Kol - Fikaramandio/korpus-bahasa-Gayo GitHub Wiki
Kol
Salabisasi: kōl
Kelas kata: Adjektiva
Makna:
- Besar, berukuran besar, atau memiliki dimensi yang signifikan (fisik).
- Dalam konteks abstrak, dapat berarti penting, resmi, atau bergengsi.
Fungsi Utama: Kata ini digunakan untuk menggambarkan ukuran fisik suatu objek, makhluk hidup, atau konsep yang bersifat non-fisik seperti status sosial atau tingkat kepentingan.
-
Bét anak nangka kōlé : Sebesar biji nangka besarnya
-
Sidah kōlé umahmu? — Tujuh ruang. : Seberapa besarn rumahmu? — Tujuh ruang
-
kōl-atéa-kěn-aku : Sangat menyayangi atau sangat dekat secara emosional.
Fungsi Utama: Frasa ini digunakan untuk menggambarkan kedekatan emosional yang mendalam antara dua pihak, sering kali dalam konteks hubungan interpersonal.
Asosiasi linguistik: Penggunaan kata kōl di sini meluas dari makna fisik menjadi metafora untuk perasaan yang intens.
-
kayu-kōl : Sejenis pohon yang mirip dengan rambung, getahnya digunakan sebagai lem untuk menangkap burung
-
Bulang Kōl : penutup kepala resmi, bergengsi, biasa digunakan pada acara-acara resmi
Asosiasi linguistik: Penggunaan kata kōl dalam frasa ini menunjukkan bahwa konsep "besar" tidak hanya terbatas pada ukuran fisik tetapi juga mencakup nilai-nilai abstrak seperti kehormatan dan prestise.
Weih Kōl
Salabisasi: weih-kōl
Kelas kata: Nomina
Makna:
- a) Sungai besar atau sungai utama (seperti Sungai Jěmèr dan Sungai Tripe).
- b) Banjir, luapan air yang menyebabkan genangan atau kerusakan.
- c) Frasa idiomatik yang mengacu pada pengeluaran uang dalam jumlah besar secara berlebihan (lihat kuweih).
Fungsi Utama: Kata ini digunakan untuk merujuk pada fenomena alam terkait sungai dan banjir, serta sebagai metafora untuk aktivitas finansial yang boros.
Contoh Penggunaan:
-
Weih kōl : Sungai besar.
-
Klam sine weih kōl : Tadi malam terjadi banjir
-
Kōl padné jěma òya, mbèh sara ringgit sěrělō : Dia sangat boros, satu ringgit per hari dihabiskannya. kōl padné secara harfiah berarti besar makan Satu ringgit setara dengan 0,6 gram emas murni
-
Kōlen (atau Pěkōlen atau Mukōlen)(Verba) : Menjadi lebih besar, tumbuh, atau berkembang dalam ukuran, usia, atau status dibandingkan dengan entitas lain.
Fungsi Utama: Kata ini digunakan untuk menunjukkan perbandingan antara dua objek atau individu, di mana salah satu pihak lebih besar atau lebih dewasa.
-
Kōlen wé ari aku → Dia lebih besar daripada saya
-
Reje Lingge Si Pěkōl i Gayo: Reje Lingge adalah pemimpin yang paling berpengaruh atau bergengsi di wilayah Gayo.
Asosiasi linguistik: Kata pěkōl menunjukkan kebesaran atau kehormatan, yang sering digunakan untuk menggambarkan tokoh-tokoh penting dalam masyarakat.
-
Bur Kōl: Nama sebuah gunung di dekat Blang Rakal.
