Ikot - Fikaramandio/korpus-bahasa-Gayo GitHub Wiki
Ikòt
Salabisasi: i-kòt
Kelas kata: Nomina
Makna: Ikat, bundel, atau kumpulan benda yang diikat menjadi satu kesatuan.
Fungsi Utama: Digunakan untuk menyebut objek atau kelompok benda yang diikat bersama, seperti ikatan bahan alam
Contoh:
-
Kěrětan rōa ikòt: Kertan (bahan baku tikar) dua ikat
-
Blō rōa ikòt: daun sirih dua ikat (Setiap paket berisi 110 lembar daun sirih, dua ikat = 220 lembar daun sirih)
-
Ikòten glah king: Ikatlah dengan kuat
-
Tapé ikòt : Tas kecil yang diikat dengan tali
-
Rōa ikòten ibōh: Buatlah dua paket (Misalnya, dalam konteks mengemas barang seperti daun sirih, bahan untuk membuat tikart dll)
-
Jěma nusuh iikòt pumué ku kuduké: Seorang pencuri diikat tangannya ke belakang.
-
Bèrsiikòten urang Laut urum urang Gayo Lues, sebep utang-putang : Masyarakat Gayo Laut dan Gayo Lues pernah saling menahan orang sebagai jaminan utang.
-
Peger ini pĕnikòtenku těngah a: "Pagar ini aku buat pada waktu itu." (Ungkapan yang menunjukkan bahwa pagar tersebut dibuat dengan cara diikat menggunakan bahan pengikat.)
-
Kurik ini nge ara sěbulen puikòt: Ayam ini sudah terikat selama sebulan.
-
Puikot kěrětan i sagi n umahé: bahan baku pembuat tikar (kereta) sudah terikat dalam bundel di sudut rumahnya.
mĕnikot
Salabisasi: mĕ-ni-kot
Kelas kata: Verba
Makna: Mengikat, memasang, atau menahan sesuatu dengan kuat; juga berarti menjadikan seseorang sebagai jaminan karena utang.
Fungsi Utama: Digunakan untuk menggambarkan tindakan mengikat secara fisik atau metaforis, termasuk dalam konteks hukum adat.
Contoh:
-
Měnikot peger urum wé: Mengikat tiang pagar dengan rotan.
-
Měnikot rĕring ku suyen: Mengikat dinding pada tiang utama rumah.
-
Měnikot kirimen urum běnang: Mengikat kiriman (paket biasanya berisi hadiah persahabatan) dengan benang.
-
Měnikot kěn pri: "Menahan seseorang karena utang." (Praktik ini biasanya melibatkan orang dari luar komunitas setempat, seperti orang Aceh dari pesisir atau warga Gayo dari wilayah lain.)
mĕnikot pětik
Salabisasi: mĕ-ni-kot pě-tik
Kelas kata: Frasa
Makna: Mengikat atau membatasi benang dengan bahan tertentu agar bagian yang diikat tetap putih saat dicelupkan ke dalam larutan pewarna indigo.
Fungsi Utama: Digunakan dalam proses pewarnaan tekstil tradisional untuk menciptakan pola dekoratif pada kain. Teknik ini digunakan dalam tenun kain
Tĕrikòt
Salabisasi: tĕ-ri-kòt
Kelas kata: Verba
Makna: terikat baik secara fisik mauun metafora
Fungsi Utama: Digunakan untuk menggambarkan tindakan mengikat untuk menahan sesuatu
Contoh:
-
Tĕrikòt aku kirimen sěrit maté: Aku secara tidak sengaja mengikat paket itu hingga membentuk simpul mati
-
Jěma měnahma gere tĕrikòti : Orang terpandang tidak boleh ditahan sebagai jaminan utang.
bĕ-ri-kòt
Salabisasi: bĕ-ri-kòt
Kelas kata: Verba
Makna: Mengikat atau menyatukan bagian-bagian suatu objek menggunakan tali, rotan, atau bahan lainnya tanpa menggunakan paku.
Fungsi Utama: Digunakan untuk menggambarkan proses mengikat secara tradisional dalam konstruksi bangunan, pengemasan barang, atau aktivitas sehari-hari.
Contoh:
-
Umah ni urang Gayo bĕrikòt bédné alat n umahé, gere běrlabang: Rumah orang Gayo semua diikat dengan tali, bukan dengan paku
-
Kirimen mahat běrikót: "Paket kiriman persahabatan sebaiknya selalu diikat (dengan benang)
Muikot
Salabisasi: mu-i-kot
Kelas kata: Verba
Makna: Dijadikan sandera atau digadaikan sebagai jaminan, sering kali karena utang atau perjanjian tertentu.
