Pedih - Fikaramandio/korpus-bahasa-Gayo GitHub Wiki
PEDIH
1
Salabisasi: pe-dih
Kelas kata: Adjektiva / Adverbia
Makna:
- Adjektiva: Asli, murni, tidak bercampur, benar-benar sesuatu yang sejati atau otentik.
- Adverbia: Dalam tingkat yang sangat tinggi, "sangat" (ditempatkan setelah kata yang dimodifikasi, sering digunakan sebagai kata sela dengan sedikit penekanan).
Fungsi Utama Kata pedih memiliki dua fungsi utama:
- Sebagai Adjektiva: Menyatakan keaslian, kemurnian, atau keotentikan sesuatu.
- Contoh: Mas pĕdih (emas murni).
- Sebagai Adverbia: Memperkuat makna suatu kata dengan menunjukkan intensitas tinggi, sering digunakan sebagai kata sela dalam percakapan.
Variasi Penggunaan dan Makna Khusus
1. Hubungan Kekerabatan
- Makna: Digunakan untuk merujuk pada hubungan biologis atau otentik dalam konteks keluarga.
Ama pĕdih, ayah kandung, ayah biologis, yang berada pada garis keturunan yang sama dalam daftar silsilah, yang disebut atau dipanggil sebagai ama; demikian juga dengan istilah kekerabatan lainnya, seperti ine pĕdih (ibu kandung), mpu pĕdih (kakek kandung), abang pĕdih (abang kandung), ibi pĕdih (tante kandung), dan sebagainya); ini ama pĕdihé atau amaé pĕdih atau amaé si pĕdih, ini adalah ayah kandungnya."
Penjelasan:
Ama pĕdih merujuk pada ayah kandung atau ayah sebenarnya. sedangkan Ama tutur adalah sebutan untuk orang yang dianggap atau dipanggil sebagai ayah, meskipun bukan ayah kandung.
2. Keaslian atau Kemurnian Objek
- Makna: Menunjukkan bahwa sesuatu adalah asli, murni, atau tidak bercampur.
- Contoh Penggunaan:
Blō pĕdih.
→ Sirih asli atau sirih terbaik (berlawanan dengan varietas lain dari tanaman yang sama).
Mas pĕdih.
→ Emas murni.
3. Intensitas Tinggi (Adverbia)
- Makna: Digunakan untuk memperkuat sifat atau kondisi tertentu, sering ditempatkan di akhir frasa.
- Contoh Penggunaan:
Jĕroh pĕdi si bĕbĕru ini.
→ Gadis ini sangat cantik (paras atau sifat).
Kòtèk pĕdih pĕrasaté.
→ Dia memiliki karakter yang sangat buruk.
Perusuh pĕdih wé.
→ Dia sangat gemar mencuri.
4. Konteks Budaya
- Makna: Dalam budaya Gayo, kata pedih mencerminkan nilai-nilai penting seperti keaslian, kemurnian, dan keotentikan, baik dalam hubungan manusia maupun dalam deskripsi objek atau situasi.
- Contoh Penggunaan dalam Konteks Budaya:
Tube pĕdih.
→ Obat bius ikan yang asli (berlawanan dengan varietas lain yang kurang efektif).
Sĕnta ikuderetné pri, si pĕdih-pĕdihé we.
→ Apa yang dia katakan selalu tepat dan relevan (tanpa basa-basi).
5. Penggunaan Sebagai Kata Sela
- Makna: Kata pedih sering digunakan sebagai kata sela dalam percakapan sehari-hari untuk memberikan ritme atau penekanan tanpa mengubah makna utama.
- Contoh Penggunaan:
Cabak pĕdih kō.
→ Kamu sangat nakal.
Òlòk pĕdih sakité.
→ Dia sakit parah.
Catatan
- Sinonim:
- Untuk adjektiva: Asli, murni, otentik.
- Untuk adverbia: Sangat, sekali.
- Antonim:
- Untuk adjektiva: Tidak asli, palsu, campuran.
- Untuk adverbia: Tidak berlaku langsung karena sifatnya sebagai penguat.
- Konteks Budaya:
- Dalam budaya Gayo, konsep pedih sangat penting, terutama dalam hal garis keturunan (ama pĕdih, ine pĕdih), produk tradisional (blō pĕdih, mas pĕdih), dan deskripsi sifat atau kondisi (jĕroh pĕdi, kòtèk pĕdih).
- Penggunaan pedih sebagai kata sela mencerminkan kebiasaan lisan yang khas dalam masyarakat, di mana kata-kata tertentu digunakan untuk memberikan ritme atau penekanan dalam percakapan tanpa mengubah makna utama.
