Sibur - Fikaramandio/korpus-bahasa-Gayo GitHub Wiki
SIBUR
Bentuk lain: nyibur, bĕsibur, niri bĕsibur, bĕrsisiburen
Makna & Fungsi:
- Sebagai kata kerja (vervoegd) – Mengacu pada tindakan menyiram seseorang dengan air yang diambil menggunakan tangan.
- Sebagai aktivitas budaya – Digunakan untuk menggambarkan cara mandi atau menyegarkan diri dengan air yang disiramkan secara manual, biasanya dilakukan siang hari setelah bekerja keras.
- Sebagai metafora – Dalam beberapa konteks, digunakan secara kiasan untuk menggambarkan situasi tertentu, seperti hujan batu yang dilempar oleh dua pihak yang bertikai.
Penggunaan dalam Kalimat:
1. Sebagai Kata Kerja ("Menyiram dengan Air")
-
Nyibur → "Menyiram seseorang dengan air yang diambil menggunakan tangan."
- Isiburié aku → "Dia menyiramku dengan air."
-
Bĕsibur → "Mandi dengan cara disiram air yang diambil menggunakan tangan." menguyur
- Contoh: Bĕsibur atawa niri bĕsibur
→ "Mandi dengan cara meguyur air, biasanya dilakukan oleh orang lain atau sendiri di bawah tajuren (air pancuran atau dari tempat penampungan air)."
- Contoh: Bĕsibur atawa niri bĕsibur
2. Sebagai Aktivitas Budaya
-
Bĕrsisiburen → "Saling menyiram satu sama lain dengan air."
- _kekanak bĕrsisiburen niri i weih kōl → "Anak-anak saling menyiram satu sama lain dengan air di sungai."
-
Niri bĕsibur → "Mandi dengan cara disiram air, sering dilakukan untuk menyegarkan diri setelah bekerja keras."
- Contoh: Setelah bekerja di ladang, mereka melakukan niri bĕsibur untuk menyegarkan tubuh.
3. Sebagai Metafora
- Atu musibur ku so ku ini → "Hujan batu dari dari segala arah"
- Penjelasan: Ungkapan ini digunakan untuk menggambarkan situasi ketika dua pihak yang bertikai saling melempar batu dari sisi berlawanan, seperti di balik pagar.
Catatan Tambahan:
- SIBUR mengacu pada cara mandi atau menyegarkan diri yang tidak biasa, berbeda dari mandi pada umumnya (niri).
- Aktivitas ini biasanya dilakukan siang hari untuk menyegarkan tubuh setelah bekerja keras, dengan air yang diambil menggunakan tangan dan disiramkan ke tubuh.
- Dalam beberapa kasus, aktivitas ini juga bisa dilakukan secara mandiri tanpa bantuan orang lain, misalnya di bawah tajuren.
- Istilah ini juga memiliki makna kiasan, seperti dalam ungkapan "Atu musibur ku so ku ini", yang menggambarkan konflik fisik antara dua pihak.