penjelasan lengkap tentang cara kerja **Fractional Reserve Banking** atau **Giro Wajib Minimum (GWM) - Rian010/Journal GitHub Wiki
Berikut adalah penjelasan lengkap tentang cara kerja Fractional Reserve Banking atau Giro Wajib Minimum (GWM), termasuk contoh, formula, dan implikasinya dalam sistem keuangan:
1. Pengertian Fractional Reserve (GWM)
Fractional Reserve Banking adalah sistem perbankan di mana bank hanya menyimpan sebagian kecil dari dana nasabah sebagai cadangan wajib (GWM), sementara sisanya dipinjamkan atau diinvestasikan.
- GWM (Giro Wajib Minimum): Persentase dana nasabah yang harus disimpan di bank sentral atau kas bank, sesuai ketentuan otoritas moneter (misal: Bank Indonesia).
- Tujuan:
- Memastikan likuiditas bank untuk memenuhi permintaan penarikan nasabah.
- Mengontrol jumlah uang beredar melalui kebijakan moneter.
2. Cara Kerja Fractional Reserve
Langkah-Langkah Penciptaan Uang:
- Deposito Awal:
Nasabah menyimpan uang di bank (misal: Rp1.000.000). - Cadangan Wajib (GWM):
Bank menyimpan persentase tertentu (misal: 10%) sebagai cadangan wajib:
[ \text{GWM} = 10% \times Rp1.000.000 = Rp100.000 ] - Pinjaman:
Bank meminjamkan sisa dana (Rp900.000) ke nasabah lain. - Siklus Berulang:
- Uang Rp900.000 yang dipinjamkan digunakan untuk transaksi dan akhirnya disimpan kembali di bank lain.
- Bank berikutnya menyimpan 10% (Rp90.000) sebagai GWM, lalu meminjamkan Rp810.000.
- Proses ini terus berlanjut hingga tidak ada lagi dana yang bisa dipinjamkan.
Total Uang yang Diciptakan:
[
\text{Total Uang} = \text{Deposito Awal} \times \frac{1}{\text{Rasio GWM}}
]
Contoh dengan GWM 10%:
[
Rp1.000.000 \times \frac{1}{0.1} = Rp10.000.000
]
3. Formula Money Multiplier
Pengganda Uang (Money Multiplier) menunjukkan berapa kali uang beredar dapat bertambah dari setiap unit deposito awal:
[
\text{Money Multiplier} = \frac{1}{\text{Rasio GWM}}
]
- Jika GWM = 10% → Multiplier = 10.
- Jika GWM = 5% → Multiplier = 20.
Catatan:
Formula ini disederhanakan. Dalam praktik, multiplier lebih kecil karena:
- Kebocoran Uang Tunai: Masyarakat menyimpan sebagian uang dalam bentuk tunai.
- Cadangan Berlebih (Excess Reserves): Bank mungkin menyimpan dana lebih dari ketentuan GWM.
4. Contoh Kasus
Asumsi:
- GWM = 10%
- Deposito Awal = Rp1.000.000
- Tidak ada kebocoran uang tunai atau cadangan berlebih.
Siklus | Deposito | GWM (10%) | Pinjaman |
---|---|---|---|
1 | Rp1.000.000 | Rp100.000 | Rp900.000 |
2 | Rp900.000 | Rp90.000 | Rp810.000 |
3 | Rp810.000 | Rp81.000 | Rp729.000 |
... | ... | ... | ... |
Total | Rp10.000.000 | Rp1.000.000 | Rp9.000.000 |
5. Peran Bank Sentral
- Menentukan Rasio GWM:
- Jika ingin mendorong ekonomi: Turunkan GWM → bank punya lebih banyak dana untuk pinjaman.
- Jika ingin mengontrol inflasi: Naikkan GWM → uang beredar berkurang.
- Contoh Kebijakan Bank Indonesia:
- GWM untuk Rupiah: 5-9% (tergantung jenis simpanan).
- GWM untuk Valas: 3-5%.
6. Risiko Fractional Reserve
- Bank Run:
Jika semua nasabah menarik uang secara bersamaan, bank tidak memiliki cukup cadangan tunai.
Solusi:- Bank sentral bertindak sebagai lender of last resort.
- Adanya jaminan simpanan (misal: LPS di Indonesia).
- Inflasi:
Penciptaan uang berlebihan bisa menyebabkan kenaikan harga.
7. Contoh Nyata
- Krisis 2008:
Bank sentral AS menurunkan GWM dan suku bunga untuk mendorong pinjaman, tetapi bank justru menahan cadangan berlebih karena risiko kredit macet. - Pandemi COVID-19:
Bank Indonesia menurunkan GWM untuk meningkatkan likuiditas bisnis dan UMKM.
8. Kelebihan vs. Kekurangan
Kelebihan | Kekurangan |
---|---|
Meningkatkan likuiditas ekonomi. | Berisiko memicu inflasi jika tidak terkontrol. |
Memfasilitasi pertumbuhan kredit. | Rentan terhadap bank run. |
Bank mendapat keuntungan dari bunga. | Ketergantungan pada kepercayaan publik. |
Kesimpulan
Fractional Reserve Banking (GWM) adalah sistem krusial dalam menciptakan uang beredar dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, sistem ini memerlukan pengawasan ketat dari bank sentral untuk memastikan stabilitas keuangan dan mencegah risiko seperti inflasi atau krisis likuiditas.
Contoh Praktis di Indonesia:
- Jika Bank Indonesia menurunkan GWM dari 8% ke 6%, bank komersial bisa meminjamkan lebih banyak dana ke UMKM, mendorong pemulihan ekonomi pasca-pandemi.