2
Salabisasi: pe-dih
Kelas kata: Adjektiva
Makna:
- Dasar: Menyebabkan rasa panas, menyengat, atau perih, baik secara fisik maupun metaforis.
- Turunan: Digunakan untuk menggambarkan sensasi tidak nyaman yang disebabkan oleh luka, iritasi, atau kondisi internal seperti lapar.
Fungsi Utama Kata pedih dalam konteks ini digunakan untuk menyatakan sensasi fisik yang menyakitkan atau tidak nyaman, sering kali disebabkan oleh faktor eksternal (seperti luka atau iritasi) atau internal (seperti rasa lapar). Kata ini juga memiliki makna metaforis untuk menggambarkan emosi seperti iri hati atau kelaparan.
Variasi Penggunaan dan Makna Khusus
1. Sensasi Fisik
- Makna: Menggambarkan rasa panas, menyengat, atau perih yang dirasakan pada bagian tubuh tertentu.
- Contoh Penggunaan:
Pĕdih matangku.
→ Mata saya terasa perih (misalnya karena kurang tidur atau terkena benda asing seperti merica).
Pĕdih ugahku.
→ Luka saya terasa perih (misalnya karena terkena zat iritan seperti djĕroeksap).
2. Rasa Lapar
- Makna: Digunakan secara metaforis untuk menggambarkan rasa lapar yang sangat kuat, sering kali dengan deskripsi dramatis seperti "rasa kosong" di perut.
- Contoh Penggunaan:
Pĕdih pĕdi aténgku, sara si isĕsèpi.
→ Perut saya terasa sangat sakit, seolah-olah sedang dihisap habis (saya sangat lapar).
3. Emosi Iri Hati
- Makna: Digunakan untuk menggambarkan seseorang yang merasa iri hati terhadap kekayaan atau keberhasilan orang lain.
- Contoh Penggunaan:
Jĕma si pĕdih até (atau pĕdih untung).
→ Orang yang iri terhadap kekayaan orang lain (juga digunakan dalam konteks metaforis seperti "buaya" dalam bahasa Betawi).
Konteks Budaya
- Makna: Dalam budaya Gayo, kata pedih mencerminkan pengalaman fisik dan emosional yang intens. Sensasi perih sering dikaitkan dengan kondisi alamiah tubuh atau lingkungan, sementara makna metaforisnya menunjukkan hubungan sosial yang kompleks, seperti iri hati atau ketidakadilan.
- Contoh Penggunaan dalam Konteks Budaya:
- Rasa perih fisik dapat menjadi simbol penderitaan atau ketidaknyamanan dalam kehidupan sehari-hari.
- Emosi seperti iri hati (pĕdih untung) mencerminkan dinamika sosial dalam masyarakat, di mana ketimpangan ekonomi sering memicu perasaan negatif.
Catatan Tambahan
- Sinonim:
- Untuk sensasi fisik: Perih, panas, menyengat.
- Untuk rasa lapar: Kelaparan, kosong.
- Untuk iri hati: Iri, dengki.
- Antonim:
- Untuk sensasi fisik: Nyaman, sejuk.
- Untuk rasa lapar: Kenyang.
- Untuk iri hati: Puas, ikhlas.
- Konteks Budaya:
- Dalam budaya Gayo, sensasi pedih sering kali dihubungkan dengan penderitaan fisik atau emosional yang dialami individu. Ini mencerminkan nilai-nilai yang menekankan kesabaran dan ketahanan dalam menghadapi kesulitan.
- Metafora seperti pĕdih untung (iri hati) menunjukkan bagaimana masyarakat melihat ketidakpuasan material sebagai sumber konflik sosial.
Kata pedih memiliki dua makna utama yang berbeda, yaitu Pedih 1 (keaslian/murni atau intensitas tinggi) dan Pedih 2 (rasa perih/fisik atau emosional). Meskipun keduanya menggunakan kata yang sama, konteks penggunaannya sangat berbeda. Berikut adalah perbedaan utama antara Pedih 1 dan Pedih 2, serta cara penggunaannya secara umum.
Perbedaan Utama
Makna Dasar
-
Pedih 1:
- Menunjukkan keaslian, kemurnian, atau intensitas tinggi.
- Digunakan untuk menyatakan sesuatu yang asli (pĕdih = murni), seperti ama pĕdih (ayah kandung) atau mas pĕdih (emas murni).
