Diang - Fikaramandio/korpus-bahasa-Gayo GitHub Wiki

DIANG

di-ang
Kelas kata: Nomina
Makna: Kekasih, pacar, atau pasangan dalam hubungan asmara. Biasanya, hubungan ini dirahasiakan dari orang tua dan keluarga dekat, tetapi sering kali mendapat dukungan diam-diam dari saudara perempuan atau kerabat perempuan lainnya.

Fungsi Utama: Menunjukkan status hubungan asmara yang biasanya terjalin secara sembunyi-sembunyi, sering kali melibatkan pertemuan rahasia, pemberian hadiah, dan komunikasi terbatas. Hubungan ini dapat berkembang menjadi pernikahan atau berujung pada konsekuensi sosial seperti neik atau penyangkan.

Contoh Penggunaan:

  1. Òya diangku: "Dia kekasihku."
  2. Bĕ(r)diang urum dĕngan ku: "Dia berpacaran dengan saudari perempuanku."
  3. Anak-anak bĕdiang i lĕpō sō: "Anak-anak bermain di teras depan sana."

Catatan:

  • Sinonim: Bĕrbuet mude (lebih halus, mirip "berpacaran" dalam bahasa Indonesia).

  • Variasi Dialek: Di Gayo Lues, pĕdiangen juga digunakan dengan makna serupa.

  • Konteks Budaya: Hubungan bĕrdiang sering dianggap lumasan (tahap awal pacaran) dan menjadi bagian penting dalam dinamika sosial pemuda Gayo. Jika hubungan terlalu intim, mekanisme adat seperti neik atau pĕnyangkan.

  • Istilah Terkait:

    • Blang pĕdiangen: Lapangan terbuka yang digunakan sebagai tempat berkumpul pemuda.
    • Dĕdiangen: Permainan tradisional seperti, gegasak, gasing, ketaktam dll

Bentuk Turunan:

  • Diangi (verba): Memiliki kekasih.
  • Bĕrdiang-bĕrdiang: Berjalan-jalan santai untuk bersenang-senang.
  • Pĕdiang: Seseorang yang mudah jatuh cinta dan gemar menjalin hubungan asmara.

Penting untuk Korpus NLP/LLM:

  • Perhatikan konteks ganda bĕdiang (bermain anak-anak vs. pacaran).
  • Termasuk variasi frasa seperti bĕr(dĕ)diang dan pĕparik urum Pĕnòsan bĕrsidiangen (interaksi asmara antar-kampung).
  • Catat perbedaan nuansa makna antara diang (netral) dan bĕrbuet mude (lebih sopan).

Perbandingan Eje dan Diang

Aspek Eje Diang
Salabisasi E-je Di-ang
Kelas Kata Interjeksi / Kata Sapaan Nomina
Makna Umum Kata sapaan kasih sayang atau humoris Pasangan romantis dalam hubungan cinta
Fungsi Utama Menyapa dengan nada lembut atau humoris Menggambarkan hubungan asmara atau status pasangan
Konteks Penggunaan Digunakan untuk anak-anak atau calon pengantin Digunakan untuk merujuk pada pasangan romantis
Hubungan dengan Pasangan Tidak secara langsung merujuk pada pasangan Secara eksplisit merujuk pada pasangan
Nuansa Emosional Kasih sayang, humor, atau kelembutan Romantis, intim, atau rahasia
Contoh Kalimat - Eje, anakku tĕngah jĕròh - Òya diangku

Persamaan

  1. Bahasa Gayo: Keduanya merupakan bagian dari kosakata bahasa Gayo dan digunakan dalam interaksi sosial.
  2. Konteks Relasional: Baik eje maupun diang mencerminkan nilai-nilai hubungan interpersonal, baik itu kasih sayang (eje) atau cinta romantis (diang).

Perbedaan

  1. Kelas Kata:

    • Eje adalah interjeksi/kata sapaan, digunakan untuk menyapa seseorang dengan nada kasih sayang atau humoris.
    • Diang adalah nomina, digunakan untuk merujuk pada pasangan romantis dalam hubungan cinta.
  2. Hubungan dengan Pasangan:

    • Eje tidak secara langsung merujuk pada pasangan, melainkan digunakan sebagai bentuk sapaan umum.
    • Diang secara eksplisit merujuk pada pasangan dalam konteks hubungan cinta.
  3. Nuansa Emosional:

    • Eje lebih bersifat umum, bisa menunjukkan kasih sayang, humor, atau kelembutan.
    • Diang lebih spesifik, mencerminkan nuansa romantis, intim, atau rahasia dalam hubungan.
  4. Konteks Budaya:

    • Eje mencerminkan nilai kelembutan dan humor dalam interaksi sehari-hari.
    • Diang mencerminkan tradisi budaya masyarakat Gayo terkait hubungan cinta rahasia antara pemuda dan pemudi.

