Deret - Fikaramandio/korpus-bahasa-Gayo GitHub Wiki

Deret

Salabisasi: de-ret

Kelas kata: Nomina

Makna:

  1. Tanah atau permukaan tanah
  2. Daratan, wilayah daratan, atau pedalaman, khususnya dalam konteks berlawanan dengan air (laut, sungai, atau danau).
  3. Luar rumah atau area di luar bangunan, berlawanan dengan bagian dalam rumah.

Fungsi Utama: Kata ini digunakan untuk menyebut tempat atau lokasi tertentu, baik secara fisik (tanah, daratan, luar rumah) maupun dalam konteks geografis atau budaya.

Contoh Penggunaan:

  • Laut deret nge kuarung
    Saya telah bepergian melalui laut dan daratan.

  • Be(r)deret aku blōh, gere bĕrprau
    Saya pergi melalui daratan, bukan dengan perahu.

  • Nti i deret e pujĕnyong
    Jangan berdiri di luar, masuklah ke dalam.

  • Deret ni umah
    Bagian luar rumah (seperti halaman, serambi, atau area terbuka).

  • I deret n kampung Penampakan ara pĕjudén
    *Di luar kampung Penampakan ada tempat perjudian

    • Nge sawah ku deret n uten
      Sudah keluar dari hutan.
  • Kuweten kōrōé ari deret n weré
    *Saya menganbil kerbaunya dari luar kandang

  • Istilah deret sering digunakan dalam konteks geografis untuk membedakan antara wilayah pedalaman (deret) dan wilayah perairan (laut atau tawar). Misalnya, nama "Gayoland" yang disebut deret merujuk pada wilayah pedalaman yang merupakan bagian dari sistem sungai Jambo Ayé atau Jĕmér. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Gayo memiliki identitas budaya yang erat kaitannya dengan lingkungan geografis mereka.

  • Dalam konteks rumah tradisional, deret ni umah mencerminkan pentingnya pembagian ruang dalam kehidupan sehari-hari. Bagian luar rumah sering digunakan untuk aktivitas sosial, seperti menerima tamu atau melakukan pekerjaan rumah tangga, sementara bagian dalam lebih privat.

  • Dalam kehidupan modern, penggunaan istilah deret tetap relevan, terutama dalam konteks arsitektur tradisional dan pengetahuan lokal tentang lingkungan alam.


Kuderet

Salabisasi: ku-deret

Kelas kata: Verba

Makna: Pergerakan atau tindakan pergi ke daratan (dari air atau perahu), keluar dari suatu tempat, atau meninggalkan suatu area. Kata ini juga digunakan dalam konteks abstrak untuk menggambarkan pelanggaran norma atau aturan.

Fungsi Utama: Kata ini digunakan untuk menyatakan tindakan "keluar," "pergi ke luar," atau "meninggalkan" sesuatu, baik secara fisik maupun metaforis.

Contoh Penggunaan:

  1. Kuderet ari wan kampung berprang
    Keluar dari kampung untuk pergi berperang.

  2. Nge kuderet ulen
    Bulan sudah keluar (muncul)

  3. Kuderet ari wan edet urum hukum
    Melanggar norma dan hukum yang telah ditetapkan.

  4. Ikuderetié musuhé
    Mereka keluar (dari benteng) untuk menghadapi musuh.

  5. Ikuderetné jĕma si pĕrusuh ari wan kampung
    Mereka mengusir pencuri dari kampung.

  6. Ngudereten luju ari wan sarungé
    Mengeluarkan pisau dari sarungnya.

  7. Berkuderet turah kite bésilō bĕprang
    Kita harus keluar dari benteng untuk bertempur sekarang.

  • Variasi penggunaan:

    • Kuderet: Bentuk dasar, merujuk pada tindakan keluar atau meninggalkan.
    • Ikuderet: Bentuk aktif, misalnya ikuderetié musuhé (mereka keluar untuk menghadapi musuh).
    • Nguderet: Bentuk verba dengan awalan ng- (misalnya ngudereten luju).
  • Konteks budaya:

    • Dalam masyarakat Gayo, kata kuderet sering digunakan dalam konteks aktivitas sehari-hari, seperti keluar dari rumah, desa, atau wilayah tertentu. Hal ini mencerminkan pentingnya mobilitas dalam kehidupan sosial dan ekonomi.
    • Ungkapan seperti kuderet ari wan edet urum hukum menunjukkan bahwa kata ini juga memiliki makna abstrak, yaitu melanggar norma atau aturan yang telah disepakati oleh masyarakat. Ini mencerminkan nilai-nilai moral dan hukum adat yang kuat dalam budaya Gayo.
    • Frasa seperti berkuderet turah kite bésilō bĕprang menunjukkan bahwa kata ini sering digunakan dalam konteks konflik atau peperangan, mencerminkan semangat kolektif dan solidaritas dalam masyarakat.
  • Aspek linguistik:

    • Kata kuderet dibentuk dari awalan ku- dan kata dasar deret, yang berarti "daratan" atau "luar." Ini menunjukkan bahwa bahasa Gayo menggunakan proses afiksasi untuk membentuk kata-kata baru dengan makna spesifik.