Kuren - Fikaramandio/korpus-bahasa-Gayo GitHub Wiki
KUREN
Salabisasi: ku-ren
Kelas kata: Nomina
Makna: Panci tanah liat yang dipanggang untuk memasak nasi, dilengkapi dengan tutup (kiup), dibuat secara tradisional oleh masyarakat Gayo. Setiap keluarga memiliki kuren sendiri untuk memasak nasi di atas tungku (lĕpō) dan menyimpan sejumlah besar kuren (hingga 50 atau bahkan 100) di bagian atas rumah pada paraboeang, sebagai simbol kekayaan keluarga.
Fungsi Utama: Kata ini digunakan untuk merujuk pada alat masak tradisional yang berfungsi sebagai panci untuk memasak nasi, serta sebagai indikator status sosial dan kekayaan dalam masyarakat Gayo.
Variasi dan Makna Spesifik:
-
Kuren Gringsing
- Makna: Panci besar berbahan tembaga merah tanpa tutup, diimpor dari Pulau Pinang (Malaysia).
- Catatan: Mahal dan jarang ditemukan di wilayah Gayo.
-
Kuren Sengkal
- Makna: Panci kecil dari tanah liat yang hanya dapat memasak satu kal (satuan ukuran beras, lebih kecil dari aré).
-
Kuren Canè
- Makna: Panci yang dibuat di Canè (Kutacane, Ibukota Aceh Tenggara saat ini).
- Catatan: Panci ini memiliki dinding tebal (lihat pěsam).
-
Kuren Pĕnrayangen
- Makna: Lihat istilah rayang.
-
Kuren Tembege
- Makna: Panci kecil berbahan kuningan untuk memasak nasi, lengkap dengan tutup, diimpor dari Pulau Pinang.
-
Kuren gringsing : Panci tembaga merah ini menjadi tanda status sosial tinggi.
- Konteks Budaya: Kuren bukan hanya alat masak, tetapi juga memiliki nilai budaya dan ekonomi penting. Jumlah kuren yang dimiliki sebuah keluarga mencerminkan kekayaan dan status sosial mereka. Selain itu, kuren juga digunakan dalam upacara adat dan acara-acara penting dalam masyarakat Gayo.