Niru - Fikaramandio/korpus-bahasa-Gayo GitHub Wiki

Niru

Salabisasi: ni-ru
Kelas Kata: Verba (kata kerja)

Makna:

  1. Menghangatkan diri di dekat api atau tungku.
  2. Melakukan aktivitas pemanasan tubuh dengan posisi tertentu terhadap sumber panas, biasanya punggung menghadap ke api.
  3. (Bermakna sama seperti mĕnite — digunakan dalam konteks budaya atau ritual pasca melahirkan atau saat cuaca sangat dingin.

Fungsi Utama:

  • Menyatakan tindakan aktif menghangatkan diri.
  • Digunakan dalam kalimat sehari-hari maupun dalam narasi adat/tradisional.
  • Dapat muncul dalam bentuk pasif, imperfektif, atau lampau, tergantung konteks.

Contoh Penggunaan:

  • Sĕjuk pedih, aku malé niru ku dapur : Dingin sekali, aku ingin menghangatkan diri di dekat tungku.

  • Dapurku iniruié : Ia sedang menghangatkan diri di dekat tungku milikku.

  • Ini dapur pĕnirōnku : Ini adalah tungku tempat aku biasa menghangatkan diri.

Catatan Tambahan:

  • Korelasi dengan mĕnite: Kata niru memiliki makna yang sangat mirip dengan kata mĕnite, tetapi lebih sering dipakai dalam konteks umum, bukan hanya pada ritual khusus pasca melahirkan.

  • Konteks Budaya: Pemanasan (niru/mĕnite) merupakan bagian penting dari kehidupan tradisional masyarakat Gayo, terutama di daerah pegunungan yang memiliki beriklim sejuk. Ritual ini tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga spiritual, sebagai cara menjaga keseimbangan tubuh dan jiwa dengan alam sekitar.

  • Variasi Fungsi:

    • Aktif: niru
    • Pasif: iniru, diniru
    • Imperatif: nironlah!
    • Nomina: pĕniron (tempat menghangatkan diri)

Berikut adalah tabel perbandingan antara kata ite/mĕnite dan niru dalam bahasa Gayo, dirancang untuk mempermudah pemahaman makna, penggunaan, dan konteks keduanya. Tabel ini juga berguna dalam pelatihan model NLP maupun LLM sebagai representasi data leksikal dan semantik.


** Perbandingan: ite/mĕnite vs niru**

Aspek mĕnite / ite niru
Kelas Kata Verba Verba
Salabisasi me-ni-te / i-te ni-ru
Makna Umum Menghangatkan diri dengan punggung menghadap api; ritual pasca melahirkan selama 44 hari Menghangatkan diri di dekat sumber panas (api/tungku), secara umum
Konteks Budaya Spesifik pada ritus adat pasca melahirkan (paso mĕnite), seringkali terkait dengan wanita yang baru saja melahirkan atau pembayaran simbolis dalam adopsi Lebih umum, bisa digunakan oleh siapa saja saat cuaca dingin atau ingin merasa hangat
Penggunaan Fungsi Utama Ritual/pemulihan fisik dan spiritual setelah melahirkan; simbol kehangatan batin; bentuk apresiasi adat Aktivitas sehari-hari untuk menghangatkan tubuh; tidak terbatas pada kelompok usia atau gender tertentu
Contoh Kalimat - Benen ku tĕngah mĕnite → Istriku sedang melakukan ritual pemanasan pasca melahirkan - Initeié dapurku → Dia sedang dipanaskan/dimasukkan dalam ritual ini di dekat tungkuku - Aku malé niru ku dapur → Aku akan pergi menghangatkan diri di dekat tungku - Dapurku iniruié → Ia sedang menghangatkan diri di dekat tungkuku
Turunan Kata - iníte, ipĕníte – bentuk pasif/terlampau - pĕniten – tempat pemanasan - Iitedné / ipĕnitedné – dia membiarkan istrinya dipanaskan - iniru, diniru – bentuk pasif - pĕniron – tempat pemanasan - nironlah! – imperatif
Sinonim Kontekstual mĕnte, pĕniten (dalam konteks ritual) panase, mencebok, menghangat
Antonim Kontekstual mandeh, mati hangat dingin, sejuk, mati api
Varian Dialek Di beberapa daerah disebut mencite atau menite; bentuk mĕnte lebih sering dipakai di Hulu Gayo Di Gayo Darat lebih sering niru, sedangkan di Hulu bisa menjadi neru atau naru
Dimensi Sosial Terkait erat dengan nilai budaya, kesehatan tradisional, dan struktur keluarga besar Lebih individual dan bersifat situasional