Nti - Fikaramandio/korpus-bahasa-Gayo GitHub Wiki
nti
Salabisasi: n-ti
Kelas Kata: Partikel (negatif) / Penegas larangan
Makna: tidak, jangan, agar tidak, biar tidak, sama sekali tidak
Fungsi Utama: Digunakan sebagai partikel negatif atau penegas larangan dalam kalimat imperatif atau subordinatif. Sering muncul setelah konjungsi seperti kati, membentuk frasa seperti kati nti ("agar tidak"). Juga digunakan untuk memperkuat larangan atau menunjukkan penolakan tegas.
Contoh Penggunaan:
-
nti běta — tidak demikian, bukan begitu
-
nti [kō] blōh kòné — jangan [kamu] pergi ke sana!
-
nti (i) unuhenkō — jangan kamu bunuh
-
nti mi kō blōh k' òné — tidak usah kamu pergi ke sana (mi memperhalus larangan)
-
nti mi kō gèh ku ini lang — jangan (tidak perlu) kamu datang kemari besok
-
nti le luahan kōrōngku — jangan sampai kerbau saya lepas! (le memperkuat larangan)
-
nti legih — Jangan, itu harus benar-benar tidak dilakukan
-
nti mulō — belum, masih belum
-
nti mulō iunuhenkō — jangan bunuh dia dulu
-
kirente nti le we — menurut kami sebaiknya tidak melakukannya - menurut kita semoga tidak
-
nti le běta buetmu — jangan berani-berani melakukan itu, jangan lakukan itu sama sekali
-
…… pé ...... nti kěn (atau kin) ...... — bahkan ... apalagi ..., contoh: aku pé ukum reje, nti kěn anakku — aku pun di bawah kekuasaan raja, apalagi anakku
-
nti le [mulō] …… sĕlangkan …… (atau ...... pé) — apalagi ..., bahkan ..., contoh: nti le kěklam, sělangkan pòrak lō — apalagi malam hari, bahkan siang bolong pun
-
kati nti — agar tidak
-
pèngku kutasòn ku wadni pěti běsi, kati nti iusuhi jěma — uangku kusimpan dalam kotak besi, agar tidak dicuri orang
-
Catatan Tambahan:
- Kata ini merupakan bentuk negasi utama dalam bahasa Gayo, baik dalam konteks larangan (imperatif) maupun dalam klausa bawahan (subordinatif).
- Dapat bergabung dengan partikel lain seperti mi, le, pé, kěn, dll., untuk memperkuat makna atau memberi nada tertentu pada larangan.
- Fungsinya mirip dengan kata "tidak" atau "jangan" dalam bahasa Indonesia, tetapi lebih fleksibel dan produktif dalam struktur gramatikal bahasa Gayo.
perbandingan antara Dalih, Gere, Lěgih, dan Nti**
Aspek | Dalih | Gere | Lěgih | Nti |
---|---|---|---|---|
Kelas Kata | Nomina / Verba | Partikel negatif | Partikel negatif / Adjektiva | Partikel (negatif) / Penegas larangan |
Makna Utama | Alasan palsu, helah, kelit | Tidak, belum, tidak ada | Tidak, penolakan tegas, pencopotan jabatan | Jangan, agar tidak, biar tidak |
Fungsi Utama | Menyatakan alasan palsu untuk menghindar | Negasi umum dalam percakapan sehari-hari | Menyatakan negasi kuat atau penolakan tegas; digunakan dalam adat | Menyatakan larangan atau tujuan negatif (supaya tidak) |
Contoh Kalimat | - Dělé pědih dalihé → Ia punya banyak alasan palsu- Mudalih suntuk umen ni blōh → Selalu membuat alasan setiap kali akan pergi | - Gere běta → Bukan begitu- Ger’ ara → Tidak ada | - Ara ke Ama n jata isinen? — Légih → Apakah Ama dan Jata di sini? — Tidak | - nti le luahan kōrōngku → Jangan sampai kerbau saya lepas!- kati nti → Agar tidak |
Intensitas Negasi | Rendah (lebih pada alasan daripada negasi langsung) | Netral – cocok untuk situasi sehari-hari | Sedang–tinggi – penolakan tegas atau formal | Tinggi – menyatakan larangan keras atau tujuan negatif |
Penggunaan dalam Kalimat | Subordinatif dan deskriptif (narasi) | Subordinatif dan utama | Subordinatif, imperatif, dan deskriptif moral | Imperatif dan subordinatif (tujuan negatif) |
Unsur | Paling Cocok Untuk |
---|---|
Dalih | Menyampaikan alasan palsu atau menghindar secara halus |
Gere | Negasi sehari-hari, terutama dalam percakapan informal |
Lěgih | Penolakan tegas atau negasi dalam konteks adat/formal |
Nti | Larangan kuat atau menyatakan "jangan supaya tidak" |
Meskipun keempat kata ini sama-sama berhubungan dengan negasi atau penolakan, mereka tidak bisa saling dipertukarkan karena:
- Berbeda kelas kata
- Berbeda intensitas negasi
- Berbeda konteks penggunaan (formal, informal, adat)
- Berbeda nuansa budaya dan sosial