Gegur - Fikaramandio/korpus-bahasa-Gayo GitHub Wiki

GEGUR

Salabisasi: gĕ-gur
Kelas Kata: Nomina

Makna:
Gegur adalah istilah untuk menyebut suara gemuruh petir atau guntur (donder) yang sering dikaitkan dengan pertanda alam, seperti hujan atau bencana. Suara ini mirip dengan gĕguk, tetapi lebih spesifik merujuk pada fenomena petir yang menggelegar.

Fungsi Utama:
Kata ini digunakan untuk merujuk pada suara gemuruh petir yang dianggap memiliki makna spiritual atau simbolis dalam budaya Gayo, seperti pertanda datangnya hujan atau wabah penyakit.

Contoh Penggunaan:

  • Sine kupĕngé ara gĕgur, malé uren bang: Tadi saya mendengar suara petir, mungkin akan turun hujan.

  • Datu Tinjō Langit mugĕgur ilamat malé gèh pĕnyakit: Ketika Datu Tinjō Langit menggelegar, itu pertanda bahwa wabah penyakit sedang mendekat.

Tinjo Langit

Yang dimaksud dengan Datu Tinjo Langit adalah; Di daerah Nalon ada sebuah gunung yang bernama Bur Prajah, di Selatannya ada gunung Tinjo Langit, di kawasan tersebut terdapat formasi batu yang mirip dengan manusia, saat itu (sampai tahun 1903) formasi batu itu diyakini jelmaan manusia yang disebut Datu (Ayahnya kakek). Jika batu ini menimbulkan suara bergetar (geguk), diyakini akan datang bencana, suara geguk terdengar diseluruh Gayo, seperti saat epidemi kolera

Variasi Penggunaan:

  • Istilah ini dapat digunakan secara literal untuk mendeskripsikan suara petir maupun secara metaforis untuk menggambarkan tanda-tanda alam atau spiritual.
  • Frasa seperti mugĕgur (gemuruh) menunjukkan penggunaan kata ini dalam konteks aktivitas spiritual atau fenomena mistis.
  • Sinonim: Dalam bahasa Indonesia, sinonimnya adalah "petir," "guntur," atau "gemuruh."