-
Ikōlié Pri Těngaha : Dia membesarkan apa yang pernah dikatakan dulu, maksudnya membesarkan suatu masalah hingga menyebabkan konflik
-
Ikōlné Anaké — Kōrōé: Memelihara anak-anak atau ternak hingga tumbuh besar
-
Ikōlné Lingé : membesarkan suara, berbicara dengan nada tinggi
-
Ulung Kayu Si Gere Mabuk Kěn Pèngòl Ni Bedenku We : Dedauanan yang tidak beracun, yang membesarkan aku, Aku tumbuh hanya dengan memakan dedaunan metafora orang miskin
kata kōl dalam bahasa Gayo memiliki makna dan fungsi yang beragam, mencakup aspek fisik, sosial, budaya, serta ekonomi.
-
Makna Utama:
- Secara umum, kōl berarti "besar" atau "berukuran besar," baik dalam konteks fisik (seperti ukuran objek, manusia, atau sungai) maupun abstrak (seperti status sosial, kehormatan, atau pentingnya suatu hal).
- Dalam beberapa konteks, kata ini juga dapat bermakna "penting," "resmi," atau "bergengsi."
-
Fungsi Utama:
- Digunakan untuk menggambarkan ukuran atau skala sesuatu, baik secara literal (misalnya, weih kōl untuk sungai besar) maupun metaforis (misalnya, bulang kōl untuk acara bergengsi).
- Dapat digunakan dalam frasa idiomatik untuk menunjukkan perilaku atau kondisi tertentu, seperti pemborosan (kōl padné jěma òya) atau pertumbuhan (ikōlné anaké).
-
Variasi Penggunaan:
- Kōl memiliki variasi penggunaan yang luas, termasuk dalam konteks geografi (weih kōl: sungai besar), bencana alam (weih kōl: banjir), dan ekonomi (kōl padné jěma òya: pemborosan).
- Frasa turunan seperti kōl atéa kěn aku (sangat dekat secara emosional) dan jege kōl menunjukkan fleksibilitas kata ini dalam menggambarkan konsep-konsep non-fisik.
-
Sinonim dan Antonim:
- Sinonim: Kòlak (dialek lain dengan makna serupa).
- Antonim: Kucak atau ucak (kecil, tidak signifikan).
-
Konteks Budaya:
- Ukuran besar sering kali diasosiasikan dengan nilai positif dalam masyarakat Gayo, seperti kemakmuran, kekuatan, atau kehormatan. Misalnya, rumah besar (umah kōl) mencerminkan status pemiliknya, sementara acara bergengsi (bulang kōl) menunjukkan pentingnya sebuah momen sosial.
- Dalam konteks alam, fenomena seperti banjir (weih kōl) sering kali menjadi bagian dari cerita rakyat atau pelajaran moral tentang hubungan manusia dengan lingkungan.
-
Penggunaan Idiomatik dan Metaforis:
- Kata kōl sering digunakan secara metaforis untuk menggambarkan intensitas atau skala besar dalam berbagai aspek kehidupan, seperti perasaan (kōl atéa kěn aku), pengeluaran uang (kōl padné jěma òya), atau konflik (ikōlié pri těngaha).
