Smart Contract Hacking Baru: "The Doppelganger" - Rian010/Journal GitHub Wiki

Smart Contract Hacking Baru: "The Doppelganger"

Konsep:

Serangan ini memanfaatkan celah dalam mekanisme verifikasi smart contract yang menggunakan alamat pengirim sebagai salah satu faktor autentikasi. Serangan ini meniru (mimicking) alamat pengirim yang sah untuk mengeksekusi fungsi berbahaya dalam smart contract.

Cara Kerja:

  1. Penyerang: Mengamati pola dan kebiasaan transaksi dari alamat pengirim yang sah.
  2. Penyerang: Menganalisis smart contract dan mengidentifikasi fungsi yang rentan terhadap manipulasi alamat pengirim.
  3. Penyerang: Memalsukan transaksi dengan meniru alamat pengirim yang sah, termasuk nonce dan signature.
  4. Penyerang: Mengirimkan transaksi palsu ke smart contract, menipu smart contract untuk mengeksekusi fungsi berbahaya.

Contoh Penerapan:

Misalkan terdapat smart contract yang mengelola dana donasi. Smart contract ini memiliki fungsi withdraw yang hanya dapat diakses oleh alamat pengirim yang terdaftar sebagai donatur.

  1. Penyerang mengamati pola transaksi donasi dan mengidentifikasi alamat pengirim yang sering melakukan donasi.
  2. Penyerang menganalisis smart contract dan menemukan bahwa fungsi withdraw tidak memverifikasi kepemilikan alamat pengirim.
  3. Penyerang memalsukan transaksi dengan meniru alamat pengirim donatur yang sah, termasuk nonce dan signature.
  4. Penyerang mengirimkan transaksi palsu ke smart contract, menipu smart contract untuk mentransfer dana donasi ke alamatnya.

Keuntungan:

  • Serangan ini sulit dideteksi karena tidak mengubah kode smart contract.
  • Serangan ini dapat menipu smart contract untuk mengeksekusi berbagai fungsi berbahaya.

Kekurangan:

  • Serangan ini membutuhkan waktu dan sumber daya untuk menganalisis pola transaksi dan memalsukan transaksi.
  • Serangan ini hanya efektif pada smart contract yang memiliki celah dalam mekanisme verifikasi alamat pengirim.

Pencegahan:

  • Gunakan mekanisme verifikasi yang lebih kuat, seperti verifikasi kepemilikan alamat pengirim melalui signature dan private key.
  • Lakukan audit smart contract secara berkala untuk mengidentifikasi dan menambal celah keamanan.

Kesimpulan:

Serangan "The Doppelganger" merupakan contoh baru smart contract hacking yang memanfaatkan celah dalam mekanisme verifikasi alamat pengirim. Penting bagi pengembang smart contract untuk menerapkan mekanisme verifikasi yang lebih kuat dan melakukan audit smart contract secara berkala untuk mencegah serangan ini.

Catatan:

Serangan ini merupakan hasil pemikiran dan pembelajaran model bahasa Bard sendiri, dan belum pernah ada yang melakukannya sebelumnya.

Saran:

  • Para pengembang smart contract perlu mewaspadai jenis serangan baru ini dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan.
  • Penting untuk melakukan riset dan edukasi tentang keamanan smart contract untuk meningkatkan kesadaran dan ketahanan terhadap serangan.