Mari - Fikaramandio/korpus-bahasa-Gayo GitHub Wiki
MARI
Salabisasi: ma-ri Kelas Kata: Verba
Makna:
- berhenti (dari aktivitas); tidak dilanjutkan lagi.
- selesai; tamat; usai.
- istirahat; sampai pada keadaan tenang atau tidak aktif.
- dihentikan; diakhiri (oleh pihak lain).
- terakhir; akhirnya (dalam konteks urutan waktu atau peristiwa).
Fungsi Utama:
- Digunakan untuk menyatakan penghentian suatu aktivitas fisik maupun metaforis.
- Juga digunakan untuk menggambarkan akhir dari sebuah proses, baik sukarela maupun dipaksa.
- Dalam konteks budaya, sering muncul dalam narasi sejarah, cerita rakyat, dan adat sebagai penunjuk akhir atau penyelesaian.
Contoh Penggunaan:
- Nge kĕjang mari rĕmalan, → Ketika dia lelah, ia berhenti jalan.
- Nge mari bĕrbuet, → Ia telah selesai bekerja.
- Nge mari bĕdidòng, → Mereka selesai bermain didong.
- Nge mari sakit (é), → Ia sembuh dari sakitnya.
- Nge mari maan, renjel blōh, → Setelah selesai makan, mereka langsung berangkat.
- Imarén ineé anaké mòngòt, → Ibunya meninggalkan anaknya yang sedang menangis
- Nge sawah kĕkabur imarén si tĕtue jĕma bĕdidòng, → Ketika pagi hari tiba, para orang tua menghentikan didong (agar tidak terjadi perselisihan).
- Gere tĕrmarén aku jĕma bĕdidòng, → Aku tak bisa membuat mereka berhenti main didong.
- Nge bĕrmarén bédné maan, → Mereka semua sudah selesai makan.
- Pĕmarén maan wé, → Ia makan paling akhir.
- Si pĕmarén taluk i gĕlung Gayō reje Lingge, → Reje Lingge menyerah paling akhir di antara para kepala di Negeri Gayo.
- Iprédné ari pĕmulódné sawah ku pĕmarédné, → Ia menceritakan segalanya dari awal hingga akhir.
- Buet mupĕrmulón mupĕmarén, → Segala pekerjaan pasti ada awal dan akhirnya.
Perbandingan antara : Teduh, Tedong, Dong, Teduk, Mari, dan Pari
Tabel Perbandingan Kata Bahasa Gayo
No | Kata | Kelas Kata | Makna Utama | Fungsi Utama | Hubungan dengan Kata Lain / Catatan Tambahan |
---|---|---|---|---|---|
1 | Teduh | Verba | berhenti; istirahat; mereda; tidak aktif | menyatakan penghentian aktivitas atau kondisi yang lebih tenang | bersinonim dengan mari dalam konteks "berhenti"; terkadang digunakan sebagai variasi dari tedong |
2 | Tedong | Verba | tetap tinggal; menetap; bertahan | menyatakan keadaan seseorang atau benda yang tidak bergerak atau tetap | berkerabat erat dengan dōng dan teduk; bisa digunakan dalam konteks fisik maupun metaforis (misalnya uang tak betah) |
3 | Dong | Verba | tinggal; menetap; tetap | menyatakan kondisi tetap atau tidak berpindah | bentuk dasar dari tedong dan teduk; sering muncul dalam frasa seperti "aku dong i Peparik" (saya tinggal di Peparik) |
4 | Teduk | Verba | menjadi tetap/pasti; terikat; sudah disepakati | menyatakan kepastian final atau keterikatan hukum/moral | merupakan variasi dari tedong dengan nuansa makna lebih abstrak; misalnya dalam konteks utang (nge teduk utangku) |
5 | Mari | Verba | berhenti; selesai; tamat; akhir | menyatakan penyelesaian atau pengakhiran aktivitas | mirip dengan teduh dalam arti “berhenti”; juga memiliki hubungan dengan ari dalam konteks awal dan akhir |
6 | Pari | Verba | meletakkan; menempatkan; menggadaikan; menitipkan | menyatakan tindakan fisik meletakkan barang atau transaksi adat | mirip dengan ari dalam arti “meletakkan” atau “menyimpan”; juga dapat menjadi nomina dalam beberapa dialek |
Analisis Kesamaan dan Perbedaan Makna
Aspek Makna | Teduh | Tedong | Dong | Teduk | Mari | Pari |
---|---|---|---|---|---|---|
Berhenti / Selesai | ✅ | ❌ | ❌ | ❌ | ✅ | ❌ |
Menetap / Tetap Tinggal | ❌ | ✅ | ✅ | ✅ | ❌ | ❌ |
Meletakkan / Menyimpan | ❌ | ❌ | ❌ | ❌ | ❌ | ✅ |
Menggadaikan / Menitipkan | ❌ | ❌ | ❌ | ❌ | ❌ | ✅ |
Kondisi Final / Pasti | ❌ | ❌ | ❌ | ✅ | ❌ | ❌ |
Istirahat / Mereda | ✅ | ❌ | ❌ | ❌ | ❌ | ❌ |
Konteks Budaya dan Nilai Lokal
- Dalam budaya Gayo, kata-kata ini sering digunakan dalam narasi lisan, ritual adat, transaksi ekonomi tradisional, dan sistem kekerabatan.
- Penggunaan kata seperti tedong, teduk, dan mari mencerminkan nilai-nilai lokal tentang stabilitas, tanggung jawab, dan hubungan emosional dengan tanah kelahiran.
- Pari sangat penting dalam sistem pinjaman dan pertukaran barang, serta dalam ritual penitipan anak atau harta kepada pihak lain.
- Teduh dan mari sering digunakan dalam cerita rakyat untuk menyampaikan pesan moral tentang ketenangan dan akhir sebuah proses hidup.