Bunyi - Fikaramandio/korpus-bahasa-Gayo GitHub Wiki

Sistem bunyi bahasa Gayo mencakup konsonan, vokal, dan diftong berikut:

  1. Konsonan: k, ء (hamzah), g, ng, tj (c), dj (j), nj (ny), t, d, n, p, b, m, r, l, j, w, s, h
  2. Vokal: a, e, i, é, è, oe(u), ō, ò, ĕ
  3. Diftong: ai (sering dilafalkan sebagai ei) dan au

(a). Bunyi "k" dalam Dialek Laut dan Gayo Lues Dialek Laut (L): Bunyi penutup "k" sering tidak diucapkan sempurna (dianggap "tertelan"). Contoh: anak diucapkan sebagai anaq. Dialek Gayo Lues (GL): Bunyi penutup "k" berubah menjadi hamzah (ء). Hamzah ini tetap ada jika diikuti oleh sufiks atau kata enklitik yang dimulai dengan vokal. Contoh: anaké diucapkan sebagai anaءé. Catatan: Untuk keseragaman penulisan dalam kamus, perubahan ini tidak selalu tercermin, dan huruf "k" tetap digunakan.

(b). Hamzah Hamzah (ء): Menandai suara "potong" atau "henti napas." Penandaan hamzah hanya dilakukan jika bunyi tersebut ada dalam kedua dialek utama (Laut dan Gayo Lues). Genasaleerde Hamzah (ع): Variasi khusus hamzah dengan elemen nasal (mirip "n" atau "ng" terhubung dengan hamzah). Contoh: paعè, di mana bunyi nasal-hamzah ini menjadi ciri khas pengucapannya. Berikut adalah versi yang telah diperbaiki dengan penambahan contoh dalam bahasa Indonesia untuk mempermudah pemahaman:

(c). Konsonan Khas Bahasa Gayo Bahasa Gayo memiliki variasi bunyi konsonan yang unik dibandingkan dengan bahasa lain seperti bahasa Indonesia atau Belanda. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai konsonan khas dalam bahasa Gayo, disertai contoh dalam bahasa Indonesia:

g Pengucapan: Diucapkan seperti "g" dalam bahasa Prancis (mirip dengan gh dalam beberapa dialek Arab). Bunyi ini lebih lembut dibandingkan dengan "g" keras dalam bahasa Indonesia. Contoh dalam bahasa Indonesia: Dalam bahasa Indonesia, "g" diucapkan keras seperti dalam kata gigi. Namun, dalam bahasa Gayo, bunyi g lebih mirip dengan pelafalan dalam kata garis jika diucapkan sangat halus.

c (tj)

Pengucapan: Mirip dengan "ch" dalam bahasa Inggris (church). Contoh dalam bahasa Indonesia: Bunyi ini tidak ada dalam bahasa Indonesia, tetapi bisa dibandingkan dengan pelafalan c dalam kata cinta, meskipun dalam bahasa Gayo bunyinya lebih mendekati ch dalam church. j (dj)

Pengucapan: Mirip dengan "j" dalam bahasa Inggris (judge). Contoh dalam bahasa Indonesia: Dalam bahasa Indonesia, "j" diucapkan seperti dalam kata jalan. Namun, dalam bahasa Gayo, pelafalannya lebih mendekati j dalam judge (bahasa Inggris).

t

Pengucapan: Diucapkan dengan bunyi yang jelas dan tajam, mirip dengan "t" dalam bahasa Indonesia. Contoh dalam bahasa Indonesia: Bunyi ini serupa dengan pelafalan t dalam kata tangga atau tahu.

d

Pengucapan: Lebih halus dibandingkan dengan "d" dalam bahasa Indonesia atau Belanda. Ada nuansa yang lebih "tipis" dalam pengucapannya. Contoh dalam bahasa Indonesia: Dalam bahasa Indonesia, "d" diucapkan keras seperti dalam kata dada. Namun, dalam bahasa Gayo, pelafalannya lebih mirip dengan d dalam kata dedaunan jika diucapkan sangat lembut.

p

Pengucapan: Diucapkan dengan bunyi tegas, mirip dengan "p" dalam bahasa Indonesia. Contoh dalam bahasa Indonesia: Bunyi ini serupa dengan pelafalan p dalam kata paku atau panjang.

(b).

Pengucapan: Lebih lembut dibandingkan dengan "b" dalam bahasa Indonesia atau Belanda. Ada kesan yang lebih ringan dalam pengucapannya. Contoh dalam bahasa Indonesia: Dalam bahasa Indonesia, "b" diucapkan keras seperti dalam kata buku. Namun, dalam bahasa Gayo, pelafalannya lebih mirip dengan b dalam kata bisa jika diucapkan sangat halus. Bunyi Hidung (ng, ny, n, m):

Penjelasan: Keempat bunyi ini melibatkan resonansi nasal dan dapat "mewarnai" vokal berikutnya dengan karakteristik nasal. Fenomena ini adalah salah satu ciri khas fonetik dalam bahasa Gayo, di mana vokal yang muncul setelah konsonan nasal dapat terdengar lebih "bernasal" dibandingkan jika tidak dipengaruhi oleh konsonan tersebut. Contoh dalam bahasa Indonesia: ng: Mirip dengan bunyi ng dalam kata singer (bahasa Inggris) atau nganu (bahasa Jawa). Contoh: mayó (lebih bernasal daripada ayo). ny: Mirip dengan ny dalam kata nyanyi (bahasa Indonesia). Contoh: nayö (lebih bernasal daripada ayo). n dan m: Diucapkan seperti biasa dalam bahasa Indonesia, tetapi dengan resonansi nasal yang lebih terasa. Contoh: manuk (lebih bernasal daripada anak).

(d). Kombinasi Konsonan Nasal

Kombinasi antara konsonan nasal (m, n, ng) dengan konsonan lain diucapkan sebagai satu kesatuan bunyi.

Contoh: mpus → mp-us ncara → nc-ara bingki → bi-ngki Penambahan Vokal Pendek ĕ: Kadang-kadang ditambahkan untuk memudahkan pengucapan. Contoh: mpus → ĕmpus ncara → ĕncara

(e). Konsonan Lunak

Dalam kombinasi antara konsonan nasal (n, m, ng) dengan konsonan lembut (g, j, d, b), konsonan kedua sering diucapkan sangat samar.

Contoh: nge vs. ngge menye vs. menje kunde vs. kune

(f). Huruf Penghubung L dan R: Mudah membentuk kombinasi suara dengan konsonan lain. Contoh: kl, gl, pl, bl, kr, pr, gr, br, tr, dr. J dan W: Bertindak sebagai semi-vokal dan kadang tidak ditulis jika hanya berfungsi sebagai transisi suara. Contoh: tōa (diucapkan tōwa) iung (diucapkan iyung)

(g). S, H, A, dan E

S: Diucapkan sedikit melalui celah gigi dengan nada "lispelend." H: Lebih jelas terdengar dibandingkan dalam bahasa lain. Kadang bergantian dengan hamzah atau hilang di antara vokal. A: Dapat diperpanjang menjadi aa karena penghilangan konsonan tertentu. Contoh: paan dari pan. E: Mirip dengan e dalam bahasa Jerman, tetapi condong ke arah a.

(h). Diftong Diftong seperti ai (sering dilafalkan sebagai ei) dan au diucapkan dengan sangat pendek dan tajam. Contoh: neik, tei, bau, saut.