- Sebagai adverbia, digunakan untuk memperkuat intensitas suatu kondisi, seperti jĕroh pĕdi (sangat cantik).
-
Pedih 2:
- Menggambarkan sensasi fisik yang menyakitkan atau tidak nyaman, seperti rasa panas, menyengat, atau perih.
- Juga digunakan secara metaforis untuk menggambarkan emosi seperti iri hati atau kelaparan yang mendalam.
Kelas Kata
-
Pedih 1:
- Bisa berfungsi sebagai adjektiva (menyatakan keaslian atau kemurnian) atau adverbia (memperkuat intensitas).
- Contoh: Blō pĕdih (sirih asli), cabak pĕdih (sangat nakal).
-
Pedih 2:
- Selalu berfungsi sebagai adjektiva untuk menggambarkan sensasi fisik atau emosional.
- Contoh: Pĕdih matangku (mata saya terasa perih), pĕdih pĕdi aténgku (perut saya terasa kosong karena lapar).
Konteks Penggunaan
-
Pedih 1:
- Digunakan dalam konteks hubungan kekerabatan (ama pĕdih, ine pĕdih), objek material (mas pĕdih, blō pĕdih), atau deskripsi sifat/kondisi dengan intensitas tinggi (kòtèk pĕdih, òlòk pĕdih).
- Fokus pada nilai-nilai budaya seperti keotentikan, kemurnian, dan ketegasan.
-
Pedih 2:
- Digunakan dalam konteks fisik untuk menggambarkan sensasi tidak nyaman (pĕdih ugahku, pĕdih matangku) atau metaforis untuk menggambarkan emosi seperti iri hati (pĕdih untung) atau kelaparan (pĕdih pĕdi aténgku).
- Fokus pada pengalaman manusia yang berkaitan dengan penderitaan fisik atau emosional.
Penggunaan Secara Umum
Pedih 1
-
Adjektiva:
- Digunakan untuk menunjukkan keaslian atau kemurnian, sering kali dalam hubungan kekerabatan atau objek material.
- Contoh: Ama pĕdih (ayah kandung), mas pĕdih (emas murni).
- Juga digunakan untuk menunjukkan kualitas tertentu, seperti blō pĕdih (sirih terbaik).
- Digunakan untuk menunjukkan keaslian atau kemurnian, sering kali dalam hubungan kekerabatan atau objek material.
-
Adverbia:
- Digunakan untuk memperkuat intensitas suatu kondisi, biasanya ditempatkan setelah kata yang dimodifikasi.
- Contoh: Jĕroh pĕdi si bĕbĕru ini (gadis ini sangat cantik), cabak pĕdih kō (kamu sangat nakal).
- Digunakan untuk memperkuat intensitas suatu kondisi, biasanya ditempatkan setelah kata yang dimodifikasi.
-
Catatan: Dalam percakapan sehari-hari, pedih sebagai adverbia sering digunakan sebagai kata sela tanpa penekanan kuat, mirip dengan kata-kata seperti òlòk.
Pedih 2
-
Adjektiva:
- Digunakan untuk menggambarkan sensasi fisik yang menyakitkan atau tidak nyaman, sering kali disebabkan oleh luka, iritasi, atau kondisi internal seperti lapar.
- Contoh: Pĕdih matangku (mata saya terasa perih), pĕdih ugahku (luka saya terasa perih).
- Juga digunakan secara metaforis untuk menggambarkan emosi seperti iri hati (pĕdih untung) atau kelaparan yang mendalam (pĕdih pĕdi aténgku).
- Digunakan untuk menggambarkan sensasi fisik yang menyakitkan atau tidak nyaman, sering kali disebabkan oleh luka, iritasi, atau kondisi internal seperti lapar.
-
Catatan: Sensasi pedih dalam konteks ini sering dihubungkan dengan penderitaan fisik atau emosional, mencerminkan nilai-nilai budaya tentang kesabaran dan ketahanan dalam menghadapi kesulitan.
Ringkasan Perbedaan dalam Tabel
Aspek | Pedih 1 | Pedih 2 |
---|---|---|
Makna Dasar | Keaslian, kemurnian, atau intensitas tinggi | Rasa perih, menyengat, atau penderitaan |
Kelas Kata | Adjektiva atau Adverbia | Adjektiva |
Konteks Penggunaan | Hubungan kekerabatan, objek material, sifat | Sensasi fisik atau emosional |
Contoh | Ama pĕdih, jĕroh pĕdi | Pĕdih matangku, pĕdih untung |
Kesimpulan Kata pedih memiliki dua makna yang berbeda tetapi saling melengkapi dalam bahasa Gayo. Pedih 1 lebih fokus pada keaslian, kemurnian, atau intensitas tinggi, sementara Pedih 2 menggambarkan sensasi fisik atau emosional yang menyakitkan. Cara penggunaannya bergantung pada konteks, baik dalam hubungan kekerabatan, deskripsi objek, atau pengalaman penderitaan manusia.
