Anak - Fikaramandio/korpus-bahasa-Gayo GitHub Wiki
Anak
Salabisasi: a-nak
Kelas kata: Nomina
Makna:
- Anak manusia, keturunan.
- Anak hewan, yaitu makhluk hidup yang masih muda dari spesies tertentu.
- Tunas muda dari tanaman.
- Bagian dari keseluruhan, misalnya inti buah.
- Dalam konteks budaya Gayo, anak tidak hanya merujuk pada keturunan biologis tetapi juga mencakup anak-anak dari kerabat dalam garis keturunan patriarkal yang sama (serinen).
Fungsi Utama: Kata anak digunakan untuk menyebut individu yang memiliki hubungan kekerabatan, baik secara biologis maupun sosial, serta untuk menunjukkan bagian dari suatu entitas yang lebih besar.
- Anak-anak: Individu berusia sekitar 2 hingga 10 tahun, fase pertumbuhan setelah bayi dan sebelum remaja.
- Anak hewan: Makhluk hidup muda dari spesies tertentu (misalnya, anak kerbau, anak kambing).
- Tunas tanaman: Bagian muda atau baru tumbuh dari tanaman (misalnya, anak pisang).
-
Anak n asu: Anak anjing, juga bisa digunakan sebagai hinaan.
-
Anak aram jadah: Istilah untuk anak hasil hubungan di luar nikah, sering bernada kasar.
-
Anak ni bedil: Peluru senapan.
-
Anak ni bèlèk: Sebutan hinaan yang secara harfiah berarti "anak dari celah" (vagina).
-
Anak buah: Bisa merujuk pada pengikut atau bawahan seseorang, terutama dalam struktur kepemimpinan adat.
-
Anak ni Bele : anak dari orang tua sederhana (berlawanan dengan anak n reje)
-
Anak Benen : Anak perempuan, putri.
-
Anak Jasat/Dasat : Anak kandung(berlawanan dengan anak angkat atau anak tiri).
-
Anak Juelen : Seorang anak dalam hubungannya dengan saudara laki-laki ibunya (ralik).
-
Anak Delem: Janin atau hasil kehamilan yang tidak berkembang sempurna (terutama pada hewan seperti rusa).
-
Anak Depeten : Anak tiri, anak yang dibawa oleh salah satu pasangan dalam perkawinan baru
-
Anak ni Gajah : Anak gajah, gajah muda
-
Anak ni Iken : Anak ikan, ikan kecil
-
Anak Kalah : Bagian tubuh manusia, yaitu (epiglotis).
-
Anak ni Kapir : Anak dari orang kafir (sebagai kata umpatan)
-
Anak ni Kabis : Anak penjahat, orang jahat (sebagai kata umpatan)
-
Anak Kampung : Penduduk desa
-
Anak ni Kès : Korek api (lucifer).
-
Anak ni Kité : anak tangga
-
Anak ni Kòbòh : "Anak busa", digunakan sebagai kata umpatan
-
Anak Kunci : Kunci (alat untuk membuka atau mengunci)
-
Anak ni Kude/Kōrō/Kurik/Lěmbu : Anak kuda/Anak kerbau/Anak Ayam/Anak sapi
-
Anak Kucak : Bayi kecil (usia sekitar 0–2 tahun).
-
Anak Kōl Kěndirié : Anak yatim piatu, anak yang kehilangan orang tua sejak usia dini.
-
Anak n Lěpep : Kata umpatan, lihat lěpep.
-
- Anak n Manuk*: Anak burung, burung muda
-
Anak Mas: Anak yang lahir dari pernikahan antara budak-budak di wilayah Gayo
-
Anak ni Mata : Pupil mata
-
Anak n Mungkur : Biji jeruk purut
-
Anak Murik : Murid atau pengikut seorang guru agama
-
Anak Nang : Anak lembu/buffalo atau anak kuda yang baru lahir
-
Pri Muanak-Nang Prié : Peribahasa yang menggambarkan situasi di mana konflik terus berlanjut tanpa akhir, dari satu masalah muncul masalah lain
-
Anak Nangkat: Biji kecil yang digunakan untuk senapan tiup (lětep).
