Tatang - Fikaramandio/korpus-bahasa-Gayo GitHub Wiki

Tatang

Salabisasi: ta-tang
Kelas kata: Verba

Makna: Mengangkat atau membawa sesuatu dengan satu atau kedua telapak tangan, sering dilakukan sebagai bentuk penghormatan. Kata ini juga merujuk pada tindakan mengangkat benda seperti batil, mangkung, atau wadah berisi tepung tawar dengan kedua tangan untuk diserahkan kepada seseorang secara sopan.

Fungsi Utama: Digunakan dalam konteks adat untuk menunjukkan sikap hormat atau menjalankan tugas tertentu dalam upacara tradisional.

Contoh Penggunaan:

  • Aku nge mĕnatang batil bĕrsap ku Polan : Aku sudah meyerahkan batil bĕrsap kepada Polan dengan hormat

  • Uluh i-blah, sĕmĕlah i-dĕgednen, sĕmĕlah i-tatangen : Saat membelah bambu, salah satu bagian ditekan ke bawah, sementara bagian lainnya diangkat dengan tangan."*

  • Varian Penggunaan: Kata tatang dapat digunakan dalam berbagai konteks, baik dalam ritual adat maupun aktivitas sehari-hari yang melibatkan pengangkatan benda dengan hormat.

  • Sinonim: Mengangkat, menyuguhkan.

  • Konteks Budaya: Dalam budaya Gayo, tatang sering dikaitkan dengan upacara pernikahan atau ritual adat lainnya. Misalnya, saat seorang pengantin wanita menyerahkan batil bĕrsap kepada pengantin pria

  • itulang bĕru batil ku bei : pengantin wanita menyerahkan batil (nampan sirih) kepada pengantin pria sebagai bentuk penghormatan selama upacara pernikahan.

tindakan ini melambangkan penghormatan dan kesopanan. Selain itu, istilah natang tawar merujuk pada seseorang yang bertugas membawa tepung tawar (air tepung tradisional) dalam upacara pernikahan, yang memiliki makna simbolis untuk menenangkan atau memberikan kesejukan spiritual.

natang tawar**

Salabisasi: na-tang ta-war
Kelas kata: Nomina

Makna: Gelar atau sebutan bagi seseorang yang bertugas membawa tepung tawar (air tepung tradisional) dalam upacara pernikahan atau ritual adat lainnya.

Fungsi Utama: Menunjukkan peran atau fungsi seseorang dalam acara adat yang berkaitan dengan penyajian tepung tawar.

  • Konteks Budaya: Tepung tawar adalah elemen penting dalam budaya Gayo, terutama dalam upacara pernikahan. Air ini dianggap memiliki kekuatan spiritual untuk menenangkan situasi atau memberikan perlindungan. Orang yang membawa tepung tawar dihormati karena perannya yang melambangkan perdamaian dan keselamatan.