Pengulu - Fikaramandio/korpus-bahasa-Gayo GitHub Wiki
PĔNGULU
Salabisasi: PĔN-GU-LU
Kelas kata:
- Nomina (untuk menyebut gelar atau kepala adat).
- Adjektiva (untuk merujuk pada yang utama atau terpenting dalam suatu kelompok).
Makna:
- Nomina: Gelar tradisional untuk pemimpin adat dalam masyarakat Gayo, khususnya di republik-republik kecil Gayo. Istilah ini awalnya digunakan sebagai gelar utama sebelum digantikan oleh reje di beberapa daerah. Namun, kedua gelar ini masih digunakan secara bergantian, meskipun preferensi bervariasi menurut wilayah.
- Adjektiva: "Yang utama" atau "yang terpenting" dalam suatu kelompok benda atau makhluk hidup.
Fungsi Utama:
Kata ini digunakan untuk menyebut pemimpin adat dalam masyarakat Gayo serta untuk menggambarkan sesuatu yang dianggap utama atau paling penting dalam suatu kelompok.
Contoh Penggunaan:
- Pĕngulu XII: Gelar untuk pemimpin adat ke-12 di Gayo Lues, tidak akan disebut sebagai Reje XII.
- Pĕngulu n uten: Eufemisme untuk hewan besar seperti harimau (kule) atau gajah.
- Pĕngulu ni [kelompok]: Pimpinan dari suatu kelompok.
Catatan Tambahan:
- Sistem Kepemimpinan Tradisional:
- Gelar Pĕngulu mencerminkan sistem kepemimpinan patriarkal dalam masyarakat Gayo, di mana pemimpin adat memiliki peran sentral dalam menjaga adat (edet), menyelesaikan konflik, dan memimpin upacara ritual.
- Meskipun gelar reje lebih populer di beberapa daerah, Pĕngulu tetap digunakan sebagai gelar resmi di wilayah seperti Gayo Lues.
- Nilai Lokal:
- Penggunaan istilah Pĕngulu mencerminkan hierarki sosial dan nilai-nilai kehormatan dalam masyarakat Gayo.
- Eufemisme seperti Pĕngulu n uten menunjukkan rasa hormat terhadap alam dan makhluk hidup, terutama hewan besar seperti harimau dan gajah yang dianggap memiliki kekuatan mistis.
- Metafora:
- Frasa seperti Pĕngulu ni [kelompok] digunakan untuk menunjukkan prioritas atau keunggulan tertentu dalam suatu kelompok, baik itu manusia, hewan, atau benda.
- Variasi Dialek:
- Di beberapa daerah, gelar Pĕngulu lebih dihormati dan dipertahankan dibandingkan reje. Misalnya, di Gayo Lues, gelar Pĕngulu XII tetap digunakan tanpa menggunakan istilah reje.