Terden - Fikaramandio/korpus-bahasa-Gayo GitHub Wiki

TERDEN

  • Salabisasi: ter-den
  • Kelas Kata: Nomina

Makna

  1. Bagian sawah yang dibagi sepanjang lebar ladang, sehingga menghasilkan kolom vertikal atau jalur memanjang.
  2. Digunakan bersama dengan benyer dan tĕmpèh untuk menggambarkan struktur dan pengelolaan sawah.

Fungsi Utama Digunakan dalam:

  • Pertanian, untuk menjelaskan pembagian horizontal atau vertikal sawah.
  • Penjelasan teknis tentang pengairan dan pengaturan benih.

Contoh Penggunaan

  1. Benyer n ume
    Barisan tanaman padi sepanjang arah panjang sawah.

  2. Terden n ume
    Bagian-bagian sawah yang dipisahkan menurut lebarnya.

Catatan Tambahan

  • Sinonim: Benyer (1) — jika dibagi sepanjang panjang sawah
  • Antonim: Tĕmpèh — jika dibagi sepanjang lebar sawah

Bentuk Turunan

Bentuk Makna
Benyer Barisan/petak tanaman, rumah, atau benda bernilai
Terden Jalur atau bagian sawah sepanjang lebar
Tĕmpèh Petak sawah sepanjang panjang sawah
Numen / Umen Menggarap sawah
Bĕrume Menjadi petani, bertani
Pĕnumen Alat atau tenaga untuk menggarap sawah

📊 Perbandingan Makna: Ume – Benyer – TerdenTĕmpèh

Aspek Ume Benyer Terden Tĕmpèh
Arti Dasar Sawah Barisan Bagian sepanjang lebar sawah Bagian sepanjang panjang sawah
Fungsi Budaya Sumber hidup, ritus pertanian Penyusunan tanaman Pembagian fisik sawah Satuan pengelolaan dan irigasi
Contoh Kalimat Ume ròh = sawah kosong Benyer n ume = barisan tanaman padi Terden n ume = jalur-jalur sawah Tĕmpèh n oemengkot = petak besar sawah
Konteks Adat Tempat pelaksanaan ritual pertanian Deret tanaman yang diberkati Jalur air dan tanam Satuan kerja dan hasil panen

Penjelasan Nilai-nilai Lokal dan Konteks Budaya

  • Ume adalah pusat kehidupan agraris Gayo, tempat produksi pangan dan simbol kemakmuran.
  • Benyer, terden, dan tĕmpèh merupakan unit pengelolaan fisik sawah, yang mencerminkan sistem pertanian yang sangat terstruktur dan efisien.
  • Konsep pembagian sawah ini menunjukkan bahwa masyarakat Gayo memiliki pengetahuan agraris yang mendalam, termasuk pengelolaan air (patal), penanaman (numen), dan distribusi hasil (bĕrume).