Bulang - Fikaramandio/korpus-bahasa-Gayo GitHub Wiki
Bulang
bu-lang
Kelas Kata: Nomina
Makna: Kain penutup kepala yang biasanya terbuat dari kain impor.
Fungsi Utama: Kata ini digunakan untuk menyebut berbagai jenis penutup kepala tradisional dalam budaya Gayo, dengan variasi tertentu berdasarkan bentuk, warna, motif, dan konteks penggunaannya.
Jenis0jenis bulang:
- Bulang batik: Penutup kepala dengan motif batik.
- Bulang bèdang: Penutup kepala berbahan kain hitam yang dilipat kaku, dikenakan oleh mempelai pria setelah upacara pernikahan utama selesai.
- Bulang kaul/kol: Penutup kepala besar berwarna putih dengan hiasan emas, dikenakan oleh mempelai pria selama hari-hari perayaan pernikahan.
- Bulang kriel: Penutup kepala dengan pinggiran benang logam.
- Bulang sòkòm: Penutup kepala merah bergaya Aceh kuno.
- Bulang cěkala: Penutup kepala merah dan putih gaya Kling (India).
- Bulang cekaróm': Penutup kepala bergaya Kling (india) dengan motif batik, sering digunakan dalam acara adat.
Konteks yang berbeda Kata měmbulang, adalah perintah atau aba-aba untuk guru didong memulai pertunjukannya sambil menggunakan bulang-nya bulang sali adalah istilah yang digunakan untuk ayam yang dipasang pisau di kedua kakinya sebagai taji untuk ayam sambung
Berikut adalah tabel yang merangkum persamaan dan perbedaan ketiga jenis penutup kepala Gayo untuk pria (Bulang, Jĕmbòlang, dan Kěpiah) berdasarkan elemen-elemen seperti bahan, fungsi, konteks penggunaan, dan nilai budaya.
Tabel Persamaan dan Perbedaan Ketiga Jenis Penutup Kepala Gayo
Aspek | Bulang | Jĕmbòlang | Kěpiah |
---|---|---|---|
Bahan | Kain impor (katun, sutera), sering dengan motif batik atau hiasan logam. | Kain katun atau sutera besar, kadang dari kain pinggang (upuh). | Rotan (kěpiah owé), serat aren (kěpiah imbòk/ijuk), benang katun (kěpiah alpi), atau logam (kěpiah těmbege). |
Fungsi Utama | Penutup kepala dalam acara adat (pernikahan, upacara), simbol status sosial. | Pelindung kepala dari panas matahari atau dalam konteks perang; juga sebagai atribut identitas. | Penutup kepala sehari-hari atau dalam acara adat, mencerminkan kesederhanaan dan identitas budaya. |
Konteks Penggunaan | Acara adat seperti pernikahan, pertemuan adat, atau upacara penting. | Aktivitas lapangan (pertanian, perang), melindungi kepala dari cuaca ekstrem. | Digunakan oleh pria dewasa sehari-hari, terutama generasi tua; beberapa jenis dipakai dalam acara adat. |
Pengguna | Pria dan wanita, terutama mempelai pria dalam pernikahan. | Pria dewasa, prajurit, atau pekerja lapangan. | Pria dewasa, terutama generasi tua. |
Nilai Budaya | Simbol kemegahan, keagungan, dan identitas budaya dalam acara adat. | Simbol keberanian, perlindungan, dan adaptasi terhadap lingkungan. | Simbol kesederhanaan, kerajinan lokal, dan hubungan budaya dengan Aceh. |
Ukuran | Relatif kecil hingga sedang, dililitkan atau dikenakan langsung di kepala. | Besar, dililitkan berkali-kali di kepala dengan ujung menjuntai ke belakang tubuh. | Kecil, menyerupai peci modern atau kopiah. |
Hiasan | Motif batik, hiasan logam, atau warna-warna tertentu sesuai status sosial. | Tidak memiliki hiasan khusus, lebih fokus pada fungsi praktis. | Beberapa jenis memiliki hiasan logam (kěpiah těmbege) atau pola tradisional. |
Contoh Variasi | Bulang bèdang, bulang kol, bulang cekaróm'. | Jĕmbòlang sederhana atau dibuat dari kain pinggang (upuh). | Kěpiah owé, kěpiah imbòk, kěpiah reje sam, kěpiah těmbege. |
Status Saat Ini | Masih digunakan dalam acara adat, tetapi jarang dalam kehidupan sehari-hari. | Jarang digunakan, hanya dalam konteks tradisional atau rekonstruksi budaya. | Sebagian masih digunakan oleh generasi tua, namun jenis tertentu (kěpiah těmbege) kini langka. |
Persamaan Ketiga Jenis Penutup Kepala
- Fungsi Praktis: Ketiganya dapat digunakan untuk melindungi kepala dari cuaca ekstrem, seperti panas matahari.
- Simbol Identitas Budaya: Ketiganya mencerminkan identitas budaya Gayo, baik dalam konteks sehari-hari maupun acara adat.
- Digunakan oleh Pria: Ketiga jenis penutup kepala ini utamanya dikenakan oleh pria, meskipun bulang juga digunakan oleh wanita dalam konteks tertentu.
- Adaptasi Material Lokal: Semua jenis penutup kepala ini menggunakan material lokal atau bahan yang mudah ditemukan di wilayah Gayo, seperti rotan, serat aren, atau kain tradisional.
Perbedaan Ketiga Jenis Penutup Kepala
-
Bahan dan Ukuran:
- Bulang: Berbahan kain, ukuran relatif kecil hingga sedang.
- Jĕmbòlang: Berbahan kain besar, ukuran jauh lebih besar dan dililitkan berkali-kali.
- Kěpiah: Berbahan rotan, serat aren, atau benang katun, ukuran kecil seperti peci modern.
-
Konteks Penggunaan:
- Bulang: Digunakan dalam acara adat penting seperti pernikahan.
- Jĕmbòlang: Digunakan dalam aktivitas lapangan atau perang.
- Kěpiah: Digunakan sehari-hari oleh pria dewasa, terutama generasi tua.
-
Nilai Estetika vs Fungsionalitas:
- Bulang: Lebih menonjolkan nilai estetika dan simbol status sosial.
- Jĕmbòlang: Lebih menekankan fungsi praktis sebagai pelindung kepala.
- Kěpiah: Menggabungkan nilai estetika tradisional dengan kesederhanaan.
-
Frekuensi Penggunaan Saat Ini:
- Bulang: Masih digunakan dalam acara adat, tetapi jarang dalam kehidupan sehari-hari.
- Jĕmbòlang: Hampir tidak digunakan lagi, kecuali dalam rekonstruksi budaya.
- Kěpiah: Masih digunakan oleh generasi tua, meskipun beberapa jenis sudah langka.