Mbien - Fikaramandio/korpus-bahasa-Gayo GitHub Wiki

Mbien

atau Mien

Salabisasi: mi-en / mbi-en
Kelas kata: verba

Makna:

  1. Kembali, pulang (ke tempat asal atau keadaan semula).
  2. Dalam konteks sosial-adat: pengembalian barang atau orang, terutama dalam proses adat seperti perceraian atau pembatalan pertunangan.

Fungsi Utama:

  • Menyatakan gerakan kembali ke suatu tempat (pulang), baik secara harfiah maupun metaforis.
  • Digunakan dalam konteks adat untuk menyebut tindakan mengembalikan sesuatu atau seseorang kepada pemilik/pasihak asalnya.
  • Sebagai bagian dari frasa yang menunjukkan ulangan atau pengulangan kondisi.

Contoh Penggunaan:

  • Anakku gere nè mien ari rantō → Anakku belum kembali dari perantauan.
  • Ulen si murip 'ni aku malé mien ku Gayō → Bulan depan aku akan kembali ke Gayo.
  • Manè nge uren, sĕrĕlō 'ni uren mien → Kemarin sudah hujan, hari ini hujan lagi.
  • Nge blōh, ulak mien → Dia sudah pergi, lalu kembali lagi ke rumah.
  • Nge mien ku raliké benenku → Istriku telah kembali ke keluarganya (bercerai denganku).
  • Nge mien blōé → Sirih yang diajukan telah dikembalikan (pertunangannya dibatalkan oleh pihak perempuan).

Catatan Tambahan:

  • Bentuk turunan:

    • nge mien : sedang kembali.
    • miednen / mĕmiednen : membuat/menyuruh kembali; mengirim kembali (objek bisa berupa orang atau benda).
  • Konteks budaya dan adat:

    • Dalam adat perkawinan Gayo, istilah seperti nge mien blōé digunakan untuk menyatakan bahwa sirih yang diserahkan sebagai simbol pertunangan dikembalikan oleh pihak perempuan — artinya hubungan diputus.
    • Kata ini memiliki kesamaan makna dengan plien dan ulak, namun lebih sering digunakan dalam konteks formal atau sastra.
  • Makna metaforis:

    • Dapat digunakan untuk menyatakan pengulangan siklus atau keadaan:
  • Kata ini memiliki hubungan semantik dengan ulak, plien, tulak, pĕnĕtap, dan kĕnduri, yang sering muncul bersama dalam kerangka prosesi adat, relasi sosial, dan penyelesaian konflik di masyarakat Gayo.