Reje - Fikaramandio/korpus-bahasa-Gayo GitHub Wiki

REJE

Salabisasi: re-je
Kelas Kata: Nomina

Makna:
Reje adalah istilah untuk menyebut kepala suku atau pemimpin tradisional dalam masyarakat Gayo. Sebagai kepala patriarkal, reje memimpin sebuah komunitas berbasis garis keturunan atau bagian dari komunitas yang telah terpisah menjadi unit mandiri (blah). Selain itu, reje juga bertindak sebagai pemimpin politik di tingkat desa atau bagian desa (blah).

Sebagai penegak hukum adat (edet), reje memiliki peran penting dalam mengatur kepentingan bersama, menyelesaikan sengketa, dan menjatuhkan hukuman atas pelanggaran. Calon reje dipilih dari para ahli waris oleh anggota keluarga atau saudara (saudere's). Dalam satu komunitas (kampung) biasanya seluruh warga memiliki hubungan patrialkal yang disebut sudere, sehingga terke3san reje diwarisi secara turun temurun.

Fungsi Utama:
Kata ini digunakan untuk merujuk pada pemimpin tradisional yang memiliki otoritas spiritual, politik, dan adat dalam masyarakat Gayo.

Variasi Penggunaan dan Contoh Kalimat

  1. Sebagai Pemimpin Adat dan Politik

    • Sara reje: Anggota satu garis keturunan atau blah yang memiliki reje yang sama. (Anggota satu garis keturunan atau komunitas yang memiliki pemimpin yang sama.)

    • Neiken reje: Mengangkat seorang reje, memproklamasikan seseorang sebagai reje. (Mengangkat seseorang sebagai pemimpin adat secara resmi.)

      • Contoh: Saat pengangkatan reje, ritual kĕndoeri dilakukan dengan menyembelih seekor kerbau.
    • Mĕlĕgihen reje: Menurunkan atau mencopot seorang reje dari jabatannya. (Menurunkan seorang pemimpin adat dari posisinya.)

  2. Sebagai Simbol Kekuasaan dan Keberuntungan

    • Kĕredjen/kerejeen: Istilah untuk "kerajaan" atau "kekuasaan tertinggi," sering digunakan dalam cerita rakyat. Juga dapat merujuk pada simbol kekuasaan seperti bawar yang diberikan oleh Sultan Aceh kepada pemimpin lokal.
      • Contoh: Hingge djadi wé kĕn kĕrejen, kĕn reje kōl: Kemudian dia mendapatkan kekuasaan kerajaan, dia menjadi pemimpin besar. (Lalu dia mendapatkan kekuasaan kerajaan, dia menjadi pemimpin besar.)
  3. Metaforis dan Konteks Lain

    • Reje bujang: Sejenis burung hutan yang mengeluarkan suara kung-kung atau kaka-kamaakt. (Sejenis burung hutan yang bersuara khas.)
    • Reje mas/reje: Panggilan hormat kepada anak-anak oleh orang dewasa, terutama wanita. (Panggilan akrab untuk anak-anak.)
    • Reje pĕnawar: Istilah lain untuk penyakit cacar, yang dianggap sebagai "pemimpin penolak penyakit."
    • Reje tiang: Tiang tengah yang ditempatkan di sisi kanan pintu masuk rumah, dianggap memiliki makna simbolis dalam upacara tradisional.

Penjelasan Budaya:

  • Peran reje mencerminkan sistem pemerintahan tradisional yang berbasis garis keturunan dan adat. Jabatan ini tidak hanya berkaitan dengan kekuasaan politik tetapi juga dengan tanggung jawab spiritual dan sosial.
  • Ritual pengangkatan reje (neiken reje) melibatkan upacara adat yang kompleks, termasuk penyembelihan kerbau sebagai simbol kesakralan proses tersebut.

Contoh Penggunaan dalam Budaya Lokal:

  • Kampung Pangur bĕreje ku Bukit: Desa Pangur mengakui reje dari Bukit sebagai pemimpin mereka.

  • Kami gere moereje bĕsilō: Kami saat ini tidak memiliki reje (yang lama telah meninggal, dan kami belum menunjuk yang baru).

Simbolisme Tradisional:

  • Frasa seperti suket, sipet, timbangan, bilangan (mengukur isi, panjang, menimbang, dan menghitung) mencerminkan prinsip-prinsip keadilan dan keseimbangan yang harus dipegang teguh oleh seorang reje.