Boh - Fikaramandio/korpus-bahasa-Gayo GitHub Wiki

Boh

1

Salabisasi: Boh Kelas Kata: Kata kerja (verba).

makna:

  • Meletakkan, menaruh, menempatkan, mengatur, menyebabkan, menciptakan sesuatu, melakukan sesuatu, memberikan, menggunakan, menetapkan, menyebabkan sesuatu terjadi.
  1. Tindakan Fisik: Meletakkan, menaruh, mengambil.
  2. Penyebab atau Akibat: Menyebabkan sesuatu terjadi.
  3. Memberikan atau Menyampaikan: Memberikan sesuatu kepada orang lain.
  4. Ritual/Budaya: Digunakan dalam konteks ritual atau budaya.
  5. Larangan/Ketidakmampuan: Tidak bisa/tidak boleh.
  6. Kehidupan Sehari-hari: Digunakan dalam konteks nasi/hidangan.
  7. Metaforis/Simbolis: Digunakan secara metaforis atau simbolis.
  8. Sosial/Ekonomi: Digunakan dalam konteks sosial atau ekonomi.

Contoh Kalimat dalam Bahasa Gayo:

  1. Mbōh krō ku wan pinggen: Mengambil nasi dan meletakkannya di piring.
  2. Ibōhé gěral n anaké Amin: Dia memberi nama anaknya Amin.
  3. Gere terbōh kō kĕn reje: Tidak bisa (tidak boleh) kamu menjadi reje.
  4. Nge bĕrbōh krō bèsilō: Nasinya sudah tersedia dalam piring sekarang.
  5. Nge mbèh pirak n nama pudah a ibōhkō: Sudah habis perak (harta) ayah kamu yang lakukan.

Variasi dialek:

  • Boh, buh, bōbōh, bubuh (dalam dialek Bebesen: bòh, bòbòh).
  • Dalam bentuk kata kerja yang sudah dikonjugasi menjadi mbōh, mbōbōh (Bebesen: mbòh, mbòbòh).

Pengelompokan Berdasarkan Konteks:

Tindakan Fisik

(Meletakkan, Menaruh, Mengambil):

  • Mbōh krō ku wan pinggen: Mengambil nasi dan meletakkannya di piring.
  • Mbōh jantar ku wan cawan: Mengambil sayur dan meletakkannya di mangkuk.
  • Rom bédné ibōhié ku wan kĕben: Padi semuanya dimasukkan ke dalam lumbung.
  • Terbōh aku krō ku wan cawan: Tanpa sengaja saya menuangkan nasi ke dalam mangkuk (padahal seharusnya ke piring).
  • Gere tĕrbōh aku labu ini ku para sie, atas tu: Aku tidak bisa meletakkan kendi air minum ini di para (rak tinggi), terlalu tinggi.

Penyebab atau Akibat

(Menyebabkan Sesuatu Terjadi):

  • Aku mbōhe mugah jěma sō: Aku yang menyebabkan orang itu terluka.
  • Murójók matangku ibōh kayu: Mataku tertusuk kayu.
  • Jěma maté ibōh bedil déba, maté ibōhi luju déba: Sebagian meninggal karena ditembak, sebagian karena pisau.
  • Sana (si)mbōhé maté?: Apa penyebab kematiannya?
    • Maté sakit : Dia meninggal karena sakit.

Memberikan atau Menyampaikan Sesuatu:

  • Ibōhé gěral n anaké Amin: Dia memberi nama anaknya Amin.
  • Nge kupetibōhen krōme ku aka sō kasé: Aku sudah menyuruh kakakku menyiapkan nasi untukmu nanti.
  • Ibōdné roa pèng kèn óròs: Dia memberikan dua pèng untuk beras.
  • Beingku mbōh aku: Suamiku yang membuatku hamil.

