Geleng - Fikaramandio/korpus-bahasa-Gayo GitHub Wiki
GĔLÊNG
Salabisasi: gĕ-lêng
Kelas Kata: Adjektiva / Verba
Makna:
- Adjektiva: Kondisi miring atau condong ke satu sisi, sering digunakan untuk menggambarkan posisi benda atau fenomena alam yang tidak lurus atau simetris.
- Verba: Menjadi miring atau condong ke satu sisi.
Fungsi Utama:
- Menggambarkan posisi fisik benda yang tidak seimbang atau cenderung ke satu arah.
- Digunakan dalam konteks literal (seperti posisi benda) maupun metaforis (seperti pergerakan matahari atau instruksi moral).
Contoh Penggunaan:
-
Mata n lō nge gèlèng ruhul : Matahari mulai lewat waktu shalat dzuhur (condong ke barat) (sekitar pukul tiga sore).
-
Mu-gèlèng kuren-ku i kĕlilikné : Panci nasi saya miring di atas tungku
-
Nti mu-gèlèng-gèlèng imbah : Jangan biarkan miring kesana-kemari dibawa
Catatan Tambahan:
- Sinonim: Untuk makna "miring", sinonimnya adalah condong, menyamping, atau tidak lurus.
- Antonim: Lawan katanya adalah timbang (seimbang) atau tegak (lurus).
Perbandingan antara nĕraca, gèlèng, dan timbang
Aspek | Nĕraca | Gèlèng | Timbang |
---|---|---|---|
Definisi | Alat timbangan tradisional dengan dua baki untuk menimbang emas/opium. | Miring ke satu sisi; tidak seimbang. | Seimbang, lurus, atau simetris. |
Kelas Kata | Nomina | Adjektiva | Adjektiva (seimbang), Verba (menimbang/mempertimbangkan) |
Fungsi Utama | Menimbang benda berharga secara akurat. | Menggambarkan ketidakseimbangan fisik atau metaforis. | Menjelaskan kesetaraan, keseimbangan, atau proses penimbangan. |
Penggunaan Literal | - Nĕraca ni mas (timbangan emas) | - Mata n lō nge gèlèng ruhul (matahari condong ke barat). | - Timbang bagié (dibagi rata) |
Antonim | - | Timbang | Gèlèng |
Catatan Tambahan:
- Nĕraca adalah alat fisik yang merepresentasikan konsep timbang (keseimbangan) dalam praktik sehari-hari, terutama dalam transaksi ekonomi dan adat.
- Gèlèng dan timbang adalah antonim yang mencerminkan dualitas dalam budaya Gayo, seperti keseimbangan alam, moral, atau sosial.
- Timbang pasang (setara) sering digunakan dalam konteks sosial (misalnya, dua pemimpin yang sederajat) atau dalam seni tradisional (didòng).