Kare - Fikaramandio/korpus-bahasa-Gayo GitHub Wiki

Karé

1

  • Salabisasi: ka-ré

  • Kelas kata: Verba (dalam bentuk dasar), juga bisa menjadi Nomina tergantung konteks

  • Makna: mengikat dua tiang atau balok dengan tali rotan, lalu diputar melalui sepotong kayu di tengah hingga kedua bagian saling rapat dan membentuk posisi yang tepat

  • Fungsi Utama:

    • Digunakan dalam proses pembangunan rumah tradisional untuk menyambung atau merapatkan balok atau tiang
    • Juga digunakan dalam konteks penguncian pintu menggunakan tali dari luar sebagai tanda bahwa rumah sedang ditinggal dalam jangka waktu lama
  • Contoh Penggunaan:

    • Suyen òya urum suyen ini nge ikarèdné. → Kedua tiang itu ia rapatkan/dikaitkan dengan cara diikat dengan mengunakan tali/rotan yang diputar.

    • Pintué nge ikarĕdné. (Gayo Lues) / ikarité (Laut) → Pintu rumahnya dikunci dengan tali rotan.

    • Pintué nge bĕrkaré. (Gayo Lues) / bĕrkarit (Laut) → Pintunya terkunci seperti itu (tidak bisa dibuka sembarangan). - dapat bermakna mistis, meski tidak terlihat di kunci secara fisik

  • Catatan Tambahan:

    • Praktik ikarèd atau ikarit merupakan bagian dari adat setempat untuk menjaga keamanan rumah saat ditinggal.
    • Tidak sembarang orang berani membuka pintu yang diikat dengan cara ini; pelaku yang memaksa masuk dianggap sebagai pencuri.
    • Kata ini memiliki variasi dialek: dalam dialek Laut disebut karit, sedangkan dalam dialek Gayo Hulu dan Gayo Lues disebut karé.

2

  • Salabisasi: ka-ré

  • Kelas kata: Nomina (kata benda)

  • Makna: sejenis tumbuhan anggrek parasit dengan daun panjang, tumbuh menempel pada pohon besar

  • Fungsi Utama:

    • Digunakan dalam ritual pertanian tradisional masyarakat Gayo
    • Diberi tempat khusus di sawah sebagai simbol kesuburan atau perlindungan terhadap tanaman padi
  • Contoh Penggunaan:

    • Nòsah ròm maan
      → Saat melakukan upacara rom maan, seseorang menancapkan sehelai daun aren di tengah sawah, lalu menggantungkan tanaman karé di atasnya.
    • Disebut juga batang karé dalam beberapa konteks ritual.
  • Catatan Tambahan:

    • Tanaman ini dianggap memiliki nilai simbolis dalam budaya agraris Gayo.
    • Termasuk flora endemik pegunungan Gayo dan biasa ditemukan pada pohon besar di hutan.
    • Penggunaannya dalam ritual pertanian menunjukkan hubungan erat antara kepercayaan lokal dan praktik agraria.