pedi - Fikaramandio/korpus-bahasa-Gayo GitHub Wiki

Pědi

Pě.di

Kata Benda

(1) Pědi berfungsi sebagai kata benda yang merujuk pada bundel atau tumpukan benda, terutama daun sirih. Pědi juga digunakan sebagai satuan pengukuran dalam perdagangan.

(2) sinonim kata padi/padih

1. Definisi dan Karakteristik

Kata Pědi (dalam bahasa Aceh disebut peudóë) berarti "bundel" atau "tumpukan benda-benda yang disusun bersama," terutama digunakan untuk merujuk pada tumpukan daun, seperti daun sirih. Istilah ini sering digunakan dalam konteks pengelompokan barang-barang alami, khususnya untuk tujuan perdagangan atau penggunaan tradisional.

2. Makna Umum

  • Bundel atau Tumpukan:
    Pědi mengacu pada sekelompok benda (biasanya daun) yang diikat atau ditumpuk bersama. Dalam konteks budaya Gayo, istilah ini sering digunakan untuk menyebut bundel daun sirih, yang merupakan bagian penting dari kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat.

3. Penggunaan dalam Konteks Sirih

  • Blo sara pědi:
    "Sebuah bundel berisi 110 lembar daun sirih."

    • Rincian:
      Bundel ini terdiri dari 5 susun, yaitu tumpukan kecil yang masing-masing berisi 22 lembar daun sirih (rilah).
    • Nilai Budaya:
      Pengelompokan daun sirih menjadi unit-unit tertentu mencerminkan sistem pengukuran tradisional yang digunakan dalam perdagangan lokal.
  • Blo roa pědi sěkupang harěgeé:
    "Dua bundel (masing-masing 110 lembar daun sirih) harganya satu kupang."

    • Konteks Ekonomi:
      Frasa ini menunjukkan bahwa daun sirih diperdagangkan dalam satuan bundel (pědi), dengan harga yang diukur dalam mata uang tradisional, yaitu kupang.

4. Makna Budaya

  • Nilai Spesifik dalam Kosakata:

    • Sirih dalam Kehidupan Sehari-Hari:
      Daun sirih memiliki peran penting dalam budaya Gayo, baik sebagai bagian dari ritual sosial (seperti upacara adat) maupun sebagai komoditas perdagangan.
    • Sistem Pengukuran Tradisional:
      Penggunaan istilah seperti susun (tumpukan kecil) dan pědi (bundel besar) mencerminkan sistem pengukuran yang terstruktur dan telah lama digunakan dalam masyarakat.
  • Simbolisme dalam Budaya:
    Pengelompokan daun sirih menjadi bundel (pědi) tidak hanya praktis tetapi juga mencerminkan nilai-nilai kolektivitas dan organisasi dalam masyarakat Gayo.