Fungsi Utama: Digunakan untuk menggambarkan situasi di mana seseorang atau sesuatu dijadikan jaminan dalam konteks sosial atau ekonomi.
Contoh:
- Anakku nge muiket i rantó: "Anak saya dijadikan sandera oleh orang Aceh di Pesisir." (Ungkapan yang menunjukkan dampak dari utang-piutang lintas wilayah.)
- Nge muikót blō n anakku ku Pěnósan, tapé muikót pri we ilòn, ger' ilòn muikót buet: "Anak saya sudah bertunangan dengan gadis dari Penosan, tetapi pertunangannya masih bersifat sementara, belum final."
Rangkuman
Kata ikòt dalam bahasa Gayo memiliki makna yang luas, mencakup konsep fisik (pengikatan atau bundel) hingga konteks sosial dan budaya.
-
Pengertian Umum:
- Secara harfiah, ikòt berarti "ikat" atau "bundel," yaitu sesuatu yang diikat menjadi satu kesatuan.
- Dalam praktiknya, kata ini digunakan untuk menggambarkan tindakan mengikat benda-benda seperti pagar (peger), dinding rumah (rĕring), atau barang kiriman (kirimen).
-
Turunan dan Variasi Penggunaan:
- mĕnikot: Mengikat, memasang, atau menahan sesuatu dengan kuat. Digunakan dalam konteks fisik (seperti konstruksi tradisional) maupun sosial.
- puikot: Menunjukkan kondisi terikat atau menunggu tindakan lanjutan, misalnya ayam yang sudah terikat tetapi belum diizinkan bertarung.
- muikot: Dijadikan sandera atau digadaikan sebagai jaminan, sering kali dalam konteks utang-piutang atau perjanjian sosial seperti pertunangan.
-
Konteks Budaya:
- Dalam masyarakat Gayo, teknik mengikat (ikòt) mencerminkan kearifan lokal, seperti penggunaan bahan alami (rotan, benang, biezen) dalam konstruksi bangunan atau pengemasan barang.
- muikot mencerminkan sistem hukum adat yang diterapkan untuk menyelesaikan sengketa ekonomi, namun dilakukan dengan hati-hati untuk menjaga solidaritas sosial.
- Pengikatan barang kiriman (kirimen mahat běrikót) mencerminkan nilai-nilai estetika dan persahabatan dalam masyarakat Gayo.
-
Contoh Spesifik:
- Umah ni urang Gayo bĕrikòt bédné alat n umahé: Rumah orang Gayo semua bagiannya diikat dengan tali, tanpa menggunakan paku.
- Bèrsiikòten urang Laut urum urang Gayo Lues: Orang Gayo Laut dan Gayo Lues saling menjadikan sandera karena utang-piutang.
- Rōa ikòten ibōh: "Buatlah dua paket dari ini," digunakan dalam konteks pengemasan barang kiriman.
Kata ikòt dan turunannya merupakan bagian integral dari bahasa dan budaya Gayo, mencerminkan nilai-nilai kearifan lokal serta praktik sehari-hari masyarakat. Berikut adalah kesimpulan utama:
-
Keberagaman Makna:
- Kata ikòt memiliki makna yang fleksibel, mulai dari deskripsi fisik (pengikatan benda) hingga konsep abstrak (gijzeling, perjanjian, atau proses). Hal ini menunjukkan bahwa bahasa Gayo kaya akan nuansa makna yang terkait dengan kehidupan sehari-hari.
-
Nilai Budaya:
- Penggunaan kata ikòt mencerminkan nilai-nilai penting dalam masyarakat Gayo, seperti kehati-hatian, solidaritas sosial, hierarki, dan estetika. Misalnya, teknik mengikat dalam konstruksi tradisional menunjukkan keberlanjutan dan penggunaan bahan alami.
-
Pentingnya Konteks:
- Makna kata ikòt sangat bergantung pada konteks penggunaannya. Oleh karena itu, pemahaman tentang latar belakang budaya dan situasi sosial sangat diperlukan untuk menginterpretasikan kata ini secara tepat.
Dengan demikian, kata ikòt tidak hanya sekadar kata dalam bahasa Gayo, tetapi juga cerminan dari identitas budaya, nilai-nilai moral, dan praktik tradisional masyarakat Gayo.