Persamaan dan Perbedaan Antara Kōl dan Kòlak
Aspek | Kōl | Kòlak | Persamaan |
---|---|---|---|
Makna Utama | Besar, berukuran besar (fisik atau abstrak seperti status sosial). | Luas, lebar, atau besar dalam arti sesuatu yang menyebar di permukaan datar. | - Keduanya mengacu pada konsep "besar" atau "luas." |
- Sama-sama digunakan untuk mendeskripsikan ukuran suatu objek atau fenomena. | |||
Kelas Kata | Adjektiva (dalam beberapa konteks juga sebagai frasa nominal). | Adjektiva (juga digunakan dalam frasa verba seperti mèngólaki). | - Keduanya termasuk dalam kategori kata sifat (adjektiva). |
Fungsi Utama | Menggambarkan ukuran fisik, status sosial, atau intensitas suatu hal. | Menggambarkan luasan atau kelebaran suatu objek, area, atau aspek fisik manusia. | - Digunakan untuk mendeskripsikan dimensi tertentu dari suatu objek, wilayah, atau kondisi. |
Konteks Penggunaan | - Geografi (weih kōl: sungai besar). | - Alam (blang kòlak: sawah luas, uten kòlak: hutan luas). | - Sama-sama digunakan dalam konteks alam (misalnya, deskripsi sungai, sawah, atau hutan). |
- Status sosial (bulang kōl: acara bergengsi). | - Fisik tubuh manusia (kòlak pědi awahmu: mulut besar). | - Keduanya dapat digunakan untuk mendeskripsikan aspek fisik manusia. | |
- Ekonomi (kōl padné jěma òya: pemborosan). | - Kompetisi sosial (bersik(kĕ)kòlaken ladang: berlomba memiliki ladang terluas). | - Sama-sama mencerminkan nilai-nilai budaya lokal (misalnya, kemakmuran, kehormatan, atau usaha). | |
Sinonim | Kòlak, lues. | Kōl, lues. | - Keduanya memiliki sinonim yang serupa (lues). |
Antonim | Kucak atau ucak (kecil, tidak signifikan). | Kucak atau ucak (sempit, tidak luas). | - Keduanya memiliki antonim yang sama (kucak atau ucak). |
Penggunaan Verba | Digunakan dalam frasa verba seperti ikōlné anaké (memelihara anak hingga besar). | Digunakan dalam frasa verba seperti mèngólaki (menjadi lebih besar/luas). | - Keduanya dapat digunakan dalam bentuk verba untuk menggambarkan proses perubahan ukuran. |
Konteks Budaya | - Ukuran besar sering diasosiasikan dengan kemakmuran, kekuatan, atau kehormatan. | - Luas atau besar sering diasosiasikan dengan produktivitas, kemakmuran, atau kompetisi. | - Keduanya mencerminkan nilai-nilai budaya Gayo, seperti pentingnya ukuran dalam simbol status. |
Contoh Penggunaan | - Weih kōl: Sungai besar. | - Blang kòlak: Sawah luas. | - Keduanya digunakan untuk mendeskripsikan fenomena alam yang besar atau luas. |
- Kōl atéa kěn aku: Sangat dekat secara emosional. | - Uten kòlak: Hutan luas. | - Keduanya dapat digunakan dalam konteks deskriptif untuk objek fisik atau metafora. |
Ringkasan Persamaan dan Perbedaan
Persamaan:
- Keduanya mengacu pada konsep "besar" atau "luas," baik dalam konteks fisik maupun abstrak.
- Sama-sama digunakan untuk mendeskripsikan ukuran atau skala suatu objek, wilayah, atau fenomena.
- Memiliki sinonim (lues) dan antonim (kucak atau ucak) yang serupa.
- Dapat digunakan dalam konteks alam, fisik tubuh manusia, dan nilai-nilai budaya lokal.
Perbedaan:
- Kōl: Lebih umum digunakan untuk menggambarkan ukuran besar secara vertikal atau intensitas (misalnya, status sosial, emosi).
- Contoh: Weih kōl (sungai besar), bulang kōl (acara bergengsi).
- Kòlak: Lebih spesifik untuk menggambarkan luasan atau kelebaran secara horizontal (misalnya, sawah, hutan, atau tubuh manusia).
- Contoh: Blang kòlak (sawah luas), kòlak pědi awahmu (mulut besar).
**perbandingan antara Kòlak, Kōl, dan Lues
Kata-kata ini semuanya memiliki hubungan dengan konsep keluasan, kebesaran, atau kelapangan, tetapi memiliki nuansa makna yang berbeda tergantung konteks fisik, sosial, atau spiritualnya.
