Ulen - Fikaramandio/korpus-bahasa-Gayo GitHub Wiki

ulen

Salabisasi: u-len
Kelas Kata: Nomina
Makna: Malam, waktu setelah matahari terbenam hingga sebelum matahari terbit. Dalam beberapa konteks, dapat merujuk pada bulan (penanda waktu, kalender) atau fase bulan.

Fungsi Utama: Digunakan untuk menyebut periode waktu malam hari atau fase bulan dalam siklus kalender lunar.

Beberapa frasa yang berkaitan dengan "ulen" dalam konteks bulan dan kalender:

  • Nge pěstak (atau kuderet) ulen : Bulan sudah terbit (dikatakan pada hari-hari di mana ada jeda kegelapan sebelum bulan terbit, biasanya setelah pertengahan bulan).
  • Nge atas ulen* → Bulan sudah tinggi di langit.
  • Nge kōl (atau kòlak) ulen : Bulan sudah besar (hampir penuh).
  • Nge těnglòp (atau tanglòp) ulen : Bulan telah terbenam.
  • Tĕngah nyang (atau neik) ulen běsilō"* : Bulan sedang dalam fase waxing (bulan mulai membesar).
  • "Tĕngah tirus ulen" → Bulan sedang dalam fase waning (bulan mulai mengecil).
  • Pěnuh ulen (atau ulen pěrnama) běsilō : bulan purnama.
  • Ulen nge rahil 'ni : Bulan baru sudah terlihat.
  • Těngah trang (glap) ulen běsilō"* : Saat ini bulan terang (bulan gelap).
  • "Těngah mude ulen běsilō" → Kita berada di awal bulan.
  • Těrtuen ulen 'ni kite blōh nusuh* → Di akhir bulan ini kita akan pergi
  • Ulen si murip (atau arap) ni kite ngěrje : Bulan depan kita akan mengadakan pesta pernikahan.
  • Ulen si maté 'ni sine : Bulan yang telah berlalu.
  • Ini ulen sana? — Ini ulen Aji → Bulan apakah ini? — Ini bulan Haji (Dzulhijjah)
  • Anaké Pasa gěralé, sebep těr ulen Pasa jadié → Anak ini diberi nama "Pasa" karena lahir di bulan Pasa.
  • Pěrěmbèdni ulen ini kubèri utang ku : Pada akhir bulan ini saya akan membayar utang saya.
  • Tirus-tirus n ulen opatni (pěrěmbèdni ulen òpat ‘ni) kite malé mulut : Di akhir bulan keempat (menjelang akhir bulan Jěmadil-akir) kita akan mengadakan kenduri Mulud.
  • Ulen-ulen Pasa aku malé blōh : Dalam bulan Pasa saya akan berangkat.
  • Ara rōa tulu ulen běta : Setelah dua atau tiga bulan berlalu.
  • Due mata n ulen : Dua bulan.
  • Nge sawah uledné : [Untuk wanita hamil] Bulannya telah genap, waktu persalinannya sudah dekat.

Selain itu, "ulen-ulen" bisa juga merujuk pada bentuk bulan, seperti pola berbentuk bulan yang dibordir di kain atau pakaian.

  • Dalam konteks budaya, ulen sering dikaitkan dengan perhitungan waktu tradisional, seperti menentukan hari baik untuk pernikahan atau ritual adat. Misalnya, si jěròh jěma kěrje těngah nyang ulen mengacu pada rekomendasi untuk menikah selama fase bulan sabit muda (waxing moon).
  • Variasi frase:
    • Ulen pěrnama: Bulan purnama.
    • Ulen si murip: Bulan yang akan datang.
    • Ulen si maté: Bulan yang telah lewat.

