Depet - Fikaramandio/korpus-bahasa-Gayo GitHub Wiki

Depet

Salabisasi: de-pet

Kelas kata: Verba

Makna: Menemukan, mendapatkan, atau menemui sesuatu atau seseorang. Kata ini juga digunakan dalam konteks khusus seperti menangkap basah (memergoki) seseorang melakukan sesuatu, atau menemukan sesuatu yang hilang.

Fungsi Utama: Kata ini digunakan untuk menyatakan tindakan menemukan, mendapatkan, atau menemui sesuatu/seseorang, baik secara fisik maupun metaforis.

Contoh Penggunaan:

  1. Aku mendepet rĕta ni jĕma mĕtĕtir
    Saya menemukan sesuatu yang seseorang jatuhkan secara tidak sengaja.

  2. Benenmu kudepet bĕrjine
    Saya memergoki istri Anda berbuat selingkuh.

  3. Depetikō Aku i Tampèng lang
    Temui saya besok di Tampeng.

  4. Aku mĕndepeten jĕma tengah ngĕrje
    Saya menemukan orang-orang sedang merayakan pesta pernikahan.

  5. Krōku gere térdepet Aku ike blōh kam
    Saya tidak tahu bagaimana saya akan mendapatkan nasi (makanan) jika kamu pergi.

  6. Bĕrsidepeten pri
    Mereka saling menanyakan tentang tuduhan fitnah (gossip).

  7. Anak depeten
    Anak-anak yang tertangkap basah melakukan sesuatu (misalnya mencuri atau berbohong).

  8. Kĕdepeten
    Tertangkap basah (misalnya pasangan yang sedang bercinta, mencuri, atau berbohong).

  9. Iwadni pōndepeten ni urang tue
    Menurut penilaian orang tua.

Catatan Tambahan:

  • Sinonim: Menemukan, mendapatkan, memergoki.

  • Variasi penggunaan:

    • Mĕndepet: Bentuk verba aktif, misalnya aku mĕndepet (saya menemukan).
    • Kudepet: Bentuk pasif, misalnya benenmu kudepet (istri Anda tertangkap basah).
    • Térdepet: Refleksif, misalnya gere térdepet.
    • Bĕrsidepeten: Interaksi sosial, misalnya bĕrsidepeten pri (saling menanyakan).
  • Konteks budaya:

    • Dalam masyarakat Gayo, kata depet sering digunakan dalam konteks kehidupan sehari-hari, seperti menemukan barang yang hilang atau memergoki seseorang melakukan kesalahan.
    • Frasa seperti kĕdepeten memiliki konotasi negatif dan sering digunakan untuk menggambarkan situasi memalukan atau pelanggaran norma sosial, seperti mencuri, berbohong, atau berbuat asusila.
    • Dalam konteks ritual adat, frasa seperti [èdangan] depeten ni beru urum bei mengacu pada hidangan khusus yang disiapkan untuk pengantin dalam acara adat tertentu, menunjukkan bahwa kata ini juga memiliki makna positif dalam konteks budaya.
  • Aspek linguistik:

    • Kata ini memiliki fleksibilitas tinggi dalam penggunaannya, dari konteks umum hingga spesifik. Misalnya, depet dapat digunakan untuk hal-hal konkret (seperti menemukan barang) maupun abstrak (seperti menemukan solusi atau informasi).
    • Dalam konteks sosial, depet sering digunakan untuk menegaskan nilai-nilai moral, seperti pentingnya kejujuran dan tanggung jawab.

Informasi Budaya:

  • Ungkapan seperti krōku pé gere térdepet aku ike blōh kam mencerminkan kekhawatiran akan ketidakpastian hidup, terutama dalam konteks tradisional di mana makanan adalah kebutuhan dasar yang sangat penting.
  • Frasa bĕrsidepeten pri menunjukkan pentingnya komunikasi dan klarifikasi dalam masyarakat Gayo untuk menyelesaikan konflik atau tuduhan yang tidak berdasar.
  • Ritual seperti [èdangan] depeten ni beru urum bei mencerminkan nilai-nilai kerja sama dan gotong royong dalam masyarakat Gayo, di mana persiapan makanan menjadi simbol kebersamaan dan kebahagiaan.