Tu - Fikaramandio/korpus-bahasa-Gayo GitHub Wiki
Tu
1
Salabisasi: tu
Kelas kata: Nomina
Makna:
- Tu → Tebu sebagai tanaman utama untuk menghasilkan gula cair (pras) atau sirup (manisen).
- Jenis-jenis Tebu:
- tu aji = tebu merah (jenis unggul).
- tu bĕngge/tu item/tu tingkem = tebu berkualitas rendah.
- tu kapur = tebu putih.
- tu pĕdih = tebu terbaik.
- tu rimòng = tebu bercorak seperti belang harimau (digunakan sebagai obat demam dengan memotong tujuh ruas dan dikonsumsi satu per hari).
- tu tawar = tebu berdaun merah (digunakan dalam ritual nawari).
- Bentuk Majemuk:
- tu sara gris = batang tebu sepanjang ±1 hasta.
- tu rōa gris = tebu dua hasta (panjang ideal untuk diperas).
- tu mulung = tebu dengan daunnya (simbol penghormatan dalam ritual, seperti yang diberikan oleh masyarakat Gayo Lues kepada Mayor van Daalen).
- tu sĕger rébah = tebu hasil panen pertama di ladang tertentu (lihat rĕbah).
- Relasi dengan Aktivitas Agraris:
- mpus tu = kebun tebu.
- nunggus tu = mengisap batang tebu.
Fungsi Utama:
- Merujuk pada tanaman tebu dan varietasnya dalam konteks agraris, ekonomi, dan ritual.
- Digunakan untuk mendeskripsikan ukuran, kualitas, dan penggunaan tebu dalam kehidupan sehari-hari atau tradisi.
Contoh Penggunaan:
- Tu aji → Tebu merah (varietas terbaik).
- Tu rimòng → Tebu bercorak belang harimau (obat demam).
- Tu mulung → Tebu dengan daunnya (diberikan sebagai simbol hormat).
- Tu sĕger rébah → Tebu dari panen pertama di ladang.
Catatan Tambahan:
- Konteks Budaya:
- Tu mulung digunakan sebagai bentuk penghormatan dalam ritual adat atau pertemuan penting (misalnya pemberian kepada tokoh luar seperti Mayor van Daalen).
- Tu rimòng memiliki nilai medis dalam pengobatan tradisional Gayo.
- Relasi dengan Kata Lain:
- Terkait erat dengan wing/wéng (penggilingan tebu) dan pras/manisen (hasil pemerasan tebu).
2
Salabisasi: tu
Kelas kata: Partikel
Makna:
- Partikel penegas atau penekanan berlebihan pada sifat, kualitas, atau tindakan.
- Digunakan setelah adjektiva atau adverbium untuk menyatakan kadar yang terlalu tinggi atau penekanan makna.
Fungsi Utama:
- Menyatakan kelebihan atau penekanan pada deskripsi sifat (Tue tu benedné pora = istrinya terlalu tua), kualitas (pòra tu tutué = padi belum cukup halus), atau larangan (nti geip tu kō blōh = jangan pergi terlalu jauh).
Contoh Penggunaan:
- Tue tu benedné pora → Istrinya terlalu tua untuknya.
- Pòra tu tutué → Padi belum cukup halus ditumbuk.
- Nti geip tu kō blōh → Jangan pergi terlalu jauh.
- Ger’ ilòn réré tu → Belum sepenuhnya kering.
Catatan Tambahan:
-
Konteks Budaya:
- Partikel ini sering muncul dalam percakapan sehari-hari untuk menegaskan batas (jangan terlalu...) atau memberi penekanan pada keadaan (terlalu...).
- Dalam larangan, tu digunakan untuk memperkuat instruksi (nti geip tu kō blōh).
**Perbandingan antara olok, pĕdih, dan tu
Aspek olok pĕdih tu Salabisasi o-lok pĕ-di-h tu Kelas Kata Utama Adjektiva / Adverbia Adjektiva / Adverbia Partikel Makna Utama Sangat, terlalu (berlebihan), sering dalam konteks negatif. Asli, sejati, benar-benar; juga bisa berarti sangat atau intens. Penegas/penguat di belakang adjektiva/adverbia untuk menyatakan tingkat intensitas atau batas maksimum. Fungsi Utama Menyatakan intensitas tinggi, biasanya dengan konotasi negatif. Menyatakan keaslian, kemurnian, atau intensitas tinggi pada suatu kondisi. Memperkuat makna kata sebelumnya, kadang sebagai larangan atau batasan. Contoh Kalimat òlòk pĕdih sakité – sangat sakit sekali jĕroh pĕdih si bĕbĕru ini – gadis ini sangat cantik Tue tu benedné pora – istrinya agak terlalu tua untuknya Konotasi Umum Negatif/Netral Netral/Positif (tergantung konteks) Netral/Negatif (dalam konteks "terlalu") Penggunaan Formal / Adat Jarang Sering (dalam konteks adat dan kekerabatan) Kadang digunakan dalam narasi tradisional Bentuk Turunan iòlòki, muólók, pĕnòlòk pĕdi, mĕmpĕdih, pĕdih-pĕdihé Tidak memiliki bentuk turunan gramatikal seperti verba
Persamaan:
Aspek Deskripsi Sama-sama menyatakan intensitas tinggi Ketiganya digunakan untuk memperkuat makna sebuah kata, baik adjektiva maupun adverbia. Digunakan dalam percakapan sehari-hari Semua kata ini muncul dalam dialog rakyat Gayo untuk memberikan penekanan emosional atau deskriptif. Dapat menyampaikan makna “sangat” Dalam beberapa konteks, ketiga kata ini bisa saling menggantikan untuk menyatakan tingkat intensitas.
Perbedaan:
Aspek olok pĕdih tu Konteks Penggunaan Lebih sering bernada kritik atau negatif, menyiratkan sesuatu yang terlalu ekstrem. Lebih netral, bisa positif (menyatakan kepemilikan asli) atau intensif (sangat). Digunakan sebagai partikel penguat atau pembatas intensitas dalam kalimat. Status Gramatikal Bisa berdiri sendiri sebagai adjektiva atau adverbia. Bisa sebagai adjektiva atau adverbia; lebih kompleks karena memiliki dua makna utama (pĕdih 1 dan pĕdih 2). Bukan kata utama, hanya berfungsi sebagai partikel pendukung. Intensitas Makna Lebih tajam, menunjukkan kelebihan atau kelampauan. Lebih luas, bisa menyatakan keaslian atau intensitas. Lebih lembut, sering digunakan dalam nasihat atau larangan. Konteks Budaya Sering muncul dalam cerita rakyat untuk menggambarkan penderitaan atau perilaku berlebihan. Sering muncul dalam narasi adat untuk menyebutkan ayah kandung, ibu sebenarnya, dll. Sering digunakan dalam dialog santai atau nasihat untuk menghindari hal berlebihan. Contoh Kalimat Berbeda Cabak olok kō – Kamu benar-benar nakal. Blō pĕdih – Sirih asli. Nti geip tu kō blōh – Jangan pergi terlalu jauh.
- olok lebih banyak digunakan untuk menyatakan sesuatu yang terlalu atau berlebihan, sering kali dalam konteks negatif.
- pĕdih menyatakan keaslian, kemurnian, atau intensitas tinggi tanpa konotasi negatif secara langsung.
- tu bukanlah kata utama, tetapi partikel penegas atau pembatas intensitas, umum digunakan dalam percakapan santai atau nasihat.