**Perbandingan bulen dan ulen

Aspek bulen ulen
Salabisasi bu-len u-len
Kelas Kata Nomina (kata benda) Nomina (kata benda)
Makna Utama Bulan sebagai satuan waktu; masa selama 28–30 hari Waktu secara umum; bulan sebagai fase alam atau periode
Fungsi Utama Menyatakan satuan bulan dalam perhitungan durasi atau musim Menyatakan waktu secara lebih luas, termasuk fase bulan dan kondisi biologis manusia (ulen-ulednen)
Konteks Penggunaan Digunakan dalam hitungan bulanan seperti "due bulen mi aku malé blōh" (dua bulan lagi saya akan berangkat) Lebih luas, bisa menyatakan awal bulan, akhir bulan, hingga kondisi fisik (misalnya menstruasi)
Contoh Kalimat Due bulen mi aku malé blōh — Dua bulan lagi saya akan berangkat. Sari bulen — Tanggal pertama bulan Hijriah. Benen òya tengah ulen-ulednen — Wanita itu sedang dalam masa haid. Tĕngah nyang ulen besilō — Sekarang bulan sedang meningkat (awal bulan).
Bentuk Turunan mĕnubulén: menghitung dalam bulan sĕbulen: satu bulan ulen-ulednen: masa haid tengah nyang ulen: bulan baru tengah tirus ulen: bulan menurun
Penggunaan Formal / Adat Sering digunakan dalam konteks penanggalan lokal dan ritual adat yang terkait dengan bulan Hijriah. Lebih sering digunakan dalam konteks astronomi, musim, dan fase alami seperti haid atau kehamilan.
Hubungan dengan Tema Budaya Terkait langsung dengan ritual dan perhitungan adat seperti bĕrapé weih (permohonan hujan), kĕrje mĕnubulén (menetapkan waktu pernikahan dalam bulan tertentu) Banyak muncul dalam narasi budaya dan cerita rakyat sebagai simbol waktu sakral, masa haid, dan penuaan.

Persamaan antara bulen dan ulen

Aspek Deskripsi
Satuan Waktu Keduanya merujuk pada satuan waktu bulan dalam sistem penanggalan lokal dan Hijriah.
Digunakan dalam Penanggalan Lokal Sering muncul dalam frasa seperti sari bulen, tĕngah ulen, yang merujuk pada tanggal atau fase bulan tertentu.
Terlibat dalam Konteks Budaya/Adat Baik bulen maupun ulen digunakan dalam proses penjadwalan acara adat, seperti pernikahan (kĕrje), ritual, atau upacara agraris.
Dapat Menjadi Bagian dari Frasa Lama Waktu Misalnya: due mata n bulen (dua bulan), tĕrtue n ulen (akhir bulan), dll.

Perbedaan Utama antara bulen dan ulen

Aspek bulen ulen
Cakupan Makna Lebih spesifik pada satuan bulan dalam perhitungan durasi atau siklus hidup. Lebih luas, mencakup bulan sebagai fenomena langit, masa kehamilan, dan masa haid.
Penggunaan dalam Narasi Umum dalam kalimat sehari-hari untuk menyebutkan durasi: due bulen mi..., satu bulen lalu... Umum dalam narasi adat dan keseharian untuk menyebutkan fase bulan atau kondisi fisiologis.
Konteks Astronomi Jarang digunakan untuk menyebut fase bulan di langit. Sering digunakan dalam deskripsi astronomi: nge atas ulen (bulan tinggi), pĕnuh ulen (bulan purnama), tĕngah nyang ulen (bulan baru).
Konteks Biologis Tidak digunakan dalam konteks fisiologi wanita. Sering digunakan dalam frasa ulen-ulednen sebagai eufemisme untuk masa haid.
Konteks Tradisi dan Agama Digunakan dalam ritual seperti bĕrapé weih (meminta hujan) yang dilakukan setelah bulen. Lebih dominan dalam konteks ritual yang mempertimbangkan fase bulan Islam, seperti tĕngah nyang ulen (awal bulan) untuk menentukan puasa dan Idul Fitri.
  • bulen lebih formal dan spesifik dalam perhitungan waktu, biasanya dalam konteks durasi dan kalender lokal.
  • ulen memiliki makna yang lebih luas, tidak hanya menyatakan bulan sebagai satuan waktu, tetapi juga fase bulan, keadaan fisiologis, dan fenomena alam.
  • Keduanya saling melengkapi dalam struktur waktu masyarakat Gayo, terutama dalam menentukan masa kerja, masa adat, dan masa biologis.