Aspek | Kòlak | Kōl | Lues |
---|---|---|---|
Salabisasi | ko-lak | ko-l / kau-l | lu-es |
Kelas Kata | Adjektiva / Verba | Adjektiva / Nomina | Adjektiva / Verba |
Makna Utama | Luas; besar; meluas; membentang di satu bidang | Besar; penting; tebal; resmi | Luas; lapang; membentang; bebas dari sempit |
Lawan Kata | kucak, use | kucak, uce | empet, kucak |
Contoh Kalimat | Alas kòlak: tikar besar | Reje kōl: pemimpin besar | Buge-buge lues koeberé: semoga kubur luas |
Konteks Moral | — | Dapat merujuk pada status sosial (reje kōl) | Harapan baik bagi orang mati (buge-buge lues koeberé) |
Konteks Fisik | Sawah, tikar, lubang hidung, mulut | Tubuh, sungai, suara, ukuran rumah | Hutan, sawah, lahan pertanian |
Penggunaan dalam Kalimat | Blang kòlak: sawah yang lebar | Kōl padné jĕma òya: boros sekali | Lues akale: cerdik, pintar |
- Arti: luas; besar; menyebar.
- Penggunaan:
- Secara fisik: menggambarkan sesuatu yang besar dan menjalar dalam satu bidang datar (blang kòlak, alas kòlak)
- Metaforis: bisa bersifat sindiran (kòlak pedi awahmu: mulut besar)
- Turunan:
- mengòlaki = memperluas/membesar-besarkan
- koleki pri tengaha = memperbesar masalah
- Sinonim: kōl, gede, bĕsar
- Antonim: kucak, use
- Arti: besar; penting; tebal; resmi.
- Penggunaan:
- Bisa untuk ukuran fisik (kayu kōl, weih kōl)
- Juga digunakan untuk status sosial (reje kōl: kepala adat besar)
- Kadang bermakna intensif (kōl padné jema oya: boros)
- Turunan:
- mĕngōl / kōli = memperbesar
- pekōl = yang terbesar
- mukōl = menjadi besar
- Sinonim: kòlak, gede, bĕsar
- Antonim: kucak, uce
- Arti: luas; lapang; tidak sempit.
- Penggunaan:
- Untuk wilayah/geografi (blang lues, uten lues)
- Konsep abstrak seperti pikiran (lues akale: cerdas)
- Konteks spiritual (buge-buge lues koeberé: doa agar kubur lapang)
- Turunan:
- meluesen = memperluas sawah/ladang
- penlues n kubur = upaya melapangkan kubur secara metafisik
- Sinonim: kōl, kòlak
- Antonim: empet, kucak
Aspek | Kòlak | Kōl | Lues |
---|---|---|---|
Arti Inti | besar/luas dalam bidang datar | besar/penting/status tinggi | lapang/tidak sempit |
Makna Moral | kadang negatif/sindiran | penting/resmi | harapan baik/ketenangan |
Makna Fisik | sawah, tikar, tubuh | sungai, suara, rumah | hutan, sawah, ladang |
Konteks Budaya | Pernikahan (jege use/kolak), ritual alam | Pemimpin adat, ukuran rumah, perilaku | Doa kematian, perluasan lahan, harapan baik |
Sinonim | kōl, gede, besar | kòlak, gede, besar | kōl, kòlak, luwes |
Antonim | kucak, use | kucak, uce | empet, kucak |
Contoh Perbedaan Penggunaan:
Frasa | Arti | Catatan |
---|---|---|
Blang kòlak | sawah yang luas | menyiratkan luas horizontal |
Weih kōl | sungai besar | menyiratkan volume dan arus |
Uten lues | hutan yang luas dan tak berbatas pandang | lebih filosofis dan abstrak |
Kōl padné jĕma òya | seseorang yang sangat memboroskan uang | bermakna negatif |
Bersikĕkòlaken ladang | saling berlomba memperluas ladang | menggunakan bentuk turunan kòlak |
Buge-buge lues koeberé | semoga kubur luas dan tenang | konteks doa dan ritual adat |
Meluesen blang | memperluas sawah | bentuk transitif aktif |