-
Anak Něgri* : Penduduk sebuah desa atau wilayah
-
Anak n Si (S')ònòm : "Anak-anak dari Enam Datu," yaitu penduduk wilayah Lěmpělam, Tunggel, Tědalu, Pinang Rugup, Kěndawi, dan Rikït Děkat
-
Anak n Óncos (Óncóh) : Kata umpatan, "anak haram" (sebagai sindiran kasar)
-
Anak n Nrós : Butir padi
-
Anak Pědih : Anak kandung (berlawanan dengan anak tutur, anak angkat atau anak tiri)
-
Anak n Pěril: Bola kecil
-
Anak n Si Pitu : "Anak-anak dari Tujuh Reje," yaitu penduduk wilayah Canè Uken, Canè Tōa, Ampa Kòlak, Kuning, Senderen, Kupur, Manggang, dan Krung Ringkel
-
Anak ni Put : Kata umpatan, "anak pantat" (sebagai sindiran kasar)
-
Anak si Rabu Kamis : Anak yang dianggap lahir pada hari sial
-
Anak Rajat (Rèt) : Rakyat atau bawahan, sama dengan anak buah.
-
Anak Rawan : Anak laki-laki
-
Anak n Ré : Anak dari sebuah sisir, Metafora untuk bagian kecil dari suatu entitas yang lebih besar.
-
Anak Rěngóp : Anak kembar
-
Anak n Reje : Anak pimpinan wilayah, biasanya dihormati dalam masyarakat
-
Anak ni Ròm : Tunas kecil yang tumbuh di pangkal batang padi
-
Anak Rem(b)et ni Jele : Bagian tambahan dari jaring ikan yang belum dipasangi timah
-
Anak (i)sahan : Anak angkat yang diadopsi secara formal dengan mengikuti prosedur resmi (misalnya, anak dari kerabat yang diangkat oleh pasangan tanpa anak)
-
Anak Saké (Mas) : Sebutan formal atau bergaya tinggi (běrmělèngkan) untuk merujuk pada anak bawahan (anak buah) atau penduduk desa (anak něgri)
-
Anak Sěbut : Seseorang yang disebut "anak" tanpa melalui proses adopsi formal dengan konsekuensi hukum (lihat juga anak sahan)
-
Anak Sebep : Anak yang diperoleh melalui upaya khusus, seperti praktik spiritual atau ritual magis (misalnya, pasangan yang lama tidak memiliki anak kemudian meminta bantuan guru spiritual)
-
Anak ni Tapé : Lapisan dalam sebuah tapé (tas anyaman kecil dari tikar)
-
Anak ni Těrbil : Peluru kecil (dari tanah atau bahan lain) yang digunakan untuk busur tangan atau katapel
-
Anak Tutur : Bukan anak kandung, tetapi tetap disebut "anak" (berlawanan dengan anak pědih, anak kandung)
-
Anak Tung : Paket tembakau, biasanya digulung tebal dengan satu atau lebih lembaran daun
-
Anak n Si Waluh : "Anak-anak dari Delapan Datu," yaitu penduduk Pěnggalangan, yang menurut legenda berasal dari seorang budak Batak dan delapan anaknya yang mendirikan desa tersebut
-
Atu Anak : Batu koral
-
Kayu Anak [ni Těnun] : Kayu kecil dari semak rěsam yang digunakan dalam menenun kětawak untuk memisahkan benang-benang pakan
-
Anaki (Nanaki)
-
Kelas kata: Verba
-
Makna: Menghasilkan anak (dari seorang wanita), menghamili.
-
Anaken : Sama dengan anaki, menghasilkan anak
BĔRANAK
1
Salabisasi: bě-ra-nak
Kelas kata: Verba
Makna:
- Melahirkan (dari seorang wanita). Istilah yang lebih halus adalah sakit dapur.