Penggunaan dalam Ritual atau Budaya:**

  • Mbōh kěkeberen: Menyampaikan dogeng (bercerita).
  • Mbōh sumpah: Memberikan sumpah (bersumpah).
  • We ibōn kèn reje: Dia diangkat menjadi reje (pemimpin atau raja).
  • Ibō(h)bōhé tajuk k' ulué mějenjen: Ditancapkan dan ditatanya bunga di kepalanya sesekali.

Larangan atau Ketidakmampuan

(Tidak Bisa/Tidak Boleh):**

  • Gere terbōh: Tidak boleh atau tidak bisa.
  • Gere terbōh kō blōh serelō ‘ni: Kamu tidak boleh pergi hari ini atau kamu tidak akan mampu pergi hari ini.
  • Gere terbōhkō mane é: Tidak bisa kulakukan kemarin.
  • Gere tĕrbōh kō kĕn reje: Tidak bisa (tidak boleh) kamu menjadi reje (misalnya karena tidak cakap atau tidak memenuhi syarat).

Penggunaan dalam Kehidupan Sehari-hari

  • Nge bĕrbōh krō bèsilō: Nasinya sudah tersedia dalam piring sekarang - bukan diambil sendiri.
  • Sĕnta geh jamu, nge ibōhé krō, pĕrbōh pĕdih we: Begitu tamu datang, dia segera mengambil nasi, sangat suka mengambil dia.
  • Sĕnuk pĕmbōh n krō: Sendok untuk mengambil nasi.
  • Pembōbōh: Nasi tambah.
  • Nti mi naè ibōhkō pĕmbōbōh, gënap batang èdangen ini pé: Tidak perlu lagi disiapkan nasi tambah, jumlah hidangan ini sudah cukup.

Penggunaan Metaforis atau Simbolis:

  • Boenge bĕrbōh: Bunga tiruan (bunga buatan).
  • Janggut bĕrbōh: Janggut palsu (seperti yang dipakai panglima perang untuk tampak lebih menakutkan).
  • Nge berbōhen krōé. jamué gör' ilón gèh: Semua sudah mengambil nasi, padahal tamunya belum datang - kebiasaan di Gayo mestinya tamu undangan didahulukan makan, bukan tuan rumah.

Penggunaan dalam Konteks Sosial atau Ekonomi:

  • Nge mbèh pirak n nama pudah a ibōhkō: Sudah habis perak (harta) ayah kamu yang lakukan, gara-gara kamu harta Ayah sampai habis.
  • Nti běrtirō ibōh kō, běrběli, kati dělé: Jangan meminta, belilah agar bisa mendapatkan lebih banyak.
  • Lang kěkaburné a iosahé mien aku maan, tapé gere nè bèrglih kurik ibōhé: Keesokan paginya dia memberiku makan lagi, tetapi kali ini tidak dengan ayam.

2

Kelas Kata: Partikel anjuran/dorongan.

Makna:

  • Partikel untuk mendorong tindakan, mengekspresikan keputusan, atau memberikan alternatif.
    • Terjemahan: "Ayo!", "Baiklah!", "Kalau begitu!", "Entah ini, entah itu."

Fungsi: -partikel anjuran atau dorongan, yang digunakan untuk mendorong seseorang melakukan sesuatu, memberikan motivasi, atau mengekspresikan keputusan dalam situasi tertentu.

Subkategori:

  1. Anjuran/Dorongan untuk Bertindak: Digunakan untuk mendorong seseorang melakukan sesuatu.
  2. Ekspresi Keputusan/Kesepakatan: Menunjukkan persetujuan atau keputusan dalam situasi tertentu.
  3. Permintaan Pendapat/Pertimbangan: Digunakan untuk meminta pendapat atau pertimbangan dari orang lain.
  4. Ekspresi Alternatif: Digunakan untuk menyatakan dua kemungkinan atau pilihan.

