Ine - Fikaramandio/korpus-bahasa-Gayo GitHub Wiki

Ine

1. Ine

  • Salabisasi: i-ne

  • Kelas Kata: Nomina (kata benda)

  • Makna:

    • Ibu kandung atau ibu secara adat/simbolis, baik dalam konteks keluarga biologis (ine pĕdih) maupun keluarga adat (ine tutur).
    • Dalam makna yang lebih luas, ine juga bisa berarti:
      • Yang utama, terpenting, atau esensial dari sesuatu.
      • Bagian terbesar dari suatu kelompok atau benda
      • Tokoh simbolis dalam cerita rakyat seperti ine kĕbaèn.
  • Fungsi Utama:

    • Menyebut ibu kandung atau ibu secara adat dalam sistem kekerabatan masyarakat Gayo.
    • Digunakan dalam percakapan sehari-hari dan narasi budaya untuk menyampaikan nilai-nilai sosial dan moral.
    • Mencerminkan struktur sosial matrilineal dalam beberapa aspek tertentu, meskipun masyarakat Gayo umumnya patrilineal.
    • Sebagai kata metafora untuk menunjukkan hal terpenting atau bagian inti dari sesuatu.

**Contoh Penggunaan **

  1. Ine pĕdih : Ibu kandung; disebut juga sebagai ineé pĕdih.

  2. Ine tutur : Ibu secara adat atau simbolis; bukan ibu kandung, tetapi dipanggil sebagai "ine" karena alasan tertentu (misalnya mengadopsi anak).

  3. Ine ncu / ine bangsu : Saudara termuda ibu; jika belum menikah, disebut ine bĕru.

  4. Ine lah / ine ngah : Saudara tengah ibu; jika sudah menikah, dipanggil ine, jika belum menikah, disebut ine bĕru.

  5. Ine we : Saudara tertua ibu; jika belum menikah, kadang disebut ine bĕru.

  6. Ine mayak : Calon ibu/adat; wanita yang baru saja menikah tetapi belum punya anak.

  7. Ine mude / ine ude : Tiri; istri kedua dari ayah; dipanggil ine meskipun bukan ibu kandung.

  8. Ine unggel : Wanita yang merupakan istri dari ama unggel (saudara satu-satunya dari ayah); bisa dipanggil ine unggel atau hanya ine.

  9. Ine mpurah : Ibu mertua perempuan dari seorang wanita; semua kerabat perempuan dari pihak mertua yang berada pada garis keturunan sama dengannya juga disebut ine mpurah.

  10. Ine pun : Istri dari pun (paman dari ibu); dipanggil ine pun, bukan ine biasa.

  11. O ine! / Alah ine! : Aduh ibu! — seruan spontan saat sakit, takut, atau terkejut.

  12. Ine kiding : Jempol kaki.

  13. Ine n kutu : Kutu kepala terbesar.

  14. Ine kōlé : Induk terbesar biasa disebut untuk hewan.

  15. Ine ni koening : Rimpang kunyit yang digunakan sebagai benih.

  16. Ine pumu : Ibu jari tangan.

  17. Ine ni uwak : Bagian terpenting dari obat tradisional yang berasal dari guru pengobatan.

  18. Ine n ragi : Induk jamur dalam proses fermentasi pembuatan tapai.

  19. Ine ni pĕmĕlit / kipé / purō: Uang logam keberuntungan yang disimpan untuk mendatangkan rezeki.

  20. Ine n win / nĕnwin (Gayo Lues), tĕnwin (Gayo Laut) : Jamur jenis tutit yang berbau tidak sedap.

  21. Ine n kĕbaèn : Nenek dalam cerita rakyat, serupa dengan tokoh "nenek kĕbayan" dalam cerita Melayu.

  22. Ku ine pun gere tĕrbeh kite bĕrinĕ : Kepada ine pun kita tidak boleh memanggilnya dengan "ine".

  23. Bĕrsiine(n)-inen : Saling memanggil sebagai orang tua/anak

  24. Inei / nine i : Memanggil seseorang sebagai "ine"; misalnya oleh anak angkat.

  25. Pĕtiinen / tinen (Gayo Lues) : Menjadikan seseorang sebagai anak melalui adat; membuat seseorang dipanggil "ine" oleh orang lain.

  26. Pĕrinĕn / mĕmpĕrinĕn : Memberi status sebagai ibu atau calon ibu kepada seseorang.

  27. Pĕrinĕ : Anak yang sangat dekat dengan ibunya; "anak manja".

  28. Puine-ine : Terus-menerus memanggil "ine" saat tidur, mungkin karena rindu atau mimpi buruk.

  29. Inen (adjektiva) : Dipanggil sebagai "ine"; misalnya: nge inen wé bĕsilō = dia sudah mulai dipanggil "ine" (sebagai calon ibu/adat).

1. Pĕrinen

Betina ternak yang digunakan untuk berkembang biak; misalnya: kude pĕrinen = kuda betina.

2. Pĕrinen

Nama ibu setelah memiliki anak pertama; mirip dengan pĕraman untuk laki-laki.

  • Misalnya: jika anak pertama bernama Ratus, maka ia menjadi Ine n Ratus.
  • Nama ini bisa bersifat simbolis, misalnya Ine n Timbuk karena perilaku tertentu.

Peninen

Yang terutama atau efektif dari suatu hal; bagian inti.

  • Contoh: peninen ni rara = kayu bakar terbesar yang digunakan untuk menjaga api semalaman.

Mupĕrinen

Memiliki nama pĕrinen; contohnya: wé mupĕrinen Ine n Ratus = dia adalah istri dari Ama n Ratus dan disebut sebagai Ine n Ratus.

Variasi Makna "ine" Berdasarkan Konteks

Jenis Makna Penjelasan
Ine pĕdih Ibu kandung Disebut juga ineé pĕdih.
Ine tutur Ibu secara adat/simbolis Bukan ibu kandung, tetapi dipanggil sebagai ine karena alasan tertentu.
Ine ncu / bangsu Saudara termuda dari ibu Disebut juga ncu jika belum menikah.
Ine we Saudara tertua dari ibu Disebut juga we jika belum menikah.
Ine lah / ngah Saudara tengah dari ibu Tidak termasuk yang termuda atau tertua.
Ine mude / ude Tiri Istri kedua dari ayah.
Ine unggel Istri dari ama unggel Tidak memiliki saudara perempuan/laki-laki.

Sebagai Panggilan Hormat

  • Orang tua atau tokoh penting perempuan sering dipanggil "ine" meskipun tidak ada hubungan keluarga langsung.
  • Digunakan dalam narasi, ritual, dan percakapan formal maupun informal.

Variasi Dialek

  • Di Gayo Laut, hanya menggunakan ine tanpa tambahan pronomina.
  • Di Gayo Lues, bisa ditambahkan kam ine untuk bentuk lebih sopan.
  • Dalam konteks bertanya asal seseorang:
    • Ari si ine? (Gayo Laut)
    • Ari si kam ine? (Gayo Lues)

Korpus Linguistik dan Budaya

  • Budaya Matrilineal Parsial: Meskipun masyarakat Gayo dominan patrilineal, konsep ine mencerminkan penghargaan terhadap peran ibu dan wanita dalam struktur keluarga.
  • Identitas Sosial: Pĕrinen menjadi bagian dari identitas sosial perempuan dewasa.
  • Penting dalam Adat: Digunakan dalam prosesi perkawinan, pelantikan pemimpin, dan ritual keluarga besar.
  • Variasi Dialek: Perbedaan penggunaan kata seperti kam ine, ine ncu, dll., mencerminkan keragaman dialek dan tradisi lokal.

2. Iné

  • Salabisasi: i-né

  • Kelas Kata: Nomina (kata benda)

  • Makna:

    • Sirih hias atau sirih dalam bentuk simbolis yang digunakan dalam acara pernikahan adat Gayo, sebagai versi yang lebih sopan dan santun dari kata kacar (sirih).
    • Berasal dari bahasa Arab "hinna", tetapi dalam konteks budaya Gayo tidak merujuk pada tanaman henna, melainkan pada simbol penghormatan dalam ritual perkawinan.
  • Fungsi Utama:

    • Digunakan secara eksklusif dalam prosesi adat perkawinan Gayo, terutama dalam tahap neik iné.
    • Menjadi bagian dari sesaji simbolis yang diberikan oleh pihak laki-laki kepada keluarga wanita sebelum masuk ke rumah calon suami.

Contoh Penggunaan

  1. Neik iné (lihat entri "teik")
    ➜ Tanda tunangan; Ritual dalam prosesi pernikahan Gayo di mana pihak laki-laki memberikan iné (sirih hias), beras, dan barang-barang berharga lainnya sebagai tanda hormat dan permohonan penerimaan secara adat.

  2. malam bĕriné
    ➜ Dalam dialek Gayo Lues, malam pertama disebut juga malem bĕriné, mengacu pada tradisi dan makna simbolis dari iné dalam konteks pernikahan.

Asal Usul Bahasa

  • Pinjaman dari bahasa Arab: "hinna", tetapi dalam konteks budaya Gayo tidak memiliki kaitan langsung dengan seni henna atau tanaman Lawsonia inermis.
  • Diadaptasi menjadi istilah lokal yang berfungsi sebagai kata ganti yang lebih deftig/sopan dari kacar (sirih).

Peran dalam Budaya dan Adat Perkawinan

  • Iné adalah bagian dari rangkaian upacara adat perkawinan Gayo.
  • Digunakan dalam ritual simbolis sebelum neik mas (mahar), yaitu saat pihak laki-laki resmi memasuki rumah calon pasangan.

Dialek Lokal

  • Dipakai secara luas dalam Gayo Laut dan Gayo Lues, meskipun variasi frasa seperti malem bĕriné hanya ditemukan di Gayo Lues.