Kata "eje" dan "diang" memiliki fungsi yang sangat berbeda dalam bahasa Gayo:

  • "Eje" digunakan sebagai kata sapaan kasih sayang atau humoris, terutama untuk anak-anak atau calon pengantin laki-laki.
  • "Diang" digunakan untuk merujuk pada pasangan romantis dalam hubungan cinta, sering kali bersifat rahasia tetapi mendalam.

Meskipun keduanya mencerminkan nilai-nilai hubungan interpersonal, eje lebih umum dan fleksibel, sementara diang lebih spesifik dan terkait dengan konteks budaya hubungan asmara. Format ini juga mendukung kebutuhan korpus untuk pelatihan model NLP dan LLM, serta memberikan wawasan tentang nilai-nilai budaya yang terkandung dalam kosakata tersebut.

Perbandingan eje dan Diang

Aspek Eje Diang
Salabisasi E-je Di-ang
Kelas Kata Interjeksi / Kata Sapaan Nomina
Makna Umum Kata sapaan kasih sayang atau humoris Pasangan romantis dalam hubungan cinta
Fungsi Utama Menyapa dengan nada lembut atau humoris Menggambarkan hubungan asmara atau status pasangan
Konteks Penggunaan Digunakan untuk anak-anak atau calon pengantin Digunakan untuk merujuk pada pasangan romantis
Hubungan dengan Pasangan Tidak secara langsung merujuk pada pasangan Secara eksplisit merujuk pada pasangan
Nuansa Emosional Kasih sayang, humor, atau kelembutan Romantis, intim, atau rahasia
Contoh Kalimat - Eje, anakku tĕngah jĕròh - Òya diangku

Persamaan

  1. Bahasa Gayo: Keduanya merupakan bagian dari kosakata bahasa Gayo dan digunakan dalam interaksi sosial.
  2. Konteks Relasional: Baik eje maupun diang mencerminkan nilai-nilai hubungan interpersonal, baik itu kasih sayang (eje) atau cinta romantis (diang).

Perbedaan

  1. Kelas Kata:

    • Eje adalah interjeksi/kata sapaan, digunakan untuk menyapa seseorang dengan nada kasih sayang atau humoris.
    • Diang adalah nomina, digunakan untuk merujuk pada pasangan romantis dalam hubungan cinta.
  2. Hubungan dengan Pasangan:

    • Eje tidak secara langsung merujuk pada pasangan, melainkan digunakan sebagai bentuk sapaan umum.
    • Diang secara eksplisit merujuk pada pasangan dalam konteks hubungan cinta.
  3. Nuansa Emosional:

    • Eje lebih bersifat umum, bisa menunjukkan kasih sayang, humor, atau kelembutan.
    • Diang lebih spesifik, mencerminkan nuansa romantis, intim, atau rahasia dalam hubungan.
  4. Konteks Budaya:

    • Eje mencerminkan nilai kelembutan dan humor dalam interaksi sehari-hari.
    • Diang mencerminkan tradisi budaya masyarakat Gayo terkait hubungan cinta rahasia antara pemuda dan pemudi.

Kata "eje" dan "diang" memiliki fungsi yang sangat berbeda dalam bahasa Gayo:

  • "Eje" digunakan sebagai kata sapaan kasih sayang atau humoris, terutama untuk anak-anak atau calon pengantin laki-laki.
  • "Diang" digunakan untuk merujuk pada pasangan romantis dalam hubungan cinta, sering kali bersifat rahasia tetapi mendalam.

Meskipun keduanya mencerminkan nilai-nilai hubungan interpersonal, eje lebih umum dan fleksibel, sementara diang lebih spesifik dan terkait dengan konteks budaya hubungan asmara. Format ini juga mendukung kebutuhan korpus untuk pelatihan model NLP dan LLM, serta memberikan wawasan tentang nilai-nilai budaya yang terkandung dalam kosakata tersebut.