Kene - Fikaramandio/korpus-bahasa-Gayo GitHub Wiki

Kĕné

Salabisasi: ke- né Kelas Kata: Partikel / Penunjuk Pelaku Ucapan (Partikula of Aanwijzing van de Spraakuitser)

Makna:
Digunakan setelah ujaran langsung untuk menunjukkan pelaku pembicaraan; mirip dengan “katanya” atau “ujarnya” dalam bahasa Indonesia.

Fungsi Utama:

  1. Menandai siapa yang sedang berbicara dalam narasi atau cerita.
  2. Digunakan setelah klausa ujaran langsung.
  3. Tidak digunakan sebelum ujaran langsung (untuk itu digunakan frasa gèh kĕné).

Contoh Penggunaan:

  • ike blōh kĕné ama, blōh, nti kĕné, nti mi : Kalah ayah yang berkata pergi, maka pergi, jangan kata ayah, ya jangan
  • hingge gèh kĕné anaké: Ine, ine, kĕné, imbednenkam aku : lalu anaknya berkata: Ibu, ibu!, gendonglah (angkatlah) aku.
  • mbėk, kĕné kambing, auh, kĕné kule, pèng, kĕné akang → mbek, kata kambing, auh, kata harimau, peng, kata rusa.
  • kĕn aku gere, kĕnéwé ara → aku bilang tidak ada, dia bilang ada.
  • kĕn' aku mi sine → sebuah partikel penegas dalam cerita (mirip filler word), seperti “kataku”.
  • Kune kĕné, Kune Jĕròh, kĕné aku : Dia bertanya bagaimana, bagaimana baiknya, jawabku

Catatan Tambahan:

  • Bentuk asli berasal dari kombinasi kĕn + é, dengan é menunjuk pada orang ketiga tunggal atau jamak. Dalam banyak kasus, kĕn dan é sudah menyatu menjadi kĕné.
  • Di depan vokal, bentuk asli kadang tetap muncul sebagai kĕn’, misalnya kĕn’ akoe = kĕné akoe.
  • Kata ini sangat umum digunakan dalam narasi cerita rakyat Gayo, sering kali muncul setelah setiap bagian ujaran langsung.
  • Tidak boleh disamakan dengan partikel serupa dalam bahasa Aceh (kheun), meskipun ada kemiripan fonetis dan fungsi.
  • Variasi dialek bisa menggunakan bentuk pendek seperti kune, kune jĕròh, atau kĕné aku tergantung konteks dan wilayah.