**Perbandingan antara olok, pĕdih, dan tu
Aspek | olok | pĕdih | tu |
---|---|---|---|
Salabisasi | o-lok | pĕ-di-h | tu |
Kelas Kata Utama | Adjektiva / Adverbia | Adjektiva / Adverbia | Partikel |
Makna Utama | Sangat, terlalu (berlebihan), sering dalam konteks negatif. | Asli, sejati, benar-benar; juga bisa berarti sangat atau intens. | Penegas/penguat di belakang adjektiva/adverbia untuk menyatakan tingkat intensitas atau batas maksimum. |
Fungsi Utama | Menyatakan intensitas tinggi, biasanya dengan konotasi negatif. | Menyatakan keaslian, kemurnian, atau intensitas tinggi pada suatu kondisi. | Memperkuat makna kata sebelumnya, kadang sebagai larangan atau batasan. |
Contoh Kalimat | òlòk pĕdih sakité – sangat sakit sekali | jĕroh pĕdih si bĕbĕru ini – gadis ini sangat cantik | Tue tu benedné pora – istrinya agak terlalu tua untuknya |
Konotasi Umum | Negatif/Netral | Netral/Positif (tergantung konteks) | Netral/Negatif (dalam konteks "terlalu") |
Penggunaan Formal / Adat | Jarang | Sering (dalam konteks adat dan kekerabatan) | Kadang digunakan dalam narasi tradisional |
Bentuk Turunan | iòlòki, muólók, pĕnòlòk | pĕdi, mĕmpĕdih, pĕdih-pĕdihé | Tidak memiliki bentuk turunan gramatikal seperti verba |
Persamaan:
Aspek | Deskripsi |
---|---|
Sama-sama menyatakan intensitas tinggi | Ketiganya digunakan untuk memperkuat makna sebuah kata, baik adjektiva maupun adverbia. |
Digunakan dalam percakapan sehari-hari | Semua kata ini muncul dalam dialog rakyat Gayo untuk memberikan penekanan emosional atau deskriptif. |
Dapat menyampaikan makna “sangat” | Dalam beberapa konteks, ketiga kata ini bisa saling menggantikan untuk menyatakan tingkat intensitas. |
Perbedaan:
Aspek | olok | pĕdih | tu |
---|---|---|---|
Konteks Penggunaan | Lebih sering bernada kritik atau negatif, menyiratkan sesuatu yang terlalu ekstrem. | Lebih netral, bisa positif (menyatakan kepemilikan asli) atau intensif (sangat). | Digunakan sebagai partikel penguat atau pembatas intensitas dalam kalimat. |
Status Gramatikal | Bisa berdiri sendiri sebagai adjektiva atau adverbia. | Bisa sebagai adjektiva atau adverbia; lebih kompleks karena memiliki dua makna utama (pĕdih 1 dan pĕdih 2). | Bukan kata utama, hanya berfungsi sebagai partikel pendukung. |
Intensitas Makna | Lebih tajam, menunjukkan kelebihan atau kelampauan. | Lebih luas, bisa menyatakan keaslian atau intensitas. | Lebih lembut, sering digunakan dalam nasihat atau larangan. |
Konteks Budaya | Sering muncul dalam cerita rakyat untuk menggambarkan penderitaan atau perilaku berlebihan. | Sering muncul dalam narasi adat untuk menyebutkan ayah kandung, ibu sebenarnya, dll. | Sering digunakan dalam dialog santai atau nasihat untuk menghindari hal berlebihan. |
Contoh Kalimat Berbeda | Cabak olok kō – Kamu benar-benar nakal. | Blō pĕdih – Sirih asli. | Nti geip tu kō blōh – Jangan pergi terlalu jauh. |
- olok lebih banyak digunakan untuk menyatakan sesuatu yang terlalu atau berlebihan, sering kali dalam konteks negatif.
- pĕdih menyatakan keaslian, kemurnian, atau intensitas tinggi tanpa konotasi negatif secara langsung.
- tu bukanlah kata utama, tetapi partikel penegas atau pembatas intensitas, umum digunakan dalam percakapan santai atau nasihat.