadi via skema palindrom yang dilakukan secara silang pada 5 vs 6 titik pusaran yang membelah komposisi (2,3) sehingga berujung di 30 ke 31.

Format ini terjadi secara palindrom via crossing di angka 71 ke 17. Untuk menjelaskannya saya akan ambil pola Sistem DNA mulai dari konstruksi atom² yang membentuknya.

Manuscript

True Prime Pairs:
(5,7), (11,13), (17,19)

layer|  i  |   f
-----+-----+---------
     |  1  | 5
  1  +-----+
     |  2  | 7
-----+-----+---  } 36 » 6®
     |  3  | 11
  2  +-----+
     |  4  | 13
-----+-----+---------
     |  5  | 17
  3  +-----+     } 36 » 6'®
     |  6  | 19
-----+-----+---------

Skema ini dilakukan via formasi 1729. Ini dimulai dari komposisi angka dua (2) yang melibatkan semua angka² yang tidak masuk tabulasi vektor. Detilnya diulas di Publishing

Sebagai ilustrasi, berikut saya uraikan contoh bagaimana cara menerapkan keseluruhan enam (6) tahap dari formasi True Prime Pairs ini kedalam proses e-Commerce.

Description
===========
Getting result within a huge package (5 to 19) by spreading (11)
the untouched objects (7) and tunneling (13) them in to a definite scheme (17).

Compositions
============
+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+        -----  64 - 65
| 102 |   1 |   - |   - |   - |   - |   - | {11}| 114      5¨ » Buka Toko
+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+        -----  65 - 66
|   - |   - | 200 |   - |   - |   - |   - | {47}| 247      7¨ » Stok Barang
+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+        -----  66 - 67
|   - |   - |   - | {40}|   1 |   - |   - | {98}| 139     11¨ » Merchant Centre
+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+        -----  67 - 68
|   - |   - |   - |   - |   - | 200 |   - | {86}| 286     13¨ » Peluang Terbaik
+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+        ----   68 - 71
|   - |   - |   - |   - |   - |   - |  50 | 107 |{157}    17¨ » Portfolio
+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+        -----  71 - 17
|  66 |  30 |   8 | {50}|  30 |   8 |   - | 594 |{786}    19¨ » Network
+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+        ---------------
  168 |  31   208   {90}|  31   208    50 | 943 |{1729}         17 - 29
                     Δ
                   77|78

Disini Skema-139 ada di urutan ke-3. Titik temu dengan lima (5) tahapan antara 114 repository ke 786 merupakan formasi id: 57 ke 157 via angka 247 ke angka 286 yaitu objek angka dua (2).

Jika implementasi id: 57 dari flowchart kita melakukan transcript simbol kedalam angka² maka di 157 ini berlaku kebalikannya yaitu translasi angka yang ada pada text ke bentuk simbol.

Result = Φ(1,6,5) = 1 + (165-156) = 1 + 9 = 10

Diagram ini merupakan perangkat yang dapat digunakan untuk menterjemahkan angka² kedalam bentuk dan warna. Padanya kita alokasikan 157 ke 1+57 atau id: 58 sebagai kelanjutan id: 57.

Dengan tahapan² ini maka Skema-139 akan terkoneksi via 157 dan 247 ke 1729 dari sinilah kita dapat kembangkan sistem integrasi e-Commerce baik secara internal maupun eksternal.

Sampai disini saya kira secara garis besar Anda sudah dapat gambaran bagimana projek ini bisa dikembangkan sehingga dapat diaplikasikan terhadap tujuan yang kita inginkan.

Tentunya uraian² ini masih berupa pengantar dari sistematik program keseluruhan. Jika Anda berminat masuk ke lebih detil dapat Anda simak uraian di halaman Mapping.

Referensi

🔼 Intro ◀️ Prev 🔁 Base Next ▶️ Last 🔽
This wiki is courtesy of Chetabahana Project. Find all of them on Project Map.
⚠️ **GitHub.com Fallback** ⚠️