Upuh - Fikaramandio/korpus-bahasa-Gayo GitHub Wiki
UPUH
Salabisasi: u-puh
Kelas Kata: Nomina
Makna:
Upuh adalah istilah untuk menyebut kain atau pakaian, baik dalam bentuk tekstil yang ditenun maupun kain impor. Dalam konteks tradisional, upuh merujuk pada kain tenun lokal yang digunakan sebagai pakaian sehari-hari, seperti pawak (kain penutup pinggang) dan ules (selendang atau kain penutup bahu). Kain ini sering dibedakan berdasarkan pola dan warna, serta memiliki nilai budaya dan simbolis dalam masyarakat Gayo.
Selain itu, upuh juga dapat merujuk pada pakaian secara umum, termasuk kain impor yang digunakan untuk berbagai keperluan, seperti pakaian laki-laki (pinggang atau pawak ni rawan).
Fungsi Utama:
Kata ini digunakan untuk merujuk pada kain atau pakaian, baik yang diproduksi secara lokal maupun impor. Selain fungsinya sebagai pakaian, upuh juga memiliki makna simbolis dalam upacara adat, ritual, dan kehidupan sehari-hari.
Variasi Penggunaan dan Contoh Kalimat
-
Sebagai Kain Tenun Lokal
- Upuh pawak: Kain sarung
- Upuh ules ni benen: Selendang atau kain penutup bahu untuk wanita.
- Upuh kiō: Kain tenun dengan warna biru tua bergaris
- Upuh ragi Alas: Kain dengan pola yang diadaptasi dari wilayah Alas
-
Sebagai Kain Impor
- Upuh putih: Kain putih impor, sering digunakan untuk keperluan sehari-hari atau upacara tertentu.
- Upuh item: Kain hitam impor, digunakan untuk pakaian laki-laki atau selendang wanita.
- Upuh ilang: Kain merah impor
-
Sebagai Pakaian Secara Umum
- Anakku nge berupuh-pawak: Anak saya sudah memakai kain sarung (usia sekitar 10 tahun)
- Aku gere muupuh malé bloh k' umah sara: Saya tidak punya pakaian yang layak untuk pergi ke pesta pernikahan
-
Simbolisme dan Konteks Budaya
- Upuh tajuk reje: Kain dengan pola khusus yang melambangkan kekuasaan atau status sosial tinggi
- Upuh pra/pré: Kain hitam untuk selendang wanita, sering digunakan dalam upacara adat
- Upuh tepta: Kain sutra kuno yang jarang digunakan, kecuali dalam upacara pemakaman atau pernikahan
contoh kalimat
- Iměkaté upuh benen: Menjual kain untuk wanita
- Těpi/geniring n upuh: Bagian panjang dari kain tenun
- Ujung n upuh: Bagian pendek dari kain tenun
Penjelasan Budaya:
-
Kain tenun lokal seperti upuh kiō, upuh lunggi ilang, dan upuh ragi Alas mencerminkan kekayaan budaya dan seni kerajinan tangan masyarakat Gayo. Pola dan warna kain sering kali memiliki makna simbolis yang berkaitan dengan identitas kelompok atau status sosial.
-
Kain impor seperti upuh putih dan upuh item menunjukkan pengaruh perdagangan global terhadap kehidupan sehari-hari masyarakat Gayo.
-
Kain seperti upuh tepta dan upuh plang sering digunakan dalam upacara penting, seperti pernikahan atau pemakaman, yang menunjukkan nilai-nilai spiritual dan simbolis dalam budaya Gayo.
-
Upuh jěrak [glime]: Kain batik berwarna-warni yang digunakan oleh pemuda, terutama oleh guru didòng dalam tarian ritmis
-
Upuh krung Bugis: Kain tenun khas Bugis yang digunakan sebagai pakaian pria
Pola Perdagangan dan Ukuran Kain:
- Kain impor biasanya dijual dalam satuan kaju (blok), seperti upuh sara kaju (satu blok kain) atau upuh sara pinggang (ukuran cukup untuk satu kain pinggang, yaitu 4½ sēta).
- Kain seperti upuh senaru memiliki panjang dua kali lipat dari kain pinggang, yaitu 9 sēta, dan sering digunakan sebagai selendang.
Metaforis dan Konteks Lain:
- O upuhku: Panggilan sayang kepada anak kecil. (Panggilan akrab untuk anak kecil.)
- Upuh ubah: Kain yang mudah berubah warna karena proses pencelupan. (Kain yang rentan berubah warna akibat pewarnaan.)
Kain tenun asli ini dibedakan berdasarkan polanya menjadi beberapa jenis:
- upuh kiō: biru tua dengan garis-garis (běbělèn),
- upuh lunggi ilang, upuh lunggi item,
- upuh emet (dengan banyak pětik),
- upuh pakan ilang, upuh pakan item,
- upuh ragi Alas (pola dari Tanah Alas),
- upuh ragi idup, upuh ragi sěngkar,
- upuh tajuk reje, upuh córa.
Untuk keperluan lain, terutama kain laki-laki (upuh pinggang atau upuh pawak ni rawan), digunakan kain impor dari Eropa atau Hindustan, yaitu:
- upuh putih (kain putih),
- upuh item (kain hitam).
Merek terkenal kain putih:
- upuh běkralé (sejenis drill),
- upuh lapan puluh,
- upuh mrèkén minyak,
- upuh sabō (sejenis kain keper atau katun yang tidak diputihkan),
- upuh saput (kain berkanji kuat untuk kain kafan).
Merek terkenal kain hitam:
- upuh item kasar,
- upuh item sēnam kling (halus),
- upuh item tělap pulō,
- upuh item tělap atau cěrělup benggele/mesin,
- upuh nuri.
Selain itu, ada juga kain merah (upuh ilang atau upuh tělap malō) dan sejenis sits (cita): upuh ruje cik (hitam, putih, merah).
Kain-kain impor ini diperdagangkan dalam bentuk blok (kayu):
- upuh sara kaju (atau sekaju), due kayu = satu blok, dua blok kain,
- upuh sara baju = sepotong kain cukup untuk satu baju (1⅛ sēta),
- upuh sara pinggang = sepotong kain cukup untuk satu sarung pinggang (4½ sēta),
- upuh senaru = sepotong kain sepanjang satu senaru (panjang dua kali sarung pinggang, 9 sēta), digunakan sebagai selendang (kecuali jika dipotong menjadi dua upuh pinggang).
Ada juga beberapa kain impor yang dijual per potong, bukan per blok, seperti:
- upuh jěrak [glime]: kain batik berwarna-warni, panjang seperti kain Keling, dipakai oleh pemuda dan terutama guru didòng (penyair tradisional) yang menggerakkannya saat menari,
- upuh krung semantuk, upuh krung pliket, upuh krung Bugis, upuh krung Pělembang (berbagai jenis kain untuk laki-laki),
- upuh lunggi setra: kain sutra Aceh untuk laki-laki (sangat mahal),
- upuh plang (ruse, plangi, dll.): kain sutra Aceh untuk pakaian laki-laki (pengantin, guru didong, dll.),
- upuh pucuk arum: kain sutra Aceh untuk laki-laki,
- upuh pra/pré: kain hitam untuk selendang perempuan,
- upuh tepta: kain sutra kuno, jarang dipakai kecuali oleh pengantin pria atau sebagai penutup jenazah.
Ungkapan dan penggunaan lain:
- O upuhku (panggilan sayang untuk anak, lihat di mas),
- upuhé rèbèk-rèbèk: pakaiannya sudah lusuh,
- upuh ubah: kain yang mudah luntur,
- upuh těbep/gundel/těbel: selendang tebal yang dibuat dari beberapa lapis kain (dipakai di malam hari saat dingin, hanya oleh orang tua),
- aku malé nos upuh n anakku: aku akan membuat pakaian untuk anak perempuanku,
- těpi/geniring n upuh: sisi panjang kain, ujung n upuh: sisi pendek kain.
Kata kerja terkait:
- Upuhi (nupuhi): memakaikan kain pinggang (pada anak atau perempuan tua).
- Gere bérupuh: tidak berpakaian (misal saat mandi).
- Anakku nge berupuh-pawak: anak laki-lakiku sudah memakai kain pinggang (usia sekitar 10 tahun).
- Aku gere muupuh (atau mupuh) malé bloh k' umah sara: aku tidak punya pakaian yang pantas untuk pergi ke pesta.
Catatan:
- Upuh merujuk pada berbagai jenis kain tradisional Gayo, baik yang ditenun lokal maupun impor.
- Beberapa istilah seperti sēta (ukuran panjang), kayu (blok kain), dan guru didòng (penyair tradisional) adalah istilah khas budaya Gayo.
- Kain-kain ini memiliki fungsi sosial dan ritual, seperti untuk pernikahan, pakaian sehari-hari, atau upacara kematian.