- Menyebut seseorang sebagai anak atau menganggap seseorang sebagai anak.
- Menghasilkan keturunan, baik secara biologis maupun metaforis.
Fungsi Utama: Kata bĕranak digunakan untuk menyatakan proses melahirkan, hubungan kekerabatan, atau pengakuan sosial terhadap seseorang sebagai "anak."
- Istilah ini sering digunakan dalam konteks medis atau kehidupan sehari-hari.
- Alternatif yang lebih halus adalah sakit dapur, yang menunjukkan sensitivitas budaya terhadap proses persalinan.
2.
Menyebut Seseorang sebagai Anak
-
Makna: Menganggap atau menyebut seseorang sebagai anak, meskipun tidak ada hubungan biologis.
-
Aku běranak ku wé : Aku menganggapnya sebagai anakku, atau menyebutnya sebagai anak baik anak biologis atau bukan
3. Menghasilkan Keturunan (Metaforis)
-
Makna: Menghasilkan anak atau keturunan, baik pada manusia maupun hewan.
-
Nge bĕranaken kambing ku klam sine bédné : Semua kambingku telah beranak semalam.
4. Hubungan Antar-Keluarga atau Kekerabatan
-
Makna: Anggota keluarga dari generasi muda dan tua yang memiliki hubungan darah atau perkawinan.
-
Nge bĕrsianaken blah mude urum blah cik : Anggota keluarga blah mude dengan blah cik sudah ada yang saling memanggil (menyebut) anak
-
Catatan Tambahan:
- Istilah ini dapat memiliki konotasi negatif jika digunakan dalam konteks hubungan di luar norma adat atau agama.
Entri Kamus: MANAK
Salabisasi: ma-nak
Kelas kata: Verba
Makna:
- Melahirkan anak, khususnya pada hewan (jongen werpen).
- Menghasilkan tunas atau pertumbuhan baru, terutama pada bagian bawah tanaman seperti padi (uitspruitsels krijgen).
Fungsi Utama: Kata manak digunakan untuk menyatakan proses melahirkan (pada hewan) atau menghasilkan pertumbuhan baru (pada tumbuhan).
Variasi Penggunaan dan Makna Khusus
1. Melahirkan Anak (Hewan)
- Makna: Proses seorang hewan betina melahirkan anak.
- Contoh Penggunaan:
Manak si kuda ge mulai.
→ Kuda itu mulai melahirkan. - Catatan Tambahan:
- Istilah ini sering digunakan dalam konteks peternakan atau kehidupan sehari-hari yang melibatkan hewan ternak.
2. Menghasilkan Tunas Baru (Tumbuhan)
- Makna: Proses tanaman menghasilkan tunas baru, terutama pada bagian bawah batang seperti padi.
- Contoh Penggunaan:
Padi manak di sawah.
→ Padi di sawah mulai bertunas. - Catatan Tambahan:
- Lihat juga cěding, yang memiliki makna serupa dalam konteks pertanian.
MUANAK
Salabisasi: mu-a-nak
Kelas kata: Adjektiva
Makna: Memiliki anak atau keturunan. Istilah yang lebih halus adalah mucěding.
Fungsi Utama: Kata muanak digunakan untuk mendeskripsikan seseorang atau sesuatu yang memiliki anak atau keturunan.
PĔRANAK
Salabisasi: pě-ra-nak
Kelas kata: Adjektiva
Makna: Subur, memiliki banyak anak atau keturunan, baik pada manusia maupun hewan
Fungsi Utama: Kata pĕranak digunakan untuk menyatakan kesuburan atau kemampuan menghasilkan banyak keturunan.
PĔRANAKEN / TÒDNI PĔRANAKNÉ
Salabisasi: pě-ra-na-ken / tòd-ni pě-ra-nak-né
Kelas kata: Nomina
Makna: Rahim, organ reproduksi pada wanita atau hewan betina.
Fungsi Utama: Kata pĕranaken atau tòdni pĕranakné digunakan untuk merujuk pada organ reproduksi yang berperan dalam proses melahirkan atau menghasilkan keturunan.
- Musumpel Tòdni Pĕranakné: Rahim tersumbat, kondisi di mana seseorang tidak dapat memiliki anak
Kesimpulan Umum tentang Kata "Anak" dalam Bahasa Gayo
Kata "anak" dalam bahasa Gayo adalah salah satu kosakata yang paling kaya variasi dan makna, mencakup dimensi biologis, sosial, budaya, dan metaforis. Penggunaannya mencerminkan nilai-nilai masyarakat Gayo, seperti pentingnya garis keturunan, solidaritas sosial, dan hierarki dalam struktur sosial. Oleh karena itu, kata ini tidak hanya memiliki fungsi linguistik tetapi juga menjadi cerminan identitas budaya masyarakat Gayo.
1. Makna Dasar
- Anak secara umum: Kata anak merujuk pada individu muda, baik manusia, hewan, atau bagian dari suatu entitas (misalnya, tunas tanaman).
- Metafora dan konotasi khusus: Istilah ini juga digunakan dalam konteks non-literal, seperti untuk menyebut bagian dari suatu benda (contoh: anak ni mata = pupil mata) atau hubungan sosial (contoh: anak buah = bawahan).
2. Variasi Penggunaan
Kata anak memiliki variasi penggunaan yang sangat kaya, termasuk:
- Hubungan kekerabatan: Digunakan untuk menyebut anak biologis (anak pědih) maupun anak angkat (anak sahan atau anak sebut).
- Status sosial: Dalam budaya Gayo, istilah ini mencerminkan hierarki sosial, seperti anak n reje (anak bangsawan) versus anak ni bele (anak dari kalangan biasa).
- Konotasi negatif: Beberapa variasi, seperti anak jalang (anak haram) atau anak ni kapir (anak kafir), memiliki konotasi negatif dan sering digunakan sebagai kata umpatan.
- Metafora alam atau teknis: Digunakan untuk menyebut bagian dari tumbuhan (anak ni awal = tunas pisang) atau objek fisik (anak ni tapé = lapisan dalam tas anyaman).
3. Fungsi Utama
Kata anak memiliki fungsi utama sebagai berikut:
- Menyebut individu muda: Baik manusia (anak-anak) maupun hewan (anak kambing, anak n gajah).
- Menggambarkan hubungan kekerabatan atau sosial: Misalnya, anak buah ni reje (bawahan pemimpin) atau anak n si pitu (penduduk wilayah tertentu).
- Metafora atau simbolisme: Digunakan untuk melambangkan sesuatu yang lebih besar, seperti anak n kunci (kunci) atau anak ni ròm (tunas padi).
4. Konteks Budaya
Kata anak mencerminkan nilai-nilai budaya masyarakat Gayo, antara lain:
- Pentingnya garis keturunan: Konsep seperti anak jasat (anak kandung) menunjukkan pentingnya hubungan biologis dalam struktur keluarga.
- Solidaritas sosial: Istilah seperti anak sahan (anak angkat formal) dan anak sebut (anak informal) mencerminkan penghormatan terhadap hubungan emosional atau sosial meskipun tidak ada ikatan darah.
- Hierarki sosial: Perbedaan antara anak n reje (anak bangsawan) dan anak ni bele (anak rakyat biasa) menunjukkan adanya stratifikasi sosial dalam masyarakat Gayo.
- Nilai reproduksi: Istilah seperti bĕranak (melahirkan) dan pĕranak (subur) menunjukkan pentingnya keturunan dalam menjaga keberlanjutan keluarga dan komunitas.
5. Bentuk Verba dan Adjektiva
Selain sebagai nomina, kata anak juga muncul dalam bentuk verba (manak, bĕranak) dan adjektiva (muanak, pĕranak), yang menunjukkan proses atau sifat terkait anak:
- Verba: Manak (melahirkan), bĕranak (menghasilkan keturunan).
- Adjektiva: Muanak (memiliki anak), pĕranak (subur).