Dalih - Fikaramandio/korpus-bahasa-Gayo GitHub Wiki

DALIH

  • Salabisasi: da-lih

  • Kelas Kata: Nomina (kata benda) / Verba (kata kerja)

  • Makna:

    • Nomina: Alasan palsu, alasan yang dibuat-buat untuk menghindari sesuatu, atau alasan yang tidak tulus. Setara dengan "alasan tidak benar".

    • Verba: Bertindak dengan menggunakan alasan palsu; berpura-pura melakukan sesuatu sebagai alasan untuk menghindar dari tanggung jawab.

Contoh

Sebagai Nomina (Noun)

  • Dělé pědih dalihé : Ia punya banyak alasan.

  • Gere dalih : Tidak perlu alasan.
    ➜ Digunakan dalam konteks seperti:

    • Gere dalih unggernkō → Tidak usah kamu katakan
    • Aku gere dalih sanah pé → Aku tidak butuh apa-apa

Sebagai Verba (Verb)Dalihen

  • Dalihen = Mendalih(en)_
    ➜ Menggunakan alasan palsu; bertindak dengan memakai alasan untuk menghindar.

    • Dalihné měnanggō kuren
      ➜ Ia mengada-ngada alasan bahwa dia akan ambil periuk nasi.
  1. Mudalih suntuk umen ni blōh : Selalu saja ada alasan setiap kali akan pergi.
    ➜ Mirip dengan: “Setiap mau disuruh pergi, selalu ada saja alasannya untuk tidak pergi.”

  2. Jěma nèrah wak gere tĕrbōh mudalih : Orang mencari obat (sakit) tidak boleh beralasan ➜ Menyiratkan bahwa mencari obat adalah hal penting, tetapi jangan dijadikan alasan untuk menghindar dari tanggung jawab lainnya.

Bentuk-Bentuk Terkait

Bentuk Kelas Kata Makna Contoh
Dalih Nomina Alasan palsu, kelit, helah Dělé pědih dalihé
Dalihen Verba Menggunakan alasan palsu Dalihné měnanggō kuren
Mendalih Verba Bertindak dengan alasan palsu Mudalih suntuk umen ni blōh
Gere dalih Partikel + Nomina Tidak perlu alasan Gere dalih sanah pé

Catatan

Dalih, dapat bermakna "tidak usah" namun leboh condong pada alasan

Mengapa Bukan "Tidak Usah"?

Frása seperti gere dalih memang bisa berarti “tidak perlu alasan” atau “tidak usah”, tapi itu adalah bentuk frasa, bukan makna dasar dari kata "dalih".

Contoh:

  • Gere dalih sanah pé → “Aku tidak butuh apa-apa”
  • Gere dalih unggernkō → “Tidak usah kamu memberi alasan”

Namun, dalam frasa-frasa ini, "dalih" tetap bermakna "alasan", sedangkan negasi atau penolakan ("tidak usah") berasal dari partikel "gere".

Jadi:

  • "Dalih" = alasan (terutama yang palsu)
  • "Gere" + "dalih" = tidak usah, biasanya dilanjutkan dengan argumen atau berasal kalimat sebelumnya
Frasa Makna Penjelasan
Dalih Alasan
Tidak Usah Bukan makna langsung dalih Merupakan hasil kombinasi "gere" + "dalih", bukan makna dasar dari "dalih"

perbandingan antara Dalih, Gere, Lěgih, dan Nti**

Aspek Dalih Gere Lěgih Nti
Kelas Kata Nomina / Verba Partikel negatif Partikel negatif / Adjektiva Partikel (negatif) / Penegas larangan
Makna Utama Alasan palsu, helah, kelit Tidak, belum, tidak ada Tidak, penolakan tegas, pencopotan jabatan Jangan, agar tidak, biar tidak
Fungsi Utama Menyatakan alasan palsu untuk menghindar Negasi umum dalam percakapan sehari-hari Menyatakan negasi kuat atau penolakan tegas; digunakan dalam adat Menyatakan larangan atau tujuan negatif (supaya tidak)
Contoh Kalimat - Dělé pědih dalihé → Ia punya banyak alasan palsu- Mudalih suntuk umen ni blōh → Selalu membuat alasan setiap kali akan pergi - Gere běta → Bukan begitu- Ger’ ara → Tidak ada - Ara ke Ama n jata isinen? — Légih → Apakah Ama dan Jata di sini? — Tidak - nti le luahan kōrōngku → Jangan sampai kerbau saya lepas!- kati nti → Agar tidak
Intensitas Negasi Rendah (lebih pada alasan daripada negasi langsung) Netral – cocok untuk situasi sehari-hari Sedang–tinggi – penolakan tegas atau formal Tinggi – menyatakan larangan keras atau tujuan negatif
Penggunaan dalam Kalimat Subordinatif dan deskriptif (narasi) Subordinatif dan utama Subordinatif, imperatif, dan deskriptif moral Imperatif dan subordinatif (tujuan negatif)
Unsur Paling Cocok Untuk
Dalih Menyampaikan alasan palsu atau menghindar secara halus
Gere Negasi sehari-hari, terutama dalam percakapan informal
Lěgih Penolakan tegas atau negasi dalam konteks adat/formal
Nti Larangan kuat atau menyatakan "jangan supaya tidak"

Meskipun keempat kata ini sama-sama berhubungan dengan negasi atau penolakan, mereka tidak bisa saling dipertukarkan karena:

  • Berbeda kelas kata
  • Berbeda intensitas negasi
  • Berbeda konteks penggunaan (formal, informal, adat)
  • Berbeda nuansa budaya dan sosial