Melekat - Fikaramandio/korpus-bahasa-Gayo GitHub Wiki

Mĕlèkat

atau Malèkat

Salabisasi: mĕ-lè-kat
Kelas Kata: Nomina (kata benda)

Makna:

  • Malaikat; makhluk halus ciptaan Tuhan yang dianggap suci dan tidak memiliki sifat duniawi.
  • Dipercaya bahwa roh ini dapat mengunjungi tempat tinggal lamanya, terutama pada malam hari tertentu seperti malam Kamis menuju Jumat, waktu di mana arwah diperkirakan berkeliaran di bumi.
  • mĕlékat bang putĕtĕkar (pugĕgrawal) — roh yang sering dianggap suka melemparkan benda-benda seperti batu tanpa sebab yang jelas.
  • mĕlèkat kuen kiri — Malaikat kanan - kiri sĕntabi: digunakan dalam konteks permintaan maaf atau izin kepada malaikat di sebelah kanan dan kiri.

Fungsi Utama:

  • Digunakan dalam percakapan sehari-hari untuk menyebutkan malaikat dalam konteks agama.
  • Juga digunakan dalam cerita rakyat, mitos, atau kepercayaan lokal sebagai simbol kehadiran roh leluhur atau arwah.
  • Sering menjadi bagian dari narasi tradisional atau hikayat rakyat Gayo.

Contoh Penggunaan:

  • Klam sine gèh mĕlèkat ni amaku ku umahku 'ni — Aku mendengar bahwa roh ayahku datang ke rumah ini.
  • Ara tendeé ibōh wan kring ku pintu — Bukti bahwa ia datang adalah abu yang berserakan di ambang pintu.
  • Mĕlékat bang putĕtĕkar ku ini — sepertyinya malaikat yang melemparkan batu-batu itu.
  • Sĕntabi Mĕlèkat kuen kiri — Permintaan maaf kepada malaikat di kanan - kiri.

Catatan Tambahan:

  • Kata ini memiliki dua bentuk fonetis:
    • mĕlèkat – bentuk umum dalam dialek Gayo Lues
    • malèkat – bentuk dalam beberapa dialek daerah Gayo Laut
  • Kepercayaan terhadap kehadiran mĕlèkat sering kali disertai dengan praktik adat seperti meninggalkan nasi di periuk pada malam tertentu sebagai simbol penghormatan kepada arwah leluhur.
  • Konsep ini menunjukkan perpaduan antara kepercayaan Islam dan kepercayaan animisme yang masih hidup dalam budaya Gayo.
  • Saat ini konsep percaya kepada roh sudah punah tidak lagi dianut oleh masyarakat Gayo karena bertentangan dengan ajaran Islam