No - Fikaramandio/korpus-bahasa-Gayo GitHub Wiki
Nō
nō / nòh / ndòh
-
Salabisasi: nō / nóh / ndòh
-
Kelas kata: Partikel
-
Makna: partikel kesopanan untuk memberi dorongan, persetujuan, atau pernyataan kerelaan; lebih halus dibandingkan bō, bōh, atau bòh
-
Fungsi Utama:
- Digunakan sebagai alat pemicu tindakan (ajakan sopan)
- Menyatakan persetujuan atau dukungan terhadap suatu perkataan atau permintaan
- Umumnya digunakan dalam percakapan resmi atau dalam konteks adat
-
Contoh Penggunaan:
-
Nō blōh mi kami. → Ayo, mari kita pergi.
-
Nō ine, ikèdn ine aku nanggō weih. → Iya, ibu, saya disuruh ibu mengambil air.
-
Nō reje → Baiklah, Tuanku (sebagai jawaban sopan atas perintah atau ucapan seorang pemimpin/adat).
-
Nō-ō-ō, umbé. → Silakan duduk, para tamu/pemuka adat (dalam upacara pernikahan).
-
-
Catatan Tambahan:
- Merupakan bentuk klasik dan lebih sopan dibandingkan versi kasarnya seperti bō atau bòh.
- Sering muncul dalam situasi formal maupun ritual adat, seperti pada rangkaian acara pernikahan.
- Bentuk lama: ndòh, juga digunakan dalam konteks yang sama tetapi semakin jarang dipakai dalam percakapan modern.
nōhi / ndòhi / nōi / nđōi
-
Salabisasi: nó-hi / ndò-hi / nó-i / nđō-i
-
Kelas kata: Verba (terbentuk dari partikel + afiks)
-
Makna: menyatakan setuju atau bersedia melakukan sesuatu
-
Fungsi Utama: menunjukkan persetujuan terhadap suatu ajakan, perintah, atau usulan
-
Contoh Penggunaan:
- Gere inòhié printe. → Ia tidak setuju dengan apa yang saya katakan.
-
Catatan Tambahan:
- Bentuk lampau: mĕnòhi atau nĕnòhi
- Sinonim kontekstual: setuju, bersedia
- Kata ini bisa muncul dalam bentuk variasi dialek: nŏnòhi, nēnōi, dll., tergantung wilayah
nòhen / nĕnòhen
-
Salabisasi: nó-hen / nĕ-nó-hen
-
Kelas kata: Verba
-
Makna: memberi izin atau restu untuk memulai suatu kegiatan, khususnya dalam konteks adat pernikahan
-
Fungsi Utama: menyatakan bahwa keluarga pihak perempuan telah memberi izin kepada pihak lelaki untuk mulai mempersiapkan acara pernikahan
-
Contoh Penggunaan:
- Nĕnòhen òròs. → Memberi izin untuk menumbuk beras pernikahan.
-
Catatan Tambahan:
- Konteks budaya: Kata ini digunakan secara teknis dalam tradisi Gayo saat keluarga perempuan memberi tanda bahwa mereka menerima lamaran dan siap melanjutkan ke tahap persiapan pernikahan.
- Termasuk dalam kosakata adat tingkat lanjut dan biasanya hanya ditemukan dalam komunitas tradisional.
-
Nge bĕrnòken òròs, nge bĕrnòhen utem. → Semua pihak sudah memberikan izin untuk menyiapkan beras dan kayu bakar, artinya pernikahan tinggal menunggu waktu dekat.
-
Catatan Tambahan:
- Merupakan frasa teknis dalam adat perkawinan Gayo
- Tidak lazim digunakan dalam percakapan sehari-hari
- Mengandung makna simbolik tentang kedekatan acara pernikahan