Mien - Fikaramandio/korpus-bahasa-Gayo GitHub Wiki
Mien
atau mbien
Salabisasi: mi-en / mbi-en
Kelas kata: verba
Makna:
- Kembali, pulang (ke tempat asal atau keadaan semula).
- Dalam konteks sosial-adat: pengembalian barang atau orang, terutama dalam proses adat seperti perceraian atau pembatalan pertunangan.
Fungsi Utama:
- Menyatakan gerakan kembali ke suatu tempat (pulang), baik secara harfiah maupun metaforis.
- Digunakan dalam konteks adat untuk menyebut tindakan mengembalikan sesuatu atau seseorang kepada pemilik/pasihak asalnya.
- Sebagai bagian dari frasa yang menunjukkan ulangan atau pengulangan kondisi.
Contoh Penggunaan:
- Anakku gere nè mien ari rantō → Anakku belum kembali dari perantauan.
- Ulen si murip 'ni aku malé mien ku Gayō → Bulan depan aku akan kembali ke Gayo.
- Manè nge uren, sĕrĕlō 'ni uren mien → Kemarin sudah hujan, hari ini hujan lagi.
- Nge blōh, ulak mien → Dia sudah pergi, lalu kembali lagi ke rumah.
- Nge mien ku raliké benenku → Istriku telah kembali ke keluarganya (bercerai denganku).
- Nge mien blōé → Sirih yang diajukan telah dikembalikan (pertunangannya dibatalkan oleh pihak perempuan).
Catatan Tambahan:
-
Bentuk turunan:
- nge mien : sedang kembali.
- miednen / mĕmiednen : membuat/menyuruh kembali; mengirim kembali (objek bisa berupa orang atau benda).
-
Konteks budaya dan adat:
- Dalam adat perkawinan Gayo, istilah seperti nge mien blōé digunakan untuk menyatakan bahwa sirih yang diserahkan sebagai simbol pertunangan dikembalikan oleh pihak perempuan — artinya hubungan diputus.
- Kata ini memiliki kesamaan makna dengan plien dan ulak, namun lebih sering digunakan dalam konteks formal atau sastra.
-
Makna metaforis:
- Dapat digunakan untuk menyatakan pengulangan siklus atau keadaan:
-
Kata ini memiliki hubungan semantik dengan ulak, plien, tulak, pĕnĕtap, dan kĕnduri, yang sering muncul bersama dalam kerangka prosesi adat, relasi sosial, dan penyelesaian konflik di masyarakat Gayo.