Kule - Fikaramandio/korpus-bahasa-Gayo GitHub Wiki
KULE
Salabisasi: KU-LE
Kelas kata: Nomina
Makna:
- Nomina: Harimau, sering digunakan sebagai kata dasar untuk merujuk pada hewan predator besar ini dalam masyarakat Gayo.
- Metafora: Digunakan secara simbolis untuk menggambarkan sifat atau perilaku tertentu, seperti ketidakjujuran.
- Eufemisme: Dalam situasi tertentu, kata kule dihindari karena dianggap kurang sopan atau membawa kesialan. Sebagai gantinya, digunakan istilah alternatif seperti mpun uten, pĕngulu n uten, atau urang uten.
Fungsi Utama:
Kata ini digunakan untuk menyebut harimau serta fenomena terkait dalam mitologi dan kehidupan sehari-hari masyarakat Gayo. Selain itu, kata ini juga digunakan secara metaforis untuk menggambarkan sifat manusia atau dalam konteks permainan anak-anak.
Contoh Penggunaan:
-
Kule deje: Harimau yang dapat berubah wujud menjadi manusia (harimau jadi-jadian).
-
Kule ilō: Harimau kucing, spesies kecil yang sering mencuri ayam.
-
Kule uyet: Jenis harimau yang lebih kecil.
-
Bĕrkĕkulen : Bermain "harimau kecil", permainan tradisional mirip "kucing dan tikus".
-
Mukĕkule tukeé jĕma òya : Orang tersebut tidak jujur, penuh kecurigaan, dan tidak dapat dipercaya.
- Mitologi dan Kepercayaan:
- Harimau (kule) sering kali dianggap sebagai makhluk mistis dalam masyarakat Gayo, terutama dalam cerita tentang harimau jadi-jadian (kule deje). Fenomena ini dikaitkan dengan individu yang memiliki ciri fisik tertentu, seperti tulang ekor yang memanjang.
Di beberapa daerah, seperti Nalun Deret, ada kepercayaan bahwa tokoh tertentu (misalnya Datok Lahum) memiliki hubungan dengan harimau.
- Harimau (kule) sering kali dianggap sebagai makhluk mistis dalam masyarakat Gayo, terutama dalam cerita tentang harimau jadi-jadian (kule deje). Fenomena ini dikaitkan dengan individu yang memiliki ciri fisik tertentu, seperti tulang ekor yang memanjang.
- Nilai Lokal:
- Harimau dianggap sebagai penjaga alam, dan dalam beberapa kasus, diyakini melindungi makam orang suci (mĕkule).
- Penggunaan eufemisme seperti mpun uten mencerminkan nilai-nilai kehati-hatian dan penghormatan terhadap alam.
- Permainan Tradisional:
- Permainan seperti bĕrkĕkulen mencerminkan interaksi antara manusia dan alam, serta mengajarkan nilai-nilai seperti kecepatan, kelincahan, dan kerja sama.
- Variasi Dialek:
- Dalam dialek Aceh, istilah seperti rimuëng bulōh digunakan untuk merujuk pada harimau kecil (kule ilō).
- Frasa seperti mpun uten lebih umum digunakan dalam konteks eufemisme untuk menghindari kata kule langsung.