Upet - Fikaramandio/korpus-bahasa-Gayo GitHub Wiki
Upet
1
Salabisasi: u-pet
Kelas kata: Nomina
Makna: Pajak atau iuran yang dibayarkan oleh pemain di tempat perjudian (pějudén) kepada pemilik tempat tersebut (mpu ni judi), sebagai kompensasi untuk biaya operasional seperti penggunaan minyak lampu.
Fungsi Utama:
Kata ini digunakan untuk mendeskripsikan sistem pembayaran pajak atau iuran dalam konteks perjudian tradisional. Pajak ini merupakan bagian dari ekonomi informal yang berkembang di masyarakat Gayo.
2
Salabisasi: u-pet
Kelas kata: Verba
Makna: Berbicara buruk atau menyebarkan fitnah tentang seseorang, terutama di belakang mereka.
Fungsi Utama:
Kata ini digunakan untuk menggambarkan tindakan negatif berupa menyebarkan omongan buruk, fitnah, atau gosip tentang orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Contoh Penggunaan:
-
Iupet-upeté jèma sabi – Dia selalu berbicara buruk. - dia selalu mengosip
-
Iupetikō jěma ikudukné – Kamu membicarakan orang di belakangnya
-
Pupet-upet sabi bueté – Dia selalu mengosip kerjanya
-
Nti buet mupet ibuetenkō – Jangan mengosoip kamu lakukan
Catatan Tambahan
-
Sinonim:
- Gosip, fitnah, umpatan, laster.
-
Variasi Penggunaan:
- Nupet: Bentuk dasar verba yang berarti "berbicara buruk." Contoh: Jěma nupet ku urum saudereé – Orang itu berbicara buruk tentang tetangganya.
- Iupet-upeté: Frasa yang menunjukkan kebiasaan berbicara buruk.
-
Konteks Budaya:
- Dalam masyarakat Gayo, berbicara buruk (upet) dianggap perilaku yang tidak bermoral dan melanggar norma kesopanan (kurang edep). Tindakan ini sering kali dipandang sebagai dosa besar karena merusak hubungan sosial dan harmoni komunal.
--
Tabel Perbandingan Pajak dalam Bahasa Gayo
Kata | Jenis Pajak | Objek Pajak | Pihak yang Memungut | Konteks Budaya/Ekonomi |
---|---|---|---|---|
Wasil | Pajak atas hasil hutan | Gading gajah, tanduk badak, getah | Kĕdjoeroen Pětiambang dan Pengulu | Mencerminkan hubungan antara masyarakat lokal, pemimpin adat, dan lingkungan alam. Pajak ini juga menunjukkan kerja sama antara otoritas pusat dan daerah dalam pengelolaan sumber daya alam. |
Usur | Upeti kepada Sultan Aceh | Barang-barang hasil hutan (getah, gading, tanduk badak, rotan, lilin) | Sultan Aceh | Menunjukkan loyalitas dan hubungan hierarkis antara Gayo dan Aceh. Pajak ini sering dibayarkan secara berkala sebagai bentuk pengakuan terhadap kekuasaan Aceh. |
Upet | Pajak perjudian dan aktivitas lain | Biaya operasional tempat perjudian, honorarium pernikahan, penjualan opium | Pemilik tempat perjudian (mpu ni judi) | Berkaitan dengan praktik ekonomi informal, seperti perjudian dan penjualan barang-barang terlarang. Pajak ini mencerminkan adaptasi sistem adat terhadap aktivitas sosial tertentu. |
Pancung Alas | Pajak atas rotan | Rotan yang diekspor dari wilayah timur Gayo Lues | Pemimpin adat (reje) di Gayo Lues | Mencerminkan pengelolaan sumber daya alam lokal oleh pemimpin adat. Pajak ini berfungsi sebagai sumber pendapatan sekaligus mekanisme untuk menjaga kelestarian rotan sebagai komoditas penting. |
mĕjélis | Pajak atas tembakau | Tembakau yang diekspor dari Gayo ke Aceh | Menara bea cukai Aceh | Mencerminkan hubungan ekonomi antara Gayo dan Aceh, serta peran menara bea cukai dalam mengatur perdagangan lintas wilayah. Pajak ini menjadi salah satu sumber pendapatan bagi otoritas Aceh. |
Analisis Perbandingan
-
Jenis Pajak:
- Pajak tradisional seperti wasil dan pancung alas berfokus pada hasil alam, mencerminkan ketergantungan masyarakat Gayo pada sumber daya hutan.
- Pajak seperti usur dan mĕjélis lebih bersifat politis dan ekonomis, menunjukkan hubungan dengan pihak luar (Aceh).
- Upet unik karena terkait dengan aktivitas sosial informal, seperti perjudian dan pernikahan.
-
Objek Pajak:
- Objek pajak bervariasi, mulai dari hasil hutan (wasil, pancung alas), barang dagangan (mĕjélis), hingga aktivitas sosial (Upet).
- Tembakau (mĕjélis) dan rotan (pancung alas) adalah contoh komoditas penting dalam perdagangan antarwilayah.
-
Pihak yang Memungut:
-
Konteks Budaya/Ekonomi:
- Pajak seperti wasil dan pancung alas mencerminkan nilai-nilai adat dan keberlanjutan lingkungan.
- usur dan mĕjélis menunjukkan dinamika politik dan ekonomi antara Gayo dan Aceh, termasuk loyalitas dan kontrol ekonomi.
- Upet menggambarkan adaptasi sistem adat terhadap aktivitas sosial yang tidak selalu sesuai dengan norma agama, tetapi tetap diakui dalam masyarakat.