Contoh Kalimat dalam Bahasa Gayo:

  1. Bōh kō bědidóng bĕsilō: Ayo, kamu sekarang pergi bermain didòng!
  2. Bōh kite blōh ku Acéh: Ayo kita pergi ke Aceh!
  3. Ike bèta we turah, bětangguh aku ku kam bōh umur sěpuluh ari 'ni: Jika sudah begitu, saya minta penundaan selama sepuluh hari.
  4. Bōh lang, bōh gere, aku blōh we lang: Apakah hujan atau tidak, saya tetap akan pergi besok.
  5. Bōh ningkam kune: Baiklah, coba katakan, apa pendapatmu tentang ini?

Catatan Budaya:

  • Penggunaan bōh sebagai partikel anjuran mencerminkan nilai-nilai keramahan dan kolaborasi dalam budaya Gayo. Kata ini sering digunakan untuk memotivasi orang lain, mengambil keputusan bersama, atau mengekspresikan fleksibilitas dalam situasi tertentu.
  • Dalam konteks sosial, bōh juga menunjukkan sikap terbuka terhadap berbagai kemungkinan atau solusi, seperti dalam frasa "bōh lang, bōh gere" (baik hujan, baik tidak hujan).

Pengelompokan Berdasarkan Konteks:

Anjuran atau Dorongan untuk Bertindak:

  • Bōh kō bědidóng bĕsilō: Ayo, kamu sekarang yang berdidòng!
  • Bōh kite blōh ku Acéh: Ayo kita pergi ke Aceh!
  • **Bōh mi, kĕné **: baiklah, katanya
  • Bōh uren, bōh gere, aku blōh we lang: mau hujan atau tidak, saya tetap akan pergi besok.

Ekspresi Keputusan atau Kesepakatan:

  • Ike bèta we turah, bětangguh aku ku kam bōh, umur sěpuluh ari 'ni: Kalau memeng harus begitu, saya minta penundaan ya, selama sepuluh hari.
  • Bōh lang, bōh suei kubèri: Entah besok, entah lusa kuberi.
  • Bōh lang, bōh suei, nti nè běta lagumu: entah besok, entah lusa, jangan lagi seperti itu kelakuan mu

Permintaan Pendapat atau Pertimbangan:

  • Bōh ningkam kune: Baiklah, bagaimana menurut anda atau apa pendapatmu tentang ini?

Ekspresi Alternatif:

  • Bōh ….. bōh …..: Iya...Iya, atau baiklah..... baiklah.... - persetujuan

3 Bòh

Kelas Kata: Partikel persetujuan.

Makna:

  • Menunjukkan persetujuan atau kesepakatan terhadap perintah, permintaan, atau situasi tertentu.
    • Terjemahan: "Baiklah!", "Setuju!", "Ya!", "Oke!"

Fungsi: Kata bòh dalam konteks ini berfungsi sebagai partikel persetujuan, yang digunakan untuk menunjukkan kesepakatan atau persetujuan terhadap suatu pernyataan, permintaan, atau perintah. Artinya dapat diterjemahkan sebagai:

  • "Baiklah!", "Setuju!", "Ya!", "Oke!"

Pengelompokan Berdasarkan Konteks:

Persetujuan atas Perintah atau Permintaan:

  • Blōh pé kō ku sō. — Bòh, kěné : Pergilah kamu kesana — Baiklah, katanya.

  • Nti kō pěsěsinggah iděné. — Bòh, kěné : Jangan kamu singah-singah lagi dijalan menuju kesana, — Baiklah, katanya.

  • Ulak mi aku. — Bòh, kené : Aku akan pulang — Baiklah, katanya.

Penggunaan dalam Ritual Sosial (Meminta Izin):

  • Lang nti kō blōh-blōh win ari umah 'ni, bòh?: Besok jangan kemana-mana dirumah saja, ya nak?

    • Bóh, kěné : Baikla katanya.

    Catatan Budaya:
    Ini adalah salah satu formula standar dalam budaya Gayo, di mana seseorang yang sedang berkunjung meminta izin kepada tuan rumah untuk pulang (běrsinen). Tuan rumah biasanya menjawab dengan bòh, atau lebih sopan dengan ngōk atau jěròh.