Hal - Fikaramandio/korpus-bahasa-Gayo GitHub Wiki
Hal
1
Salabisasi: hal
Kelas Kata: Nomina
Makna:
Keadaan, kondisi, situasi, nasib, atau peristiwa yang dialami seseorang.
Fungsi Utama:
Digunakan untuk menyatakan situasi atau kondisi hidup seseorang, baik secara fisik maupun emosional. Dapat juga merujuk pada peristiwa kehidupan atau masalah pribadi yang sedang dialami.
Contoh Penggunaan:
- Halku bĕsilō tĕngah mĕskin pĕdih : Keadaanku sekarang sangat memprihatinkan.
- Mumasing halte murip : Setiap orang memiliki nasibnya sendiri-sendiri.
- Ikadōdné halé ku reje : Dia membawa masalahnya kepada raja.
- Halèhwalé iprédné ku pòng : Semua nasib dan cobaannya dia ceritakan kepada sahabatnya
Catatan Tambahan:
- Kata ini berasal dari bahasa Arab: حالة (ḥālah) yang berarti “keadaan” atau “kondisi”.
- Dalam konteks budaya Gayo, hal sering digunakan dalam narasi tradisional, hikayat, atau cerita adat untuk menggambarkan kondisi atau ujian hidup tokoh utamanya.
- Frasa seperti halèhwalé merupakan bentuk pluralisatif atau ekstensif dari hal, mirip dengan "segala urusan" atau "segala keadaan".
Variasi Fonologis & Dialek:
- Tidak ditemukan variasi fonetik signifikan dalam penggunaan kata ini.
- Bentuk halèhwalé merupakan gabungan dari hal + walé (urusan/masalah), menunjukkan kompleksitas kondisi hidup seseorang.
Konteks Budaya:
- Dalam masyarakat Gayo, membicarakan hal seseorang bisa terkait dengan konsep murip (nasib) dan takdir, serta dipercaya sebagai bagian dari ujian hidup.
- Terdapat hubungan erat antara hal dan nilai-nilai gotong-royong, karena dalam tradisi lisan sering ditekankan bahwa orang lain dapat membantu menyelesaikan hal seseorang melalui musyawarah atau dukungan moral.
2
Salabisasi: hal
Kelas Kata: Adverbia
Makna:
Memang, sungguh-sungguh, benar-benar; sama artinya dengan ahal dan asal dalam fungsi penegas.
Fungsi Utama:
Digunakan setelah atau bersama klausa untuk memberi tekanan bahwa suatu pernyataan bertentangan dengan klaim sebelumnya atau untuk menyatakan kenyataan sebenarnya.
Contoh Penggunaan:
- Iunggerné jĕma nusuhié, pede hal wé : Dia menyalahkan orang lain, padahal dia sendiri yang mencuri.
- Iprédné malé gèh ku ini, pede hal wé malé blōh ku tĕmpat lèn : Dia bilang akan datang ke sini, tetapi sebenarnya dia pergi ke tempat lain.
Catatan Tambahan:
- Bentuk ini biasanya muncul setelah vokal, terutama huruf a, dan merupakan bentuk alternatif dari ahal dan asal dalam fungsi adverbial.
- Fungsinya identik dengan ahal namun lebih sering muncul dalam struktur kalimat kompleks atau dalam narasi sastra.
Variasi Fonologis & Dialek:
- Digunakan dalam bentuk frasa seperti pede hal wé, yang berarti